17

1.7K 155 1
                                    


Sedikit membosankan tapi saya harap kalian terhibur

Beomgyu terkekeh saat mendengar ucapan Jeno "jika hyung mau mencongkel matanya, hyung harus pergi ke kuburannya, pemilik ruangan ini sudah meninggal."

"Lalu bagaimana gyu?"

Beomgyu mengangkat bahunya "aku tidak tau, mommy memberikan tugasnya mendadak, jadi aku tidak bisa membuat tiruan." Dia menatap ke arah pintu dengan tajam, "tapi aku tau jika tidak ada yang sempurna, alarmnya tidak akan berbunyi asal tidak bersentuhan dengan kulit, laser tersebut di modifikasi untuk berbunyi jika terdapat kulit yang menyentuhnya."

"Lalu kita hanya bisa berdiri di depan ruangan sampai para penjaga datang memergoki kita? Percuma dengan alarm yang tidak akan berbunyi asal tidak mengidentifikasi kulit, bukankah jika kita mendboraknya sama saja dengan menghasilkan bunyi hingga mengundang para penjaga untuk keluar? " Balas Sungchan, "lalu jika pemiliknya sudah meninggal, orang yang menggunakannya mendapat rincian bola matanya darimana?" Tanyanya, dia cukup penasaran dengan hal itu.

"Gyu tidak tau hyung, gyu sudah bilang, gyu tidak bisa membantu banyak." Ujarnya, "pemilik ruangan ini pernah meminta Profesor untuk di buatkan bola mata yang sama persis seperti mata miliknya, itu mengapa sampai saat ini ruangan ini bisa terbuka walaupun sang pemilik sudah meninggal, rincian bola matanya terdapat di kunci yang di simpan rapat dan di jaga ketat, kita tidak bisa menembus mereka."

Mark meneliti pintu tersebut, mengcuhkan ketiga adiknya yang sedang berdiskusi. Mark menggunakan sarung tangan hitam lalu mengetuk pintunya secara pelan "rapuh." Mark membuka tasnya lalu mengambil empat buah benda kecil yang berbentuk lingkaran dan menempelkan nya pada tiap sudut pintu.

Jeno menatap ke arah benda yang Mark tempelkan lalu dia membelalakkan matanya "hyung, itu peledak." Lontar nya, apa Mark gila? Menggunakan peledak di saat mereka akan mencuri secara diam-diam.

Mark mengangguk pelan "ini memang peledak, tidak ada cara lain Jen, jika kita mencuri kuncinya, itu tidak mungkin seperti yang Beomgyu katakan. Kemungkinan kita menggunakan peledak ini, tingkat keberhasilannya hanya kecil, mungkin 30% dari 100%, kita hanya bisa bergantung pada keberuntungan kita. Jika beruntung, kita terbebas dari para penjaga, jika tidak, kita harus siap melawan mereka."

"Daya ledaknya?" Tanya Sungchan, "jika terlalu nyaring, kita membutuhkan peredamnya."

Mark tersenyum "aku juga tidak se ceroboh itu Sungchan, bom yang aku gunakan sudah aku berikan peredamnya, walaupun bunyinya benar-benar tidak hilang, tapi tingkatnya hanya kecil." Mark menekan tombol di satu-persatu bom yang ia pasang, "daya ledaknya cukup kuat, walaupun tidak bisa menghancurkan rumah, bom ini bisa meledakkan pintu besi di depan kita."

"Seberapa yakin kau hyung?" Tanya Jeno.

"80% dan sisanya aku tidak percaya." Mark menatap satu persatu adiknya, "kalian siap?"

Mereka mengangguk dan setelahnya Jeno langsung menghadap ke arah belakang dengan senjata yang siap ia tembakkan, berjaga-jaga jika para penjaga datang "apapun itu yang berada di depanku, akan aku bunuh."

1

2

Sungchan dan Beomgyu menutup mata mereka dengan gugup, mereka hanya ingin pulang tanpa harus melakukan prrtumpahan darah, mencuri lalu selesai, itu yang mereka berdua inginkan.

"Seharusnya aku mengajak Taehyun." Gumam Beomgyu.

"Kenapa begitu?" Tanya Sungchan.

"Dia kan pencuri."

3

Boom!!!

Bunyi ledakan yang berasal dari peledak itu untung saja tidak membuat alramnya berbunyi, namun mereka masih belum bernafas lega jika tidak memastikan para penjaga tidak mendengarnya dan tidak keluar dari kamar mereka masing-masing.

The Jung's (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang