9. Markhyuck 🔞

4.1K 195 4
                                    

Happy reading!!

Udah di kasih tanda, kalo masih baca, itu terserah kalian ya

Bdsm? Gak tau

Keadaan Haechan saat ini mengenaskan, sepulang dari misi itu, dia di gendong oleh Mark dan di bawa ke suatu rumah yang berada di dalam hutan.

Haechan tau tempatnya, rumah pohon Mark yang dulu hanya terdapat rumah kecil milik Mark namun saat ini sudah berganti rumah dengan ruangan yang menyeramkan, iya menyeramkan bagi Haechan.

Mengenaskan? Haechan saat ini telanjang bulat, dia yang berdiri, tangan yang di ikat ke atas sedangkan kakinya yang bertumpu pada dua buah kotak yang di letakkan selebar bahu di masing-masing samping.

Dingin dan gatal Haechan rasakan, gigitan nyamuk membuatnya ingin menggaruk nya namun tangannya di ikat oleh tali itu.

Sedangkan Mark berada di depannya, terduduk manis dengan wine di genggamannya, menatap tubuh telanjang Haechan yang baginya indah terpampang nyata di depannya.

"Mark!!!" Seru Haechan, dia tidak kuat lagi, darahnya terasa berhenti hingga dia merasakan sakit berdiri terus menerus.

Mark menyesap winenya secara perlahan, seteguk dua teguk lalu dia menunjukkan seringai yang bagi Haechan cukup menakutkan.

"Apa yang kau pikirkan Mark?!!" Serunya kembali.

Mark menekan sebuah tombol, lalu lantai bagian bawah Haechan terbuka, terlihat tiang tersebut terus ke atas, tidak ada yang aneh sebelum Haechan menatap ke arah sesuatu yang baru keluar dari tiang tersebut, sebuah silikon berbentuk penis atau di sebut dildo.

"Mark!!!" Teriaknya takut, tidak, dia tidak jadi untuk menerima hukuman seperti ini.

Mark terkekeh "why babe?"

"Lepaskan aku!!! Papa!!! Aku mau di perkosa oleh dildo ini."

Frontal sekali ucapannya itu, namun siapa yang peduli? jika di rumah itu tidak ada siapapun, kecuali Mark dan Haechan.

"Walaupun kau berteriak, tidak ada siapapun yang akan mendengarnya babe."

"Apa yang akan kau lakukan."

"Menghukummu?"

"Kau bertanya?"

"Mungkin."

"Mark, lepaskan aku." Ujar Haechan, tangannya terus bergerak untuk melepas tali tersebut.

Mark menggeleng "tidak sebelum aku menghukummu." Mark berdiri, dia mengambil sesuatu yang berada di dekatnya, sebuah gel untuk ia lumasi pada dildo itu.

Mark membuka tutup botolnya lalu menuangkan gel tersebut pada dildo itu, dia meratakannya dengan tangannya "bersiaplah, aku tidak masalah dildo ini yang menusukmu pertama, selagi bukan manusia aku tidak apa-apa."

Mark berputar, dia berdiri di hadapan Haechan yang menatapnya dengan memelas "jika kau tidak ingin di tusuk, kau harus menahan tubuhmu saat aku menjauhkan kotak itu."

Menjauhkan kotak yang artinya Haechan tidak akan ada pijakan, dia akan meluruh ke bawah lalu tertusuk pada dildo itu.

Haechan panik, dia mencoba melepaskan ikatan tali itu sekali lagi namun tidak berhasil "Mark, aku akan mengadukanmu pada papa."

"Aku peduli? Tidak, jika kau licik, aku bisa licik juga padamu."

Mark menekan kembali tombolnya, dildo tersebut bergerak ke atas dan bawah secara perlahan, tubuh Haechan bergetar takut.

Mark terkekeh, dia mendekat ke arah Haechan, merengkuh pinggangnya lalu mengcup dahi Haechan cukup lama "jangan takut, kau akan merasakan nikmatnya, tapi tenang, sebelum kita menikah, aku tidak akan memasukimu."

The Jung's (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang