Tujuh

1.5K 204 65
                                    

Enjoy.

Terhitung, sudah 3 hari, Gun meninggalkan sosok pemuda bersurai pirang itu di dalam kamarnya, tanpa sedikitpun memindahkannya, apalagi repot-repot membersihkannya.

Ia membuka pintu yang menghubungkan antara lorong dengan kamar utama di rumahnya itu, mendapati keadaan kamar masih seperti semula saat ia meninggalkan nya.

Berjalan mendekati pemuda yang tergeletak di lantai keramik nan dingin itu, Gun lalu merendahkan tubuhnya.

Jarinya ia arahkan ke lubang hidung si pirang yang terlihat merah karena darah telah mengering di sekitarnya.

Tidak ada hembusan yang ia rasakan, menggeser tangannya, menyentuh pergelangan tangan kiri yang nampak ringkih itu, apa benar, pemuda di hadapannya ini benar-benar sehat sebelumnya, seperti apa yang terlampir dalam lembaran data mengenai pemuda Kim ini ?

Tidak ada denyutan yang ia rasakan, saat ia menekan telunjuk dan jari tengah nya pada urat nadi tersebut.

Kembali menegakkan tubuhnya, Gun kembali keluar, menuju garasi nya, menyalakan satu dari kelima unit mobil mewah yang terjejer rapi disana, ia mengendarai Porsche Turbo nya, menuju Nezu Shrine (Nezu-Jinja / tempat ibadah bagi umat beragama Shinto) yang berada di pusat kota, cukup jauh dari huniannya yang berada di tengah hutan ini.







Nomen kalut, sudah lewat seminggu sejak ia kehilangan sahabat kuning nya, disebabkan olehnya yang lalai, meninggalkan pemuda berkacamata itu di tengah lautan manusia yang asing baginya.

Handphone nya tidak aktif, tidak ada kabar, tidak ada berita apapun yang disampaikan oleh anggota-anggota geng motor nya, yah.. dia mengerahkan semua 'pasukan' nya untuk mencari si kuning nan berisik itu.

Menulusuri setiap sudut kota, dari Tokyo hingga Niigata, yang padahal bukan daerah kekuasaannya.

Bersandar pada dinding beton yang menjadi penopang jembatan Goshiki zakura itu. Tangannya mengepal kuat, menghantami permukaan tanah yang didudukinya.

Ya tuhan, Ryuhei harus apa ? Bibi Ga-eun pasti kecewa padanya, ia tidak dapat menjaga Jungoo selama beberapa jam dengan benar, bagaimana ia bisa menjaga Jungoo untuk selamanya ?

Memori lama menyambangi pikirannya, samar-samar, nampak dua anak kecil dengan latar pemandangan langit jingga, keduanya tergeletak di atas hamparan rumput hijau.

Suasana menjelang petang itu, betul-betul tidak asing bagi ingatannya. Ryuhei memejamkan matanya, menarik nafas dan menghembuskan nya perlahan.

Kembali menyusuri memori lama yang masih kental di ingatannya; dua bocah itu masih mengenakan seragam sekolah yang telah kusut, masih lengkap dengan tas ransel merah dan kuning milik masing-masing.

Bocah berkacamata berucap, "Ryu, nanti kalau sudah besar, tetap sama-sama, ya ? Janji ?" Sembari menjulurkan jari kelingkingnya pada bocah di sisinya.

Kendati bocah yang diajaknya bicara tidak mengerti, bocah laki-laki dengan sapaan Ryu itu tetap membalas juluran kelingkingnya dan mengangguk.

Mengikatkan janji dengan tautan jari, Ryuhei dan Jungoo kecil memulai persahabatan mereka.

Enam tahun berlalu, keduanya telah menginjak usia 12 tahun, Ryuhei dan Jungoo tumbuh menjadi awang tampan dengan segala prestasi yang dimiliki keduanya.

Selama enam tahun, tumbuh ikatan persahabatan yang erat antara keduanya, bersamaan dengan tumbuhnya perasaan oleh salah satunya.

Perasaan yang begitu meluap, tanpa sadar telah melewati batasnya.

END | DREAMER [PJG x KJG & KR] [BxB/Lookism fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang