2 - On the Road

137 20 1
                                    

Sesuai dengan rencana pasangan laknat tadi, diandra kini sudah duduk di jok motor honda CBR 150 warna hitam milik jamal. Jujur, diandra benci banget sebenarnya dibonceng pakai motor laki kayak gini, karena selain boncengannya yang kecil, dia bingung harus pegangan apa.

Diandra tadi sudah memberikan opsi pada jamal untuk memakai motornya saja, dengan alasan agar bensin jamal tidak habis. Tapi duo kunyuk alias pasangan laknat itu menolak opsi diandra sebelum jamal menjawab.

Mikha beralasan kalau motor diandra lebih boros bensin daripada motor jamal, selain itu teresa juga bilang kalau motor diandra ini jarang diservice, mesinnya kurang halus.

Tentu saja hal itu berakhir dengan diandra memelototi teresa. Tapi pada akhirnya jamal memilih naik motornya sendiri karena dia ga terlalu suka pakai motor milik orang lain.

Diandra pun pasrah saja akhirnya. Kembali lagi dia memusingkan sendiri di dalam otaknya yaitu soal boncengan di motor jamal.

Kalau teresa sih tidak masalah ya, walaupun motor mikha ini ninja dan jok motornya bagaikan prosotan yang dapat mempermudah para muda mudi untuk modus, gadis itu nyaman saja dan malahan langsung memeluk pinggang mikha agar tidak jatuh.

Masalahnya ini yang lagi bonceng diandra adalah pemuda yang bahkan belum pernah ia kenal sebelumnya. Benar satu kampus sih, tapi beda jurusan, beda fakultas, bahkan beda angkatan. Beda domisili juga, jadi bingung diandra bagaimana cara mengakrabkan diri dengan pemuda bernama jamal ini agar tidak canggung selama beberapa jam kemudian.

Ini mereka sekarang sedang iring-iringan naik motor, teresa tampak cekikikan melihat diandra dan jamal yang tampak canggung di atas motor. Bukan jamal sih yang canggung, tapi diandra. Ini diandra duduk tegak bagaikan robot dan dia sampai pegangan jok motor agar tidak terjatuh.

"nyabuk lah diii, jangan tegang gitu ah wkwkw" celetuk teresa dengan santainya.

Nyabuk gundulmu, batin diandra mengumpat. 

Kalau seumpama saat ini menjitak teresa di jalan raya tidak membahayakan dirinya, sedari tadi diandra pasti sudah melakukannya. Karena ngeselin abis, ditambah lagi mikha yang tampaknya juga mendukung apapun yang diucapkan teresa, rasanya diandra ingin melayangkan jitakan maut pada mereka berdua.

"btw kok bisa samaan ya baju kalian wkwk, baru nyadar" kali ini mikha yang berceletuk sebelum dia mendahului laju motor jamal.

Jamal langsung melihat kaca spion, mengecek sendiri apakah benar yang dikatakan mikha.

Dan ternyata benar, jamal baru sadar kalau hoodie yang ia kenakan warnanya sama dengan hoodie milik diandra, sama sama hitam.

"kok bisa samaan ya di hahaha" kata jamal, sesekali melirik diandra dari kaca spion.

"eh.. hehe iya kak, gatau ya kak.. padahal kan ga janjian" jawab diandra canggung.

ini yang ngedate sapa, yang bajunya kopelan sapa, batin diandra

"btw kamu kedinginan?" kata jamal lagi, masih melirik spion dan mendapati diandra agak menggigil akibat dinginnya udara perbatasan kota Malang dan Batu.

"e.. udah enggak kok kak.. hehehe" jawab diandra canggung.

"beneran?" tanya jamal.

"iya udah gak terlalu kok"

"yaudah aku pelan-pelan aja ya kalo gitu, daripada kena angin malah dingin" ujar jamal, dengan gentle-nya.

Tidak sekedar omong kosong, jamal mengendarai motornya tidak secepat tadi. Karena memang kalau ngebut ya bakal kena angin, jamal gak tega melihat diandra kedinginan.

Ridin' ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang