Happy Reading
###Duduk diam menatap keluar jendela kelas, tak menghiraukan keberadaan guru didepan sana yang tengah menjelaskan materi.
Tatapannya terlihat kosong, ada binar kerinduan dan kehampaan di matanya.
Bel istirahat berbunyi nyaring hingga membuat Nero yang sedari tadi melamun tersadar dari lamunannya.
"Kantin?"
Nero menoleh, menatap Reo dan Marcel yang sudah berdiri di samping mejanya. Dia lantas membalas ucapan Marcel dengan anggukan.
Dua hari yang lalu, Classmeet telah selesai di laksanakan, pertandingan Futsal di menangkan oleh kelas mereka. Dan beberapa perlombaan lainnya.
Nero dan kedua temannya berjalan beriringan menuju kantin dengan candaan yang mengiringi langkah mereka.
"Jualan lo udah habis kan, Ro?" tanya Marcel.
Nero mengangguk, dia tidak bicara sedikit pun. Pandangannya pun menatap lurus kedepan.
"Lo kenapa dah? Enggak biasanya diem aja," ujar Reo, heran dia tuh sama temennya ini. Enggak kaya biasanya.
Lagi dan lagi Nero menjawab dengan gelengan, tidak bersuara. Minimal jawab dengan sekedar deheman aja gitu gak papa asal bersuara.
"Muka lo pucet, lo sakit nih pasti."
Reo mengangguk, dia setuju dengan ucapan Marcel, Reo menghadang langkah Nero. Dia menempelkan punggung tangannya pada dahi Nero guna memastikan Nero sakit atau tidak.
"WAH BENERAN SAKIT INI MAH! PANAS BANGET WEH!" serunya.
Marcel langsung mengapit lengan Nero, dia menatap Reo, "Reo lo sana ke kantin beliin nih anak bubur, sekalian teh anget juga. Gue es teh sama nasgor ya."
"Lah kenapa gue?" tanya Reo bingung.
"Mar, lepas elah ngapain sih?" Nah! Akhirnya bersuara juga nih anak satu.
Nero berusaha melepaskan lengannya dari Marcel, namun Marcel tetap menahan lengan Nero bahkan memeluknya.
"Gue mau bawa nih bocah ke uks, lo sana beli makanan. Nanti bawa ke uks, bandel nih bocah kalo enggak di paksa enggak bakal istirahat."
Reo mengangguk-angguk, "Bener juga," gumamnya. "Yaudah lo sana seret dia ke uks, gue ke kantin dulu."
Marcel mengangguk, setelahnya dia benar-benar menyeret Nero dengan cara menarik kerah seragam belakang Nero. Membuat Nero sedikit tercekik.
Reo yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia lantas langsung melanjutkan langkahnya ke kantin membiarkan Nero yang meronta-ronta meminta agar Marcel melepaskan tangannya dari seragamnya.
"MARIMAR! LEPAS WOI GUE KECEKIK!" teriak Nero, tangannya menepuk-nepuk tangan Marcel.
Langkah Nero terseok-seok akibat di seret oleh Marcel. Emang temen biadab! Udah tau temennya lagi sakit bukannya dituntun baik-baik ini malah di seret kaya kambing.
«NERO»
"Cup cup, ayok anak Daddy makan dulu ya biar cepet sembuh."
Nero bergidik ngeri melihat kelakuan Marcel, "Jauh-jauh lo dari gue!" sentaknya.
Saat ini mereka sudah berada di uks, dengan Nero yang tengah berbaring di ranjang uks.
Marcel sendiri dia tengah membawa mangkuk bubur di tangannya, berlagak seperti seorang Ayah yang tengah membujuk anaknya agar mau makan.
Reo? Dia memegang gelas yang berisi teh anget untuk Nero, dia berperan sebagai seorang Ibu. Mengelus-elus rambut Nero.
KAMU SEDANG MEMBACA
NERO
Teen FictionAlnero Danendra, namanya. Lelaki dengan segala kesederhanaan yang dia punya. Hidup dengan sederhana dan seadanya dari kecil membuat dia tak pernah mengeluh karena berbeda dengan orang lain. Nero, si pekerja keras dan tak pernah mengeluh akan keadaan...