4

183 57 16
                                    



Seminggu berlalu setelah kejadian itu, semua baik-baik aja. Kamila gak ambil pusing tetang hal yang didengernya. Hubungan Kamila sama Jevin juga semakin membaik, sebagai anggota kepanitian dan coordinator tentunya.

Siang ini Kamila dan Gina, menikmati makan siang dikantin kampus. Sebenarnya kedua cewek ini jarang banget mau ke kantin di jam makan siang gini, pasti bakal banyak orang. Tapi karna udah terdesak mau gak mau deh mereka masuk ke kantin ini. Tadinya mereka mau langsung pulang aja setelah jam mata kuliah terakhir selesai, tapi mereka dapat pemberitahuan mendadak untuk pelaksanaan rapat panita fastival. Beruntunglah Suci yang divisinya gak perlu ikut rapat dan bisa pulang lebih cepat.

Kamila lagi menikmati makan siangnya, dan dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang tiba-tiba mengambil posisi duduk di depannya. Seorang cewek, yang belum pernah Kamila lihat, dia sama sekali gak kenal sama cewek itu.

"Lo Kamila, kan?" Tanya Cewek itu, suaranya super sinis.

"Ya?" Jawab Kamila bingung, ya bingung aja kenapa dia disinisin begitu, padahal kenal juga gak.

"Gue, Lani."

"Lani?" Ulang Kamila. Dia gak merasa pernah kenal atau kenalan sama yang namanya Lani selama ini.

"Melani, lo gak kenal gue? Seriusan gak kenal?" Tanya cewek itu lagi. Kamila menggeleng.

"Lo kenal, Mil?" Tanya Gina berbisik, Kamila menggeleng lagi. Gina juga gak kenal sama cewek ini padahal Gina tuh bisa dibilang paling banyak punya kenalan dan teman dibandingkan Kamila dan Suci.

"Lo gak kenal gue?" Tanya Lani lagi dan Kamila menjawab dengan mengangguk karena dia emang gak kenal sama sekali, "Bisa ya lo gak kenal gue, tapi fasih banget mulut lo ngegosipin gue." lanjut Lani lebih ketus dari sebelumnya. Kamila mengerutkan keningnya, gak paham apa maksud cewek bernama Lani ini. Gosip apa maksudnya? Kamila merasa gak pernah sama sekali ngegosipin orang, apalagi Lani yang dia juga gak kenal sama sekali.

Kamila menggeser piring makanannya, karna rasa lapar yang tadi terasa melilit mendadak hilang gak tau kemana. Udah gak nafsu.

"Gosip apa ya?" Tanya Kamila, bingung.

"Duh, mba jangan pura-pura polos, dan sok gak tau gitu deh." Lani masih berbicara dengan nada suara yang gak berubah. Masih sama nyebelin dari sebelumnya.

"Ntar-ntar, lo siapa dulu deh dan kenapa langsung nuduh-nuduh Kamila kaya gini?" Gina bersuara, ia gak tau masalahnya apa sampai-sampai ini cewek gak dikenal tiba-tiba datang dan ngelabrak Kamila.

"Gue gak ada urusan sama lo, mending lo diam aja!" Ucap Lani pada Gina sinis.

"Urusan Kamila ya urusan gue juga. Gimana dong! Ya kali gue diam aja temen gue dilabrak sama cewek sinting kaya lo." Ucap Gina gak kalah sinis dari Lani.

"Lo tuh yang sinting, lo bisa diam gak, urusan gue sama Kamila bukan sama lo!" Balas Lani

"Gi, udah," Ucap Kamila, menahan Gina untuk diam sebelum Gina nyeranh lagi. Kamila melihat kearah Lani males, "Gue ada ngegosipin lo apa memangnya?" Tanya Kamila.

"Lo nyebarin gosip gue ditolak Jevin dan bilang gue ngatain Jevin penyuka sesama jenis." Ucap Lani.

"Hah, lo ditolak Jevin?" Tanya Gina dengan nada suara mengejek.

"Gi." Tegur Kamila lagi.

"Gini deh, Lani. Seandainya emang bener Kamila nyebarin gosip tentang lo, orang yang pertama tau itu pasti gue. Dan, sekarang posisi gue aja gak tau loh soal lo ditolak sama Jevin." Jelas Gina.

"Lo bisa diam gak sih!" Kesal Lani karna mendengar perkataan Gina.

"Gak bisa." Ketus Gina gak mau kalah.

Gelang ManikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang