Kamila berangkat sendiri ke lokasi acara, tadi sempetin ke kampus bentar ada yang perlu dia urus setelahnya baru nyusulin yang lain. Tadi Jevin udah nawarin dan sedikit maksa buat nganterin sekaligus jemput Kamila, tapi ditolak. Kamil belum mau ketemu Jevin lagi setelah informasi yang ia dapat dari Chaka."Tadi Berangkat sendiri? Tumben? Biasanya sama ayang." Tegur Gina begitu Kamila duduk disampingnya.
"Dia sibuk banget kan, gak cuma dia semua orang sibuk kecuali lo yang dari tadi gue perhatiin cuma nyemil basreng disini." Balas Kamila, Gina cuma nyengir.
"Kenapa lo lesu banget hari ini?" Tanya Gina.
"Gak apa-apa, Gi."
Kamila dan Gina lagi duduk-duduk disalah satu stand bazzar, sebenernya tenaga mereka anak/anak cewek gak diperlu-perlu kan banget, tapi tetap aja diminta standby di lokasi sama bapak ketua.
Besok hari pertama acara, pembukaan festival. Kamila berharap festival tahun ini lancar dan sukses sampai akhir. Kamila pengen cepat-cepat selesai, dia mau istirahat dan kembali ke kehidupannya yang damai kaya dulu. Sejak ikut kepanitian hidup Kamila jado drama banget, banyak masalah yang gak penting tapi bikin kepikiran.
"Kak MIL, Kak KAMILA."
Panggilan heboh pada Kamila terdengar, Sherly berlari menghampiri Kamila dan Gina. Mukanya super panik banget.
"Sher, kenapa?" Tanya Kamila.
"Bang, Je..Vin." Ucap Sherly tersengal.
"Iya, Jevin kenapa?" Tanya Kamila.
"Kenapa deh?" Tanya Gina ikut penasaran.
"Berantem." Ucap Sherly.
"Hah?" Ucap Gina dan Kamila bersamaan.
"Buruan Kak buruan, bang Jevin Berantem diparkiran."
"Sama siapa?" Tanya Gina, yang ikut panik.
"Bang Chaka."
Kamila bener-bener panik waktu denger nama Chaka. Ia langsung berlari panik, mereka berantem pasti gara-gara masalah kemarin yang bikin Kamila sama Chaka debat. Masalah baru datang lagi, bener-bener gak ada habisnya. Gina ikut berlari dibelakang Kamila.
Langkah kaki Kamila terhenti saat melihat Chaka mencengkram kuat kerah kemeja Jevin. Dan disekitar mereka ada cewek yang mukanya femiliar yang sudah lama gak Kamila liat. Dia Chika, kembaran Chaka. Chika menahan Chaka untuk berenti menyeranh Jevin, terlihat ia nangis saat ini.
"Mil, siapa?" Tanya Gina.
"Kembaran Chaka." Ucap Kamila memberikan informasi pada Gina.
"Chaka udah." Pinta Chika tapi gak dihiraukan sama sekali, Chaka udah kesulut emosi banget, matanya merah menatap Jevin tajam.
"Lo diam!" Bentak Chaka, pada Chika.
"Chak, jangan gini Jevin gak salah, semua salah aku." Lerai Chika.
"Kata gue lo diam, urusan gue sama si brengsek!" Ucap Chaka. Sementara Jevin hanya diam, sudut bibirny memerah mengeluarkan darah, Chaka cukup keras mendaratkan pukulan disana, Jevin tidak melakukan perlawanan sedikit pun.
"PUAS LO SEKARANG, JEV!"
"LO KALAU UDAH ADA PACAR JANGAN GANJEN KECEWE LAIN, BANGSAT!" Suara Chaka lantang banget didepan Jevin, dan satu pukulan lagi lolos kewajah Jevin. Kamila meringis melihat itu, tapi Kakinya membeku gak bisa melangkah lebih dekat untuk melerai. Sama dengan yang lain, hanya jadi penonton dan enggan melerai.
"BANGSAT! KENAPA LO DIAM? GAK ADA PEMBELAAN? BRENGSEK!"
Jevin tidak berekspresi menatap Chaka, dingin. Kamila masih diam, langkahnya semakim terasa berat untuk mendekat kearah Chaka dan Jevin terlebih ada Chika juga disana. Chika terus memegamgi ujung baju milil Chaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelang Manik
FanfictionCinta itu rumit. Serumit menyulam manik-manik kecil menjadi sebuah gelang cantik.