"Hanya orang bodoh yang berani menantang seseorang tanpa memiliki kemampuan apa pun dalam bertarung...." Ucap shani sembari mengobati luka pada pelipis kiri gracia.
"Apa??? Sial!!! Secara ga langsung kamu mengatai ku bodoh! Prostes gracia, shani menarik bibirnya menampilkan senyumannya di hadapan gracia, sampai akhirnya mereka melakukan eye contact secara tidak sengaja, saling bertatapan walau hanya sepersekian detik saja. Karena gracia terlebih dulu mengakhiri eye contact mereka.
"Memang kau bodoh! Itu lah sebabnya aku menyuruhmu untuk mundur waktu kamu mau sok-sokan melawan berandal itu! Kata shani dengan sedikit kesal.
"Aw...! Shani menekan luka pada pelipis gracia dan bibir bawahnya.
"Siapa sangka kalau kamu bisa menghadapi mereka bertiga sekaligus...aw...sakittttt! Lanjut gracia, dia kembali mengaduh saat tangan shani kembali menyentuh lukanya.
"Selesai...." Ucap shani setelah berhasil mengobati luka gracia lalu menutupnya dengan plester luka.
"Bisa kita makan sekarang? Aku benar-benar merasa lapar sekarang" katanya lagi, tangannya mengelus-elus bagian perutnya lalu menampilkan wajah yang terlihat sangat menggaskan di kata seorang gracia, dan tiba-tiba saja bibirnya mengukir senyuman.
"Untung makanannya selamat" gumam shani yangasih terdengar jelas di telinga gracia, tangannya dengan cekatan membuka isi di dalam kresek yang di bawa oleh gracia barusan.
"Maaf aku cuman bisa beli mie goreng abang-abang, entah kamu suka atau ga sama makanan ini"
"Kamu mengejek ku, hmm?
"Engga cuman..."
"Diam lah dan makan makan, makanan mu" ucap shani memotong omongan gracia.
"Enak..." Setelah beberpaa menit mereka sibuk dengan makanan masing-masing akhirnya shani buka suara.
"Ah syukur lah kalau kamu menyukainya" kata gracia, datar tanpa menatap lawan bicaranya. Tidak tahu kah dia jika saat ini bidadari sedang menatap ke arahnya.
"Kenapa?
"Hah,kenapa? Apa nya yang kenapa? Sahut shani gelagapan.
"Kenapa kamu menatapku? Kata garacia yang tiba-tiba saja mengankat kepalanya, dan untuk kedua kalinya kedua manusia itu terpaksa saling bertatapan, namun kali ini jauh lebih lama, jauh lebih dalam. Shani hampir saja terjebak ke dalam tatapan seseorang yang baru saja di kenalnya itu.
"Hmm, terima kasih untuk malam ini. Aku shania indira. Kalau kamu ga keberatan boleh aku minta kontak kamu? Kali ini gantian shani yang mengakhir kontak mata keduanya. Shani seperti kehilangan kekuatannya saat mata indahnya bertemu kembali dengan mata indah milik gracia, tatapan itu tatapan yang penuh dengan luka dan...dan ada sesuatu yang sulit sekali di jelaskan...
"Aku berhutang banyak padamu, jika kamu membutuhkan sesuatu jangan sungkan untuk menghubungi ku..." Shani kembali bica sesaat tidak mendapati tanggapan apa pun dari lawan bicaranya.
"Hmm, aku shania gracia. Ga ada yang berhutang di sini, aku hanya melakukan yang semestinya aku lakukan" katanya lagi, nada bicaranya kembali dingin. Sesaat shani berpikir apa ada yang salah dari ucapnya barusan.
"Ok"
"Ya"
Suasana tiba-tiba saja menjadi canggung. Keduanya sama-sama tidak tahu harus bicara apa dan bersikap seperti apa saat ini. Keduanya hanya diam mematung dengan makanan di hadapan masing-masing. Tidak ada suara, hanya suara detak jam saja yang mendominasi keadaan saat ini.
"Sial! Canggung nya! Aku bingung harus bicara apa" dumel shani pada dirinya sendiri.
"Aku engga perna membayangkan bakalan makan mie goreng sama orang asing yang aneh di rumah ku ini" tutur batin gracia.
"Hmm, jadi kenapa kamu berada di bar malam ini? Tidak suka dengam kecanggungan ini akhirnya Gracia memutuskan untuk membuka pembicaraan dengan wanita di hadapannya ini.
"Eh...hmm hanya sedang cari angin saja" ucap shani sesaat menatap ke arah Gracia sebelum dia kembali menatap sudut lain di tempat itu.
"Kenapa kamu pergi sendiri? Dan lagi bukan kah hari ini hari Valentine, kenapa kamu engga pergi sama pacar kamu? Gracia ya, sekalinya nanya keroyokan nanya apa kepo si ge!
"Hari ini aku baru aja mutusin pacar aku"
"Hah? M-maaf"
"Hahaha! Kenap minta maaf? Aku ga apa-apa kok, kenapa jadi kamu yang minta maaf, dasar aneh! Kata shani tanpa beban.
"Oh jadi saat itu dia ingin menjadikan ku pelepasan dari stresnya di bar" gumam gracia.
"Lalu kamu sendiri?
"Aku? Aku kenapa?
"Apa kamu memiliki kekasih? Aishhh shani bodoh, pertanyaan macam apa itu, mungkin itu yang saat ini terlintas di pikirannya. Entah kenapa mulutnya menjadi selancang itu saat ini.
"Aku belum pernah pacaran! Di sela-sela shani mengutuki ucapannya, dia cukup di buat terkejut oleh ucapannya gracia barusa.
"Hah? Asli serius kamu belum pernah pacaran? Pertanyaan shani pun hanya di balas oleh anggukan dari gracia.
"Ternyata kamu masih bocah ya?
"Bocah apanya? Aku udah 20 tahun ya!
"Jadi dia lebih mudah dari ku! Gumam shani.
Gracia mendorong bangkunya kebelakang, pergerakan itu tidak luput dari perhatian seorang shani indria.
"Eh...kenapa?
"Aku mau membereskan tempat tidur untukmu , ini udah malam dan kamu pasti idah sangat lelahkan" gracia berjalan ke salah satu ruangan yang ada di rumah itu.
"Eh jangan ga usah aku bisa tidur di sofa! Tolak shani karena merasa tidak enak.
"Terserah kamu aja deh, tunggu sebentar aku ambilin bantal sama selimut dulu! Katanya acuh.
"Jadi di sini yang aneh itu aku atau dia si? Kadang sikapnya sedikit lembut tapi kadang tiba-tiba aja mendadak jadi dingin" pikir shani.
Garacia kembali dari kamarnya denganembawakan bad cover dan bantal untuk di gunakan shani tidur setelah itu dia kembali ke kamarnya.
Shani merebahkan tubuhnya yang lelah itu, mencoba memejamkan kedua matanya, namun dia beberapa kali gagal membuat matanya terpejam, ada sesuatu yang tiba-tiba saja mengganggu pikirannya.
"Jadi anak itu belum pernah berpacaran sebelumnya. Mustahin dengan wajah secantik, ah engga dia memiliki wajah tampan juga. Mustahil dengan wajah seperti itu tidak ada yang menyukainya. Tapi kalau di pikir-pikir lagi dengan sikapnya yang seperti itu mungkin membuatnya menjadi kesulitan memiliki pasangan" iya pikiran itu yang saat ini memenuhi rongga hati dan pikiranya, sunggu sesuatu yang menurutnya aneh, dalam hidupnya ini kali pertama kalinya dia memikirkan orang lain.
Dan tempat lain yang tidak kalah jauh dari tempatnya berada, seorang wanita yang memiliki paras yang cantik nan tampan rupawan pun sedang di ganggu oleh pemikiran tentang kenapa dia harus menerima orang asing do rumahnya. Kenapa dia melawan arus, melawan sesuatu yang bertolak belakang dengan dirinya sendiri.
"Ah sial! Kenapa aku harus mikirin hal yang ga penting!
"Lagi pula setelah malam ini, kita mungkin ga akan ketemu lagi! Ucap shani dan gracia dalam hati secara berbarangan. Mengakhiri pikirannya yentang masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrak Cinta ( GRESHAN )
RomanceSetelah di selingkuhi oleh mantan pacarnya, nona muda kaya raya Shani Indira Natio di seret ke acara perjodohan oleh Vivi Yona, ibunda tersayang. Untuk menghindari perjodohan, dia menjalin kontrak percintaan dengan seorang pelayan bar tampan atas do...