11 - Last but Not Least

100 19 5
                                    


Dinginnya malam di kota Batu tidak menghentikan para muda mudi itu untuk terus melajukan motor mereka sampai ke tujuannya.

Sepeda motor bukan satu satunya alat transportasi yang mereka miliki, tapi mereka lebih memilih menitih dengan motor daripada duduk santai di kursi mobil yang empuk.

Selain untuk mengurangi resiko macet, sensasi berkendara lebih terasa jika naik motor ketimbang naik mobil, katanya.

Bukan hanya itu, naik motor juga bisa menaikkan level hubungan antar pengemudi dan penumpangnya, bahasa mudahnya, agar bisa lebih nempel.

seperti dejavu, diandra kembali menjadi penumpang motor jamal, dan didepannya masih mikha dan teresa yang tidak bisa motoran pelan.

kali ini gadis itu lebih berani melingkarkan tangannya di perut jamal, dan dia sudah tidak kedinginan lagi. Tapi walaupun diandra tidak kedinginan lagi, Jamal tidak ingin melajukan motornya dengan kencang.

Sudah pasti alasannya yaitu ingin berada di posisi seperti ini lebih lama, dengan diandra.

Tujuan mereka kali ini bukanlah cafe tropis ataupun paralayang lagi, seperti beberapa saat yang lalu.

Kali ini mereka sudah berhenti di parkiran sebuah taman hiburan yang buka malam hari di Batu, BNS.

"aku beliin dulu ya tiketnya" ucap teresa, setelah melepas helmnya dan merapikan rambutnya.

Gadis itu berjalan dahulu disusul dengan mikha, setelah itu diandra dan jamal.

Setelah membeli 4 tiket, mereka pun berjalan ke loket masuk. Di sana, para petugas yang memakaikan gelang tiket pada mereka.

"dah lama ga sih kita ga jalan jalan malem gini??" ujar teresa, berjalan sambil bergandengan tangan dengan mikha.

Disamping gadis itu ada diandra yang sedang berjalan berdampingan dengan jamal.

"iya, ini salah satu motivasi biar bisa cepet sidang skripsi" jawab mikha.

"wah iya nih, tinggal mas jamal aja yang belum ya.. ayo cepet sidang mas" ujar teresa.

"loh kamu gatau by? jamal udah lama lulus, tinggal nunggu wisuda aja doi" kata mikha.

"hehh.. beneran??" tanya teresa tak percaya.

Jamal hanya tersenyum tipis saja sambil mengusap tengkuknya sendiri, salah tingkah.

Diandra ikut kaget dengan fakta tersebut, pasalnya selama ini dia tidak tau kalau jamal sudah sidang, selama ini dia mengira kalau jamal hanyalah mahasiswa tua yang sedang berjuang mengerjakan skripsi.

Gadis itu juga selama ini tak pernah menanyakan apapun tentang kehidupan perkuliahan jamal terutama tentang skripsinya, dia tahu kalau bahasan skripsi sangat sensitif bagi mahasiswa lama.

tak terasa mereka berhenti di wahana pertama, yaitu flying swinger.

"ih aku mau naik ini" kata teresa

"by jujur aku pusing kalo harus naik ini" keluh mikha yang sudah membayangkan betapa pusingnya kepalanya kalau harus diputar putar seperti itu.

"ih yaudah kamu gausah naik, aku mau nitip tas"  kata teresa sambil menyerahkan tas kecilnya ke mikha.

"kak jamal mau naik ga? kalo ga aku nitip tas juga ya" kata diandra kali ini sambil memberikan tasnya ke jamal.

"ih enak aja, aku juga mau naik" kata jamal, mengoper tas diandra ke mikha.

"yaudah yok" kata diandra mengajak jamal mengantri.

"lah lah aku ditinggal nih?? mal??" kata mikha, masih dengan membawa kedua tas milik teresa dan diandra.

Ridin' ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang