6. Kalian Dimana?

126 24 12
                                    

Happy Reading
###

Pagi ini anggota Osis SMA PERTAMA tengah di sibukkan dengan kegiatan mereka.

Besok sekolah ini akan mengadakan classmeeting.

Beberapa formulir sudah dibagikan ke seluruh murid SMA Permata, dari kelas 10-12 hampir semuanya mengikuti perlombaan besok.

"WOY! KELAS KITA JADINYA IKUT FUTSAL ATAU BASKET NIH?"

Kelas 12 Ipa 3 saat ini sangat gaduh, ketua kelas terus berteriak menanyakan kelasnya akan mengikuti lomba apa, namun tak ada satu orangpun yang merespon. Semuanya asik mengobrol tentang lomba besok.

Bahkan yang lebih parahnya lagi, ada yang merespon namun cuma menganggukkan kepalanya saja. Maksudnya apa itu? Bukannya menjawab salah satunya, ini malah mengangguk saja.

Nero memasuki kelas dengan es tea jus di tangannya, dia baru saja dari kantin.

"Kenapa?" tanya Nero pada ketua kelas.

Dia menatap Reza-ketua kelasnya dengan pandangan bingung.

Reza menoleh, rambut ketua kelas itu terlihat sangat berantakan seperti di acak-acak. Reza menatap Nero frustasi, dia kembali mengacak rambutnya.

"Kenapa sih Za?" tanya Nero lagi.

"Mereka!" Reza menunjuk seluruh teman sekelasnya emosi, "Dari tadi gue teriak-teriak nanya kelas kita jadinya ikut lomba apa, tapi enggak ada yang respon sama sekali. Kesel gue!"

Nero meminum es tea jus yang berada di plastiknya, menatap teman sekelasnya yang asik dengan dunia mereka sendiri.

"Udahlah gue berhenti aja jadi ketua kelas," Reza meletakkan formulirnya dengan kasar, dia yang tadinya tengah duduk di meja guru kini beranjak pergi.

"Gue pergi dulu, mau ngundurin diri ke wali kelas. Gue nyerah jadi ketua kelas," lanjutnya melangkah keluar dari kelas.

Nero menatap kepergian Reza, dia kasihan kepada ketua kelasnya itu. Setiap ada informasi penting seperti ini pasti teman sekelasnya tidak ada yang merespon dia.

Nero menghela nafas, dia menatap teman sekelasnya. Nero membuang plastik es ke tempat sampah. Setelahnya dia kembali berdiri di samping papan tulis.

BRAK

Hening, semuanya terdiam saat mendengar suara gebrakan. Ekspresi kaget terpampang jelas di wajah mereka.

"LO SEMUA BISA GAK SIH KALO KETUA KELAS NGASIH INFO TUH DI LADENIN, BUKAN MALAH DIEM ASIK SAMA URUSAN KALIAN SENDIRI!" Nero berteriak pada teman sekelasnya.

"LO SEMUA ENGGAK TAHU GIMANA PERASAAN REZA SETIAP KALI DIA NGASIH INFO PENTING ATAU NANYA TENTANG PERLOMBAAN TAPI ENGGAK ADA SATUPUN YANG LADENIN DIA, COBA KALIAN YANG ADA DI POSISI REZA."

"DARI TADI REZA TERIAK-TERIAK NANYA, KELAS KITA JADINYA IKUT LOMBA APA. TAPI KALIAN, ENGGAK ADA YANG JAWAB DIA. JANGANKAN JAWAB PERTANYAAN DIA, NATAP DIA AJA ENGGAK ADA!"

Nero benar-benar kesal dengan teman sekelasnya ini, pantas saja Reza selalu menyendiri. Tidak mau dekat dengan teman sekelasnya, Reza hanya akan banyak bicara pada Nero. Karena hanya dia yang selalu merespon Reza.

Melihat Nero marah membuat mereka terdiam memikirkan kesalahan mereka.

Nero ini jarang marah, tapi sekalinya marah akan terlihat sangat menyeramkan.

"KALIAN TAHU? SEKARANG REZA LAGI NEMUIN WALI KELAS, DIA MAU NGUNDURIN DIRI DARI JABATAN KETUA KELASNYA!"

Nero mengatur nafasnya, dari tadi dia berteriak membuatnya kembali merasa haus.

NEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang