6. Hampir saja...

1.8K 178 7
                                    







"Kamar mandinya di sebelah sana" tunjuk Gracia pada salah satu pintu dekat dapur.

"Nah itu shower nya kiri air panas, kanan air dingin" ucap gracia, shani hanya mangut-mangut mendengarkan penjelasan gracia.

"Lalu itu namanya toilet, kamu tahu kan nona cara pakainya?

"Kamu meledek ku,huh ?

"Ga gitu loh kali aja kamu ga bisa makainya kan aku cuman tanya" kata gracia nyengir di hadapan shani, memamerkan gigi ngingsulnya yang membuatnya tambah terlihat manis.

"Ya udah mandi gi, kamu bisa pakai pakaian ku dulu. Aku mau ke bawah dulu buat beli makanan untuk kita" jawabnya yang kemudia membuka kenop pintu.

"Kamu mau makan apa? Tanyanya yang menoleh ke arah shani dan untuk kesekian kalinya mereka saling menatapa satu sama lain.

"Hmm apa aja boleh, makasih" kata shani. Sosok itu pun menghilang dari pandangannya.

Di dalam kamar mandi shani menatap polos pantulan wajahnya di cermin.

"Arghhhhhhh....aku baru sadar kalau aku engga tahu siapa nama anak itu...." Gerutu shani.

"Salah kita bahkan belum saling mengenal satu sama lain, tapi entah kenapa aku bisa di bawa masuk ke dalam rumahnya" monolog shani.

Ahhhh segarnya, shani keluar dari kamar mandi dengan memakai pakaian yang tadi sudah di sediakan gracia terlebih dahulu sebelum dia pergi.

DRETTTT

Suara getaran handphone itu berasal dari handphone nya.

"Eh...oniel!

Sejak kejadian itu shani sudah menghapus kontak milik oniel.

Handphone nya kembali bergetar dan menampilkan nomer yang sangat dia kenali.

Di tolaknya panggil masuk dari oniel. Dan lagi-lagi handphone pun menampilkan panggilan masuk dari orang yang sama. Kali ini shani tidak memperdulikan nya.

Dia berdiri didepan jendela menatap kesembarang arah. Ingatannya mengulang kembali hari dimana mereka berkenalan, hari dimana mereka melewati hari-hari bersama. Sepuluh tahun bukanlah waktu yang sebentar, shani seakan-akan telah menyia-nyiakan waktunya selama itu hanya untuk menjaga hubungannya dengan oniel, tapi apa yang dia dapat, oniel malah berselingkuh dengan orang lain.

Sampai sekarang shani masih bertanya-tanya apa yang kurang darinya? Sehingga tanpa hati oniel berani bermain curang di belakangnya. Tak tahu kah dia selama ini bagaimana sulitnya mempertahan hubungannya dengan oniel, berusaha membangun nama baik oniel di depan keluarganya dan lingkungan sekitarnya. Tapi ah sudah lah....

Dia lelah bertanya dengan takdir yang belum pasti...

"Eh, bukan kah itu..." Pandangan shani terganggu saat melihat sosok yang di kenalinya.

"Sial! Gumam shani yang bergegas turun dari hunian gracia yang terletak di lantai dua.














Di bawah...

Lelaki di bar itu secara diam-diam menguntit gracia dan shani dari belakang lalu menunggu kesempatan untuk membalaskan dendam kepada gadia yang sok ikut campur itu.

"Sudah ku bilang kan jangan ikut campur urusan orang lain! Lelaki itu sudah mencengkram leher Gracia. Dari raut wajahnya sungguh demi Tuhan gracia amat ketakutan.

"Oh jadi elu cewek yang udah ngehajar temen gua tadi di bar? Tanya salah satu di antara mereka.

"Menghajar seseorang di bar? Maaf aku rasa kalian salah orang" sangkal Gracia di tengah-tengah rasa ketakutannya.

"Jangan main-main ya lu sama kami!

"Tapi emang aku ga ngerasa memukul siapa pun! Kembali ia menyangkalnya.

"Udah deh kak, mana berani dia mengaku. Lebih baik kita kasih saja dia pelajaran! Ucap lelaki yang sangat di kenali gracia. Lelaki itu adalah lelaki yang tadi di bar.

"Oiiii...." Teriak shani, dengan tangan yang sudah di lipat di depan dadanya. Berjalan santai ke arah gerombolan orang yang seperti menyandra gracia.

"Ah sial, kenapa dia harus muncul di saat seperti ini! Ucap lelaki itu lagi.

"Kenapa dia sini? Gumam gracia.

"Kak ayo kita pergi! Kata lelaki itu.

"Apa jadi siapa yang menghajarmu? Wanita itu atau bocah ini, huh? Tanya lelaki yang masih mencengkram erat kerah baju gracia.

"Berisik! Suara itu berasal dari shani, kedua lelaki yang sedang berdebat itu memalingkan wajahnya ke shani.

"Iya!

"Iya aku yang memukul lelaki keparat itu" kata gracia. Shani terkejut dengan ucapan gracia barusan. Dari yang shani lihat bocah itu tidak memiliki kemampuan untuk melindungi diri nya sendiri.

"Apa-apa si nih bocah, pengen sok sokan jagoan apa? Pikir shani dalam hati.

"Sekuat apa pun dia, ada tiga orang pria berotot di sini, dia ga akan bisa melawanya seorang diri" tutur batin gracia.

"Ah sial buang-buang waktu kenapa ga ngaku dari tadi"










BUGGGGHH......











"AKHHHH......!!!!!













"Hai boca apa kamu baik-baik aja? Tanya shani sembari mengulurkan tangannya di hadapan gracia

"Ah iya aku ga apa-apa" sahut gracia lalu menerima uluran tangan shani.

"Apa sekarang kamu percaya kalau aku bisa melawan mereka? Lain kali jangan bertindak ceroboh seperti itu lagi ya." Ucap shani.

Waw...

Lagi-lagi gracia di buat terkagum-kagum dengan sosok yang sekarang di hadapannya.

Dengan sangat mudah, shani berhasil menghajar tiga orang peria bertubuh kekar dengan sangat mudah.

Gracia tidak habis pikir kenapa wanita itu tiba-tiba ada di bawah tapi dia sangat bersyukur dengan adanya wanita itu kalau samapi wanita itu tidak ada di sana mungkin akan terjadi sesuatu pada nya.

"Ah mengapa rasanya...." Gumam gracia.


















Hai jangan lupa vote and comen ya gaiiii
Makasih untuk ngevote itu tandanya kalian menghargai kami sebagai penulis gratisan...

Btw TBC....

Kontrak Cinta ( GRESHAN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang