👑 🐻 👑
🍁🍁🍁
Ada banyak hal yang Sera pelajari semenjak Seokjin menunjuknya sebagai perwakilan sementara di Hyunjin, dia sudah membaca tentang sejarah perusahaan, sepak terjang Seokjin selama menjabat sebagai Presiden Direktur, produk-produk yang dijual, termasuk daftar anak perusahaan Hyunjin.
Baru dua minggu tapi kepala Sera sudah nyaris pecah—mungkin sebentar lagi benar-benar pecah, dia sampai tidak ingat waktu untuk sekedar meluruskan punggung atau makan siang kalau bukan Karina yang mengingatkan. Sera seperti mati dalam posisi berdiri, beradaptasi dengan segudang jadwal pekerjaan yang membunuh seluruh hari-harinya.
Sera juga harus ke rumah sakit, sebelum dan setelah pulang bekerja. Kalau dihitung-hitung, Sera hanya bisa tidur tiga sampai empat jam setiap harinya. Sudah dua minggu berlalu tapi Seokjin belum juga sadar, bahkan belum ada tanda-tanda Seokjin akan bangun dari komanya.
Sera mengenggam tangannya yang tersemat cincin pernikahan, otaknya yang sudah penuh memikirkan pekerjaan dan Seokjin, dipaksa untuk memikirkan Reeya. Sesuai dugaan, Jiyeon tidak mau mengembalikan Reeya sesuai jadwal yang telah ditetapkan pengadilan. Sera bisa saja bertindak keras dengan cara mengambil paksa Reeya dari Jiyeon, namun dia pikir itu akan merusak psikis Reeya yang selama ini sangat dijaga oleh Seokjin.
Kim Reeya tumbuh dalam lingkungan keluarga yang baik, rukun, dan bahagia. Semua orang mengabaikan segala masalah pribadi, bila ada di depan Reeya. Seokjin pernah mengatakan pada Sera, bahwa masa kecil Reeya harus bahagia, Reeya masih terlalu kecil untuk merasakan tipu muslihat kehidupan dunia yang sebenarnya.
"Jika Reeya sudah cukup umur, barulah dia akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada orangtuanya juga keluarganya secara keseluruhan."
Seokjin tidak ingin Reeya tumbuh seperti Aera, putrinya Hoseok, yang sudah dipaksa untuk berada di tengah-tengah konflik keluarga Jung. Aera tumbuh menjadi anak yang penakut terlebih pada Hoseok, Aera kerap dihukum dalam ruang gelap bila membuat Hoseok kesal.
"Selamat pagi, Nyonya Sera."
Sapaan dari Karina membuyarkan lamunan Sera, asistennya itu masuk ke ruangan lalu mengangsurkan secangkir kopi panas kepadanya.
"Terima kasih."
Sera mengetuk jemari di meja kaca sembari berkonsentrasi, masalah pribadi tidak boleh mengganggu sampai di tempat kerja. Dia tidak mau tampak tidak professional dihadapan stafnya, tapi sial bagi Sera karena wajah muramnya terlalu terbaca oleh Karina.
"Ada masalah?"
"Oh, ah, tidak—" Sera berusaha mengelak. "Ada jadwal apa aku hari ini?" tambahnya.
"Hari ini kita akan membahas penjualan produk yang baru di launching bulan lalu—oh, aku belum menambahkan creamer di kopimu," tambah Karina cepat-cepat, sewaktu Sera ingin meminum kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Kim dan Sang Pelacur
FanficKim Seok Jin mendapat kiriman hadiah dari rekan bisnisnya di Macau, Seraphina, seorang Pelacur paling cantik seantero negeri Tiongkok. Seokjin sudah sering mengatakan kalau dia tidak membutuhkan hadiah semacam itu, biasanya dia akan meninggalkan had...