Tiga

2K 271 16
                                    

Enjoy.

Jungoo terbangun, matanya yang masih memburam ia kerjapkan. Menatap sekelilingnya, ini bukan kamarnya ataupun kamar hotel tempatnya menginap kemarin.

Ruangan yang terlihat asing, warna cokelat gelap dan krem mendominasi dari dinding dan ornamen-ornamen kayu yang terpajang.

Sisi kamar bagian barat dibatasi oleh dinding kaca transparan yang membuat pemandangan hutan yang gelap dan mencekam terlihat dari dalam kamar karena gorden berwarna putih gading tersebut tidak menutupinya.

Jungoo pun baru menyadari, bahwa saat ini pakaiannya sudah terlucuti dari tubuhnya, namun terdapat jubah kimono berwarna hijau mint dengan motif floral bercorak emas yang melekat di tubuhnya.

Tangan-tangannya meraba dada dan pinggulnya, bahkan dalamannya pun juga tidak berada di tempatnya, dan kacamata, kacamatanya entah dimana, pengelihatannya yang kurang sempurna tidak dapat melihat dengan jelas dalam jarak yang cukup jauh.

Tiba-tiba pintu utama kamar yang di desain minimalis dengan bahan kayu itu terbuka, seorang pria dengan surai hitam nya yang dilapisi dengan minyak rambut tersebut, Jungoo mengenalnya !

Dia adalah pria yang ia temui di tempat diskotik baru-baru ini, yang memesankan nya segelas koktail dan ingin membuatnya pingsan saat itu juga dengan segelas besar berisi Gin, kalau tidak salah, namanya adalah Jonggun.

Jungoo membulatkan matanya, apakah dia yang merencanakan semua ini ?! Jungoo berusaha bangkit dari ranjang besar tempatnya sadarkan diri, namun baru saja menyentuh lantai, kedua kakinya seolah lemas dan mati rasa.

Tidak dapat digerakkan dan seperti benar-benar lemah, tidak dapat menanggung beban tubuhnya, membuat ia jatuh terduduk di tepi ranjang dengan kedua kaki yang tertekuk kebelakang.

Jungoo menatap pria yang sedari tadi memperhatikannya sembari menyesap sebatang rokok yang terselip diantara jemarinya, tatapannya yang tajam dan galak seperti seekor singa betina yang sedang melindungi anak-anaknya.

Justru terlihat semakin menggoda di mata Jonggun, ia tersenyum menatap Jungoo yang berada di bawah sana, kemudian bergerak melangkahkan kakinya menuju tempat Jungoo berada

"Ini semua ulah mu, kan ?! Dasar brengsek ! Sialan kau !" Maki Jungoo pada Jonggun yang sudah berjongkok di depannya, pra itu masih santai menghisap rokoknya dan kemudian menghembuskan asap putih itu ke wajah Jungoo, membuat pemuda Kim itu terbatuk karena ulahnya.

Jungoo yang belum siap merasa terkejut saat tubuhnya tiba-tiba saja terangkat, tangannya pun dengan cepat mencengkram kedua sisi bahu telanjang milik pria di bawahnya

Jonggun malah asik mendusalkan kepalanya di area perut Jungoo, membuka paksa bagian depan jubah kimono yang dikenakan Jungoo hingga yang semulanya rapih itu, kini menjadi kusut dan longgar, Jonggun menghembuskan nafasnya yang membuat si empunya merasa geli.

"Ahah..! H-hentikan !! Lepaskan aku !" Jungoo mencoba menjauhkan kepala Jonggun dari perutnya dengan cara mendorongnya, namun tidak sedikitpun pria tersebut berpindah dari tempatnya.

Jonggun justru merendahkan tubuhnya, merebahkan Jungoo di atas ranjang besar dengan seprei kromatik gelap, tempat pemuda pirang itu tersadar.

Kaki Jungoo yang bebas menendang tak tentu arah, tangannya mengepal, memberikan pukulannya pada pria di atasnya yang bergerak sedikit menjauh.

Tenaganya yang belum pulih selepas di bius mengakibatkan kekuatan pukulannya tidak sampai memberikan rasa sakit pada Jonggun yang saat ini sedang berdiri memperhatikan nya yang terkulai dengan alas dan jubah kimono yang sudah kusut.

"Aku bahkan belum memperkosa mu, kenapa sudah sangat berantakan ?" Ucapnya ringan melihat Jungoo yang menitikkan air mata nya, tersedu dalam diam, menatap Jonggun dengan pandangan benci dan murka namun tidak dapat berbuat lebih.

Jonggun kembali mendekat, dari pinggir ranjang, ia mengulurkan tangannya sembari membungkuk, mencengkram leher Jungoo dengan kuat, membuat pemuda dengan marga Kim itu terkejut.

Jungoo terus berusaha mengenyahkan cekikan Jonggun pada lehernya, menarik-narik pergelangan tangan yang bertato itu namun tidak berhasil.

Nafasnya memburu dan mulai kehabisan udara karena saluran pernapasan nya ditahan dengan kuat dari permukaan luarnya, keringat dingin membasahi pelipisnya, jari-jari tangan dan kakinya terasa dingin, tenaganya habis.

Ia melepaskan tangannya dari lengan Jonggun, matanya yang berair memburam kan pengelihatannya, Jungoo kembali tak sadarkan diri dalam cekikan Jonggun yang mulai mengendur.

Ia melepaskan Jungoo dan bangkit, berjalan menuju dinding kaca yang membatasi antara dunia luar dan salah satu ruangan di dalam rumahnya tersebut, kembali menyesap rokoknya dengan menatap pada hutan gelap dan langit malam yang membentang.

Memutar tubuhnya, menatap seorang pemuda berketurunan Korea yang sudah pingsan dibuatnya, tergeletak di atas ranjang di kamarnya, Jonggun pun berlalu meninggalkan ruangan kamar pribadi miliknya tersebut.




To be continued.

END | DREAMER [PJG x KJG & KR] [BxB/Lookism fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang