1

9.7K 388 8
                                    

Happy reading!!!

Seperti yang di ucapkan oleh Jaehyun jika mereka semua akan di pindahkan ke sekolah Jung.

Tapi sebelum itu masih ada beberapa hari untuk Mark pindah ke sekolah. Saat ini dia duduk di taman tempat biasa jika dia istirahat.

Dia menatap jam di tangannya, dia menunggu seseorang yang belum juga kunjung datang padahal jam istirahat sudah lewat sepuluh menit yang lalu. Siapa lagi jika bukan Haechan, kekasih sebelum dan sekarang, hidup dan matinya.

Mark melewati jalan belakang bermaksud berjalan-jalan, namun teriakan orang yang ia tunggu membuatnya segera menghampirinya.

"MARK HYUNG!!! TOLONG AKU."

Mark menatap ke arah Haechan yang sedang di pegangi oleh beberapa anak seumur nya, dia mengepalkan tangannya kuat saat melihat anak itu dengan berani menyentuh Haechan.

Mark berlari dan menghantam anak itu, dia memukul membabi buta hingga babak belur, sedangkan teman yang lainnya juga ikut menyerang Mark, tapi sangat di sayangkan karena Mark adalah Mark, walaupun dia reinkarnasi, darah dari daddy dan mommynya mengalir deras pada tubuhnya.

Mark memukul wajah mereka dengan telak, dia juga menendang hingga orang itu terkapar tak berdaya "kau sialan, berani menyentuh milikku hah?!!" Marah Mark sambil menunjuk mereka bertiga.

Mark kembali menendang walaupun mereka bertiga sudah tidak sadarkan diri, Haechan mencoba menahan Mark tapi tenaganya tidak cukup kuat "Mark sayang, ouh tanganku sakit." Ringis Haechan, hanya itu satu-satunya cara agar menghentikan Mark menyerang mereka.

Mark langsung menghentikan pukulan dan tendangannya, dia menatap khawatir pada Haechan dan melihat pergelangan tangan Haechan yang memerah.

Mark meniup ruam kemerahan pada pergelangan Haechan, walaupun itu tidak membantu mengurangi rasa sakitnya setidaknya dia mencoba yang terbaik untuk Haechan.

"Kenapa kau meniupnya?" Bingung Haechan.

"Mommy melakukan hal ini jika aku terbentur meja dan lebam, aku sembuh. Aku hanya menerapkannya padamu Haechan-ah." Jawab Mark, dia terus meniup ruam kemerahan hasil dari cengkraman mereka, "lalu kenapa kau berserah diri? Kau tidak melawan dan hanya pasrah? Kau anak mae Ten, kau juga berlatih muay Thai dengan papa Johnny, untuk menendang wajah mereka kau pasti bisa? Lalu apa yang aku lihat ini?"

Haechan terkekeh "kita kan mau keluar dari sekolah ini, membuat kenangan sedikit saja tidak masalah bukan? Sepertinya keren saat kita di keluarkan karena masalah di sekolah." Haechan dan pikirannya yang anehnya.

Mark memberikan ekspresi datar, tidak menyangka jawaban dari orang di depannya membuat dirinya ingin meremat hingga remuk, sayang sekali dia menyayanginya "jika kau mau di keluarkan dari sekolah ini, lantas kenapa kau meneriaki aku? Aku yang  bertarung di sini dan membuat mereka terkapar, tentu aku yang di panggil ke ruangan konseling dan di keluarkan, image ku buruk Haechan." Ujar Mark.

"Kata siapa hanya kau yang akan di keluarkan? Nanti juga aku pasti di keluarkan, kau tenang saja, kita selalu bersama."

"Caranya? Kau tidak membuat masalah sedikitpun Haechan."

"Begini caranya." Haechan menarik Mark mendekat, dia memeluk leher Mark, dia tersenyum miring, "siap untuk di teriaki?"

Mark hanya diam tidak menanggapi, menunggu apa yang Haechan lakukan selanjutnya. Tapi apa yang Haechan lakukan setelahnya membuat dirinya terbelalak kaget hingga matanya membesar. Haechan menciumnya tepat di bibirnya, dia bahkan juga menggerakkan untuk melumat dirinya. Hampir saja dia terlena dan ikut membalas ciuman Haechan jika tidak ada teriakan dari seseorang.

The Jung's (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang