Bab 3

14.7K 829 17
                                    

Happy reading

Sedangkan ana kini sudah was-was dan berkeringat dingin.

Di kehidupan nya dulu aralia tidak pernah berada di posisi ini.
Tidak ada yang berani membentak dirinya namun lihatlah orang-orang yang tak di kenalnya ini menaikan nada tinggi kepada nya Membuat ia begitu marah.

***

Plak!
Plak!
Bugh!

Mereka semua terkejut melihat aksi kia yang menampar ana dan membogem wajah Al yang membuat Al mundur kebelakang dengan bibir yang mengeluarkan darah sedangkan ana kini terduduk di lantai karna shok.

Mereka tidak menyangka seorang Kiara yang selalu mengejar-ngejar Alvano kini malah memukulnya dan parahnya wajahnya yang tidak menampilkan wajah bersalah sedikitpun Membuat mereka kaget, momen yang langkah bukan.

Tak jauh berbeda dengan siswa siswi yang melihat itu sahabat kia ataupun sahabat Al juga kaget dan tercengang, tapi tidak dengan kai yang merasa puas melihat gadisnya seperti itu.

"Tutup mulut mu. Bagaimana caranya saya menginjak kakinya saat saya telah berdiri sedikit jauh dari meja sialan "bentak kia Menggunakan bahasa formal Membuat Al mamatung.

"Dan kau, jangan melewati batasmu. Karna kau tau bukan, saya tidak pernah pandang bulu hanya untuk sekedar membuat serangga kecil seperti dirimu musnah dari dunia ini "tunjuk nya ke pada ana yang sekarang semakin takut dengan tubuh gemetar.

Ucapan kia memang benar, kia tak pernah pandang bulu untuk membalas siapapun jika ia merasa terusik, namun ini di luar dugaannya karna dulu jika Al telah membentak dirinya maka kia akan langsung diam pergi begitu saja, tapi sekarang semuanya berubah total.!!

Kia langsung pergi saat tidak sengaja matanya bertubrukan dengan mata kai yang menatapnya.

"Sial "ujarnya lalu pergi begitu saja.

Gila, si kia damage nya nggak ngotak kalau kek gitu njir.

Iyh, sekarang kia jadi lebih kejam.

Itu juga ana nangis Mulu

Cih caper

PBB

Murahan.

Itulah bisik-bisik para murid yang melihat kejadian itu, ana begitu malu mendengar nya. Dulu orang-orang yang memuji dirinya kini balik menghinanya.

***

Skip pulang...

Setelah kejadian tadi di kantin, mood kia begitu buruk bahkan ia tak menjawab pertanyaan dari via dan vio.

Kini mereka bertiga telah sampai di parkiran. Di sana mereka bisa lihat masih ada Al dkk namun mereka tak melihat ana dkk.

Tanpa perduli hal itu kia berjalan menuju mereka, sedangkan Al yang sedari tadi melihat kia merasa jika kita akan memintanya untuk mengantarnya pulang.

Namun ekspetasi tak sesuai realitas justru kia malah berjalan menuju kai Membuat ia berkerut bingung.

Saat sampai di hadapan mereka, kia menatap kai yang juga menatapnya lembut?

" Eh kia, mau ngapain? Mau nyuruh Al antar pulang yah, mending sama gue aja "ucap Reno yang menyadari kehadiran kia.

"Jangan, mending sama gue aja kalau sama Reno Lo nggak selamat "celetuk Farhan Membuat Reno melototkan matanya.

"Lo kira gue begal apa njir "ucap Reno yang tidak terima.

Kia hanya menatap mereka berdua dingin.

"Antar Zia pulang "ucap kia kepada kai.

Kai? Jangan tanyakan kini ia mematung mendengar nama itu.
Nama panggilan kesayangan darinya untuk gadis yang kini di hadapannya.

"Tap..”

"Kenapa? Apa kau tidak suka "tanya kia menatap tajam kai Membuat kai menunduk, sahabat nya yang melihat itu cengo. Apalagi Al yang terkejut melihat itu.

"Tidak, baikalh ayok "ucap kai yang masih menundukkan kepalanya tak berani menatap mata kia.

"Di Luan "pamit kia kepada sahabatnya yang masih kaget.

Saat  kai ingin melangkah kan kakinya menuju motornya, kia justru menari ujung bajunya, mengangkat alisnya sebelah namun setelah itu kaget saat kia merentangkan kedua tangannya seperti meminta di gendong?

"Ck. Gendong Zia "ucap kia yang kesal.

Pelan-pelan kai mengangkat kia ke dalam gendongannya menuju motornya dan mendudukkan kia di job belakangnya yang selama ini tak pernah di naikin oleh siapapun bahkan sahabatnya pun tak ada yang berani menaiki atau meminjam motornya ini.

Deg..deg..deg..

Jantung kai berdetak jauh lebih cepat saat kulitnya bersentuhan dengan kulit kia. Apalagi saat tangan lentik itu memeluk dirinya dari belakang Membuat ia kesulitan untuk bernafas dengan normal.

"Gu-gue di Luan "pamit kai dan melakukan motornya dengan kecepatan sedang.

Sahabatnya masih tercengang melihat itu semua.

"Astaga, itu kia kan "shok vio.

"Sutttt udah biarin aja, kai dan kia juga cocok "ucap via, via tau jika kai menyukai kia namun via tidak tau jika hubungan kia dan kai lebih dari itu.

Kembali ke kia dan kai..

Bagi kai, hari ini adalah hari teristimewa baginya, bagaimana tidak gadis yang kini telah sah menjadi tunangannya kini berada di sisinya bahkan memeluk pinggangnya kalaupun ini mimpi kai meminta untuk tidak di bangunkan.

Kia begitu nyaman di posisi ini apalagi parfum beraroma vanilla yang sangat ia sukai Membuat ia betah untuk terus memeluk nya.

Mengeratkan pelukannya bahkan tangan kia kini telah masuk dalam seragam sekolah kai. Kia bisa merasakan otot-otot perut sixpack milik kai tercetak jelas di dalam sana.

Kai? Kini ia mati-matian mengendalikan tubuhnya karna merasakan tangan kia yang begitu lincah menyentuh perut sixpack milik nya.

Kini mereka berdua telah sampai di kediaman Adhitama dan kai bernafas lega, akhirnya penderitaan nya selesai.

Turun dari motor kai, begitupun dengan kai.

"Mampir ?"tanya kia,

"Tidak perlu, masuklah"jawab kai

( Gini amat dah ,yang satu kulkas yang satunya kutub )~~ author.

Sebelum masuk kia menyempatkan untuk memeluk kai sebentar lalu pergi meninggalkan kai yang kini mematung di buatnya,

Tanpa sadar bibir pemuda itu tertarik membentuk senyuman tipis yang tak pernah ia perlihatkan kepada siapapun.

Menaiki motornya dan pergi dari sana setelah merasa jika gadisnya telah benar-benar masuk ke dalam mansion.

Di sisi kia, kini ia telah berada di kamarnya sambil tersenyum miring.

"Hmm, ternyata dia begitu mencintaimu kia, tapi kenapa tak pernah kau balas perasaannya "ucapnya. Setelah itu tertidur tanpa mengganti pakaian sekolah nya.

Tanpa ia sadari jika sosok gadis yang kini menatap dirinya dengan senyuman tipis.

“Karna aku bukanlah takdirnya melainkan dirimu Lia, kamulah takdir sebenarnya sedangkan aku hanyalah perantaranya” ucap sosok itu dan menghilang dengan kelopak bunga mawar putih.

Skip malam..

Saat ini kia berada di ruang keluarga beserta papa dan mama setelah melaksanakan makan malam bersama.

"Papa mau ngomong sesuatu kepada kalian "ujar papa

"Apa itu pa "tanya mama penasaran tapi tidak dengan kia yang tidak perduli.

Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang