Bab 5

13.3K 725 4
                                    

Happy reading 🌈

Kalau di lihat-lihat Kayanya hubungan mereka lebih kalau di sebut teman deh, tadi gue nggak sengaja ngeliat kalung kai yang mirip dengan kalungnya kia "ucap Farhan Membuat Al merasa tidak suka dengan ucapan itu.

Al menatap tajam Farhan yang membuat sang empu menatap balik dengan pandangan bingung.

Kenapa bos? Natapnya biasa aja dong "ucap Farhan lalu menaiki motornya di ikuti Reno dan Devan.

***

Di sisi lain kia dan kai masih berada di jalan pulang dengan kai yang menyetir dan kia yang duduk dengan aura suram.

Kia.. "
Kia? Kau memanggilku apa tadi "potong kia menatap tajam kai,

K-KIA kan itu nama kamu "ujar kai memalingkan wajahnya yang tidak berani menatap mata tajam milik tunangannya ini.

Oh "jawabnya.

Zia marah yah sama zio "ujar kai memberanikan diri untuk memanggil panggilan kesayangan mereka dulu.

Tidak ada jawaban Membuat mata kai berkaca-kaca, dia takut jika nanti kia lebih akan menjauhinya dan membencinya dia takut hal itu.

Kini mereka telah sampai di kediaman keluarga ALEXANDER.

Turun "ucap kia yang keluar terlebih dahulu di ikuti kai yang langsung masuk dengan kepala menunduk menyembunyikan wajahnya yang ingin menangis.

Kia? Mana perduli, dia hanya ingin melihat sebucin apa tunangannya kia ini.

Loh kai kenapa "ujar wanita paru baya namun tak di jawab oleh kai. KEYSHA AUDREY ALEXANDER bunda kai.

Loh Bun itu kai kenapa kek gitu "tanya ayah yang tadi tidak sengaja berpapasan dengan kai di tangga. KAREL IVANDER ALEXANDER 

Ehem "deheman kia Membuat mereka kaget.

Astaga kiaaa "heboh bunda, saat ingin memeluk kia, kia langsung mundur kebelakang.

Why kia? "Ujar bunda

Tidak ada, saya ingin ke kamar kai dulu "pamitnya lalu pergi meninggalkan mereka yang menatapnya sendu.

Yah, kia dia berubah " ucap bunda lirih

Apa lagi yang di lakukan Aditya kepada putriku itu "batin ayah sambil menatap punggung tegas kia, punggung kecil yang selalu menampung beban, gadis kecil yang selalu di tuntut sempurna oleh keluarganya, mungkin kia memang bukan darah dagingnya tapi ayah jauh lebih menyayangi kita di banding kai putra kandungannya.

Ceklek!!

Kia Membuka pintu dan tidak melihat kai di kamarnya, namun saat masuk ia tidak sengaja mendengar percikan air di kamar mandi. “ mungkin mandi ” pikir kia.

Membuka jaket kulitnya dan duduk di tepi ranjang sambil menunggu  kai.

Srett..

Kini kau telah siap dengan kaos hitam oblongnya dengan celana panjang.

Kia tau namun ia tak membuka matanya, ia masih nyaman dengan kasur kai. Empuk, lembut dan beraroma khas vanilla.

Kai terkejut melihat kia yang duduk bersandar di kasurnya sambil menutup mata. Dulu saat kai meminta untuk kia datang kerumahnya kia selalu memberikan alasan yang hingga saat itu kai tidak lagi meminta nya .

Zio "panggil kia lembut membuat darah kai berdesir hebat

I-iya "gugupnya.

Kemari, "ucap kia menatap mata kai sambil menepuk-nepuk kasur di sebelahnya.

Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang