Part 1

135 4 0
                                    

~oOo~


Setelah jam pulang sekolah aku langsung ke kantor Bu Eka, mengingat kejadian dikelas aku tersenyum tipis.


Apa mungkin hujan selalu membuat kesialan untukku?


Kalau diingat-ingat orang tua ku pernah bertengkar dan itu ketika hujan datang.

Aku pernah jatuh dari motor karena jalanan licin akibat hujan.

Juga ketika aku dipisahkan oleh sesorang, dan itu juga ketika hujan datang. Dan sekarang? You know my problem, karena Hujan.


Tak terasa setelah berkutat dengan pikiran ku tentang hujan aku sampai di depan pintu ruangan bu Eka. Aku merapikan tatanan dasi ku yang sedikit melenceng dari garis kancing seragamku.

Huh, ku tarik nafas lalu ku buang perlahan.


Setelah beberapa kali mengetuk pintu, ku dengar Bu Eka mempersilahkan ku masuk, dengan sedikit keberanian yang tersisa aku memutar knop pintu.


For your information, Bu Eka adalah guru terkiller satu sekolah, wajar saja aku gugup jika berhadapan dengannya.


"Satu kertas double polio, tulis seluruh yang kamu tau tentang hujan. Besok pagi kasih sama saya." Tanpa basa-basi Bu Eka langsung berbicara inti dari hukuman yang akan dia berikan untukku.

Tanpa meminta penjelasan lebih, aku permisi dan buru-buru keluar dari ruangan Bu Eka.


—-


Malam ini hujan datang, aku baru saja menyelesaikan hukuman dari bu Eka. Terima kasih Om gugel sudah membantu.


Aku menutup laptop ku lalu ku rebahkan tubuhku di atas kasur empuk ku tersayang.


Baru saja aku ingin memejamkan mata, sebelum ku dengar ponsel ku berdering minta dihentikan.


Mayka Calling..


"Apa sih May? Ganggu hidup gue aja lo," Kataku sebal pada Mayka diseberang sana. Kenalin, Mayka Zaheera, teman berbagi, teman sebangku, teman seperjuangan, teman sebangsa, teman senegara, teman suka-duka. Aku suka-nya dia duka-nya. Fiuh.


"Aleeee.... glad news," Suara cempreng Mayka -bukan cempreng sih tapi kayak suara anak kecil- membuatku menjatuhkan ponselku secara refleks.


Buru-buru ku ambil ponselku yang hampir saja almarhum.


"Apa dah lo, hape gue jatoh gilak gara-gara suara tolol lo itu,"


"Yee.. enak aja lu. Suara gue mahal tau gak,"


"Serah lu. Apaan glad news-glad news tadi,"


"Elo sih.. Gue jadi lup—- Eh, Axel nembak gue,"


"Maksud lo?"


"Gue nggak jomblo lagi akhirnya.." Ucap Mayka ceria.


"Serius lo? lo sama Axel Pranata? Kapten Basket?"


"Iyalah masa gue boong sama lo, lo orang pertama yang tau betewe,"


"Fix, PJ besok dikantin. Awas aja lo kalo enggak,"


"Ah gue seneng banget tau gak,"


"Biasa deh orang jatuh cinta, biasanya setipe kayak lo,"


"Bodo ah, udah ya gue mau mimpi indah malam ini bye Ale sayang muach,"


"Jijay." Aku turut bahagia atas jadinya Mayka dengan Axel setauku mereka sudah dekat sejak setahun lalu, wajar saja pada akhirnya mereka jadi juga.


The Sound of RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang