BUGH!!!
"GUE UDAH BILANG YA BANGSAT! JANGAN BERANI–BERANI LO SENTUH ELLA!!" teriak Kamal sambil melayangkan sebuah tinjuan ke pipi Malvin.
"Haha..memangnya lo mau apa kalo gue sentuh Ella? Lo siapanya berani ngelarang gue buat nyentuh dia?" kata Malvin dengan nada bicara yang sedikit mengintimidasi.
Juna yang sedari tadi menahan emosi dengan mengepalkan tangannya akhirnya melayangkan satu pukulan juga.
BUGH!!!
"Ngaca lo. Lo juga sekarang bukan siapa–siapanya Ella. Malah keberadaan lo lebih tidak diinginkan disini" kata Juna ngga mau kalah.
"Lo gila, Vin. Sebenernya mau lo apa? Lo sampe ngelanggar aturan battle–" ucap Kamal yang terpotong oleh ketawa Malvin.
"Hahaha…aturan battle lo bilang? Lo pikir gue peduli sama battle? Justru gue ikut battle bukan karna mau menang. Tapi karna mau ketemu Ella. Well, gue ngga kalah–kalah banget sih. Karna bibir gue udah berhasil nyentuh bibir Ella, gue merasa menang" jawab Malvin.
"Wah gila nih orang" kata Juna melayangkan pukulan lain ke arah Malvin yang disusul oleh Kamal yang sedari tadi sudah berusaha menahan emosinya.
Terjadilah adegan pukul–pukulan yang dibintangi oleh Malvin, Juna, dan Kamal. Satria, Eric, dan Sandy berusaha memisahkan mereka bertiga. Tapi malah kena pukulan dari Malvin. Berbeda dengan Eric dan Sandy yang langsung mundur setelah kena satu pukulan dari Malvin, Satria malah membalas pukulannya. Yang mengakibatkan dia mendapatkan pukulan lain sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.
Yuna yang sedari tadi ragu untuk ikut memisahkan mereka, akhirnya maju. Berharap Malvin tidak akan menyerangnya karna dia wanita. Ternyata dia salah. Malvin mendorongnya dengan kasar. Untung ada Eric yang segera menahan wanita itu agar tidak jatuh.
"Kak, lo ke kak Ella aja jangan disini. Bahaya. Kak Ella butuh ada yang nemenin" kata Eric.
"Oke. Pisahin mereka, Ric. Kak Sandy tadi udah nelpon polisi" kata Yuna. Eric mengangguk.
Tak lama kemudian, anak Mansion yang lain datang. Jumlah mereka cukup banyak untuk memisahkan ketiga orang tersebut. Sebagian ada yang mendatangi Ella untuk menenangkannya sekaligus mengobati lukanya.
"Lo mending berhenti disini, Vin. Karna polisi bentar lagi bakal datang" ucap Sandy santai.
"Cih. Beraninya main polisi" kata Malvin meremehkan.
"Takut lo?" ucap Yuvi ngga kalah sinis.
Malvin perlahan mendatangi Yuvi dan mencengkram kedua pipinya dengan kasar.
"Lo cewek diem aja ya!" kata Malvin
Memang pada dasarnya mental Yuvi kuat, ia tidak gentar atau merasa terintimidasi sedikitpun. Ia pun mendorong Malvin sekuat tenaga. Dan Malvin disambut satu pukulan lagi dari Sandy.
"Sekali lagi lo sentuh dia, atau para cewek yang ada disini, habis dulu lo sama gue sebelum jatuh ke tangan polisi" kata Sandy.
Backstage saat ini hanya diisi oleh anak–anak mansion, Rachel dan Malvin. Peserta lain memutuskan untuk keluar karna mengerti situasinya dan tidak ingin ikut campur.
"Emang punya bukti sekuat apa lo berani manggil polisi?"
"Lo pikir ngga ada kamera yang ngerekam?" kata Cherry sambil menunjukkan sebuah video kejadian di panggung tadi.
"Hahaha…yakin lo bukti begini cukup?" kata Malvin mengalihkan pandangannya ke arah Cherry.
Cherry masih berusaha tenang sambil memutarkan video yang lain dan menunjukkannya ke Malvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemate | The Boyz & Girls
FanfictionJust a daily life about The Boyz & Girls Buat cerita yg lebih lengkapnya bisa cek pinned tweet @thenewthings_ Enjoy the story 🥰