009. He knows

117 10 0
                                    

Keesokan harinya..

Seperti yang Yuvi bilang, malam ini adalah acara launching produk baru dari salonnya. Banyak tamu – tamu penting yang datang. Mulai dari selebgram, beauty vloger, model, beberapa artis, orang – orang yang mempunyai usaha di bidang yang sama dengannya, sampai pengusaha – pengusaha kaya. Ia juga mengundang anak – anak Mansion. Tapi tidak semua hadir karna sebagian ada yang datang ke acara battle yang di ikuti oleh Kamal dan Ella. Lagipula tadi pagi mereka semua sudah memberi ucapan selamat kepadanya. Itu lebih dari cukup. Hanya Yohan, Hendry, Grace, Shannon, dan Stevy yang datang. Stevy? Yes, setelah mengetahui Hendry akan datang ke acaranya, Yuvi menyuruhnya mengajak Stevy. Mau kenalan katanya.

Acara pun dilangsungkan dengan meriah, tetapi tidak menghilangkan kesan elegannya. Diiringi dengan penampilan dari band terkenal, menambah suasana meriah acara tersebut.

"Kalian ngga dateng ke battle Kamal sama Ella?" tanya Yuvi. Sekarang mereka sedang duduk di salah satu meja yang memang disediakan khusus untuk mereka.

"Ntar bisa nyusul kak. Battle Kamal sama Ella kan biasanya kelarnya malam banget. Bahkan kadang sampe tengah malam" jawab Grace.

"Battle apa kak?" tanya Stevy pada Shannon yang kurang paham dengan arah pembicaraan mereka.

"Dance battle. Di Mansion ada dua dancer yang lumayan terkenal. Subscriber youtubenya juga banyak. Mereka ngga pernah ngeskip battle. Nah malam ini ada acara battle. Ntar ikut ya. Sekalian kenalan sama anak Mansion yang lain". Jawab Shannon. Stevy hanya mengangguk.

"Lo yang namanya Stevy ya? Adeknya Hendry? Gue Yuvi" Tanya Yuvi sembari memperkenalkan diri. Tidak lupa dengan senyumnya.

"Iya kak. Salam kenal kak Yuvi". Jawab Stevy sambil membalas senyumnya.

"Gue juga nyusul ke venue battlenya deh. Acaranya juga udah selesai" lanjut Yuvi lagi.

"Bareng gue aja kak. Lo ngga bawa mobil kan?" tawar Yohan.

"Iya gue ngga bawa mobil. Tadi kesini bareng Sandy. Yaudah, gue sama lo ya, Han?" – Yuvi

"Santai kak" – Yohan

"Kak, gue penasaran deh. Hubungan lo sama kak Sandy emang ngga ada perkembangan yang gimana – gimana?" tanya Grace. Tak lama kemudian Yohan mentikut lengannya.

"Lo nanya topik begini bisa ngga sih pelan – pelan? Jangan blak – blakan gitu?" – Yohan.

"Hahaha santai aja kali, Han. Gapapa kok. Ya…kayak yang lo liat aja gue sama Sandy gimana.." jawab Yuvi santai.

"Ngga capek kak ngejarnya?" – Shannon

"Dibilang capek..ya capek..kadang. Tapi gue ngga ada niatan buat nyerah. Sebelum gue bener–bener ditolak"

"Tahan banget lo kak. Gue jadi lo mending udahan" – Grace

"Bohong kalo gue ngga pernah ada di fase pengen nyerah aja ngejar dia. Tapi ujung–ujungnya gue gagal. Namanya perasaan kadang ngga mau berubah dengan mudah sesuai dengan yang kita mau. Apalagi dari Sandynya juga ngga ada tanda–tanda penolakan"

"Lo udah pernah confess kak?" – Shannon. Yuvi hanya menggelengkan kepalanya.

"Kalo kata gue lo jangan nyerah kak" kata Hendry tiba – tiba.

"Ngga tau kenapa gue yakin bang Sandy itu peka kok sama perasaan lo. Karna lo nunjukinnya jelas banget kak. Bahkan anak–anak juga tanpa lo kasih tau mereka bisa tau. Ngga mungkin dia ngga sadar. Tapi dia ngga ada niatan buat ngejauhin lo kan? Artinya lo masih belum boleh nyerah. Kecuali dia bener–bener nolak lo" lanjut Hendry lagi.

"Bener juga sih. Kayaknya anak Mansion pada tau semua deh soal perasaan lo ke kak Sandy gimana. Kecuali kak Sandynya. Tapi itu kayak..ya ngga mungkin aja gitu lho" – Grace. Yuvi hanya menghela nafasnya.

Housemate | The Boyz & GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang