5 - Hujan

103 22 5
                                    

"makasih traktirannya, teresa dan kak mikha" ucap diandra di warung seblak mamang ndut bersama dengan teresa tapi mikha gak ikut soalnya mau bimbingan skripsi. Ini traktiran terakhir setelah seminggu penuh diandra makan apa aja sepuasnya dibayarin Teresa.

Semangkok seblak spesial yang tadi diandra pesan sudah habis ludes, hanya menyisakan tulang ceker ayam saja. Gadis berkulit putih susu itu kini menyendokkan eskrim mc flurry ke dalam mulutnya.

Tadi mikha mampir ke warung seblak mamang ndut sebentar untuk memberikan es krim mc flurry pada diandra, sesuai dengan janjinya.

"udah lunas ya berarti, diandra??" tanya teresa memastikan.

"iya iya lunass, makasih seminggu traktirannya" jawab diandra sebelum menyendokkan eskrim mcflurry lagi di mulutnya.

"hihihi yaudah, btw minggu ini kayaknya aku sama mikha ga kencan lagi" ujar teresa selanjutnya.

"lah kenapa?"

"gapapa, katanya dia ada janjian sama pacarnya" kata teresa, sambil meringis sedikit miris.

"ohh yaudah kalo gitu"

"btw dii, kamu sama kak jamal gimana?"

Diandra langsung berhenti mengunyah. Gadis itu menatap teresa dalam diam, sambil mengangkat sendok es krimnya.

"gimana apanya?"

"yaaa, ada kemajuan gakk, udah chattingan belum?"

Diandra hanya diam dan kembali menyendokkan eskrimnya.

Suasana warung seblak mamang ndut siang itu tidak seberapa ramai. Hanya ada beberapa orang saja yang dine in di sana.

Beberapa diantaranya adalah driver aplikasi ojek online yang sedang menunggu pesanan customernya.

Hari itu kota Malang sedikit mendung, tidak secerah kemarin. kemungkinan besar nanti sore akan turun hujan. Dilihat dari awan yang menyebar di langit siang ini, yaitu jenis nimbostratus pracepitatio, kemungkinan besar akan turun hujan gerimis dan hujan sedang, tapi sulit sekali terangnya.

"ga pernah chattingan" jawab diandra lagi, setelah eskrim di mulutnya sudah meleleh.

"loh kenapa?" tanya teresa heran.

"ya mau ngapain chattingan?? gaada apa-apa juga" ucap diandra, santai tapi entah kenapa dia sendiri merasa agak mengganjal saat mengucapkannya.

"emang kamu ga baper sama kak jamal? kak jamal kan ganteng banget gitu" tanya teresa.

"kalo ngomongin ganteng sih, abangku juga ganteng" jawab diandra enteng.

"ya iya sih" teresa tidak bisa menyangkal ucapan diandra, karena abangnya diandra memang seganteng itu. Teresa sempat naksir tapi ga dibolehin sama diandra, diandra menfitnah abangnya suka gonta ganti cewek dan jahat. Padahal alasannya ya dia males kalau alasan teresa kesini bukan lagi karena dirinya, tapi karena nyamperin abangnya.

Hujan yang sudah diprediksi tadi tiba tiba turun. Diandra masih menikmati eskrimnya, sedangkan teresa kini beralih melihat hujan gerimis yang sudah turun, bau hujan yang khas mulai menyeruak ke hidung teresa.

Teresa suka sekali bau hujan.

"diii, pengen hujan hujann" kata teresa, matanya masih memandangi hujan di luar warung.

"jangan aneh-aneh, inget gak bulan lalu, kamu ujan ujan terus malemnya demam. hujan sekarang gak kayak hujan jaman dulu sa, sekarang banyak polusi jadi hujan ini kemungkinan besar ya hujan asam" nasihat diandra panjang lebar.

"iya iya mbok dhe" jawab teresa sambil cemberut. Diandra memang agak bawel ke teresa, karena ya tidak ada lagi yang bawel pada teresa selain diandra dan febri, pacar teresa.

Ridin' ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang