Dont repost!!❌
Inspired by tiktok @eriya.sijeunie
Harap tidak membawa cerita lain kesini yaa^^
Sudah 2 bulan semenjak kejadian itu, baik Gesya maupun Naresh tidak ada yang membincangkannya. Entah itu Gesya yang tidak ingin mengingatnya atau Naresh yang belum ingat kejadian itu. Semuanya terasa baik baik saja. Tapi, Naresh merasa ada yang berubah dari sikap Gesya belakangan ini. Gesya lebih banyak diam. Tak jarang pula Naresh melihat Gesya menangis diam diam.
'ada apa dengannya?'
Naresh selalu mengingat hal kecil saat ia bersama Gesya. Ia ingin tau mengapa Gesya selalu menangis diam diam. Naresh pikir teman temannya mengetahui permasalahan Gesya, ternyata mereka juga bingung mengapa Gesya selalu diam dan tidak pernah lagi cerita hal random. Saat ditanya pun ia hanya menjawab baik baik saja.
Marsell sangat ingin menanyakan apa yang terjadi pada Gesya. Sebagai kakak, ia harus tau masalah adiknya bukan? Ia akan menanyakan hal ini pada Gesya nanti.
Sudah beberapa hari kebelakang Gesya merasa mual, terutama saat pagi. Dan pagi ini ia merasakannya lagi.
Huekkk huekkk
Entah apa yang membuatnya mual, padahal ia tidak memakan makanan yang aneh belakangan ini, tapi mengapa ia selalu merasa mual? Ia tidak ingin berpikiran buruk, ia takut akan membuatnya stress dan tidak bisa melakukan aktivitasnya.
Gesya merasa ada yang aneh, tapi ia tidak ingat apa yang aneh. Setelah berusaha mengingat apa yang kurang, ternyata ia lupa mengecek tanggal di kalendernya. Dengan cepat ia melihat tanggal di kalender hpnya.
Deg.
Ia baru sadar sudah 3 minggu ia belum mendapatkan tamu bulanannya. Seketika pikiran negatif mengisi seluruh pikiran Gesya.
'bagaimana kalau beneran terjadi?'
Gesya ingin memastikan apa yang ia pikirkan tidak terjadi. Dengan gerakan yang terburu buru, Gesya pergi untuk membeli testpack di apotek.
Setelah mendapatkan yang ia mau, Gesya segera pulang dan mencoba testpack itu dirumah. Gesya berharap apa yang ia pikirkan tidak benar benar terjadi. Dengan hati yang berdebar, Gesya mencobanya. Butuh beberapa menit untuk mendapatkan hasilnya. Gesya tidak hanya memakai 1 testpack, tapi ia memakai 3 testpack.
Setelah menunggu beberapa menit, Gesya mencoba untuk melihat hasilnya. Ia mengambil 1 testpack untuk melihatnya. Seketika air mata Gesya mengalir deras. Ia tak menyangka apa yang ia pikirkan benar terjadi. Dengan tangan yang bergetar ia mengambil semua testpack yang dicobanya untuk memastikan semua ini tidak benar.
Gesya menangis sekencang kencangnya. Pikirannya selama ini benar terjadi. Ia tak tahu harus bagaimana. Ia takut untuk menghubungi orang tuanya. Ia takut orang tuanya marah dan kecewa dengannya. Ia takut dengan kakaknya. Ia takut kakaknya marah besar dan meninggalkannya. Ia takut dengan semua yang akan terjadi. Ia harus menutupi semua ini dengan baik. Tidak ada yang boleh tau kalau ia hamil.
Gesya mengusap perutnya. Ia tak mau jika harus menggugurkan bayi ini. Bayi ini tidak bersalah. Ia harus menjaga bayi ini hingga lahir. Ia akan memberitahu Naresh nanti
"Sehat sehat diperut bunda ya sayang"
Tiba-tiba ia menangis lagi, ia terlalu muda untuk menjadi ibu. Bagaimana kalau ia gagal menjadi ibu? Bagaimana kalau Naresh tidak ingin bertanggung jawab? Hahh semuanya terasa pusing.
Terlalu lelah memikirkan apa yang terjadi, Gesya tertidur dengan tangan yang masih berada di atas perutnya.
◉◉◉
Disisi lain, Marsell ingin bertanya kepada Gesya tentangnya. Adiknya itu sudah jarang bercerita kepadanya maupun temannya. Bahkan pacarnya sendiri tak tahu menahu tentang apa yang terjadi pada Gesya.
Saat ingin mengetuk kamar Gesya, marsell mendengar suara tangisan. Sangat kencang sampai membuat Marsell berjaga jaga. Ia membawa sebuah pisau lipat di saku celananya. Ia berjalan perlahan ke kamar adiknya. Dugaannya benar. Adiknya menangis. Tapi apa yang membuatnya menangis kencang seperti itu? Marsell tidak ingin mengganggu adiknya, tapi rasa penasaran itu tidak hilang. Jadi ia menunggu agar Gesya merasa lebih baik baru menanyakan hal apa yang terjadi.
Sudah 10 menit Marsell menunggu. Tidak ada suara tangisan, ataupun suara pergerakan Gesya. Ia membuka pintu secara perlahan agar tidak mengganggu Gesya. Pandangannya terpaku. Gesya tertidur dengan tangan yang berada diatas perutnya.
Marsell merasa kasihan terhadap adiknya. Ia melihat wajah Gesya saat tertidur. Sangat pulas. Belakangan ini Marsell melihat adiknya jarang tertidur, ia sangat suka begadang mengerjakan tugas kuliahnya. Lingkar hitam dimatanya tidak bisa membohonginya. Apalagi dengan bibirnya yang pucat, bekas air mata yang dibiarkan.
Tidak ingin membangunkan Gesya, Marsell mencari sesuatu yang janggal di kamar gesya. Ia memeriksa laci nakas, tidak ada apa-apa. Ia beralih ke lemari, tidak ada yang janggal. Mungkin ia sudah berprasangka buruk. Karna tidak mendapatkan kejanggalan apapun, Marsell meninggalkan kamar Gesya.
Tukk
Marsell merasa ia menendang sesuatu. Ia kembali mencari sesuatu itu. Ia memeriksa setiap kolong dikamar Gesya. Hingga akhirnya ia menemukan suatu benda pipih di bawah laci nakas. Ia mengambil benda itu dan langsung mengantongi benda tersebut tanpa melihatnya terlebih dahulu. Ia tak ingin mengganggu tidur adiknya lebih lama lagi.
.
.
.
Tbc
Jangan lupa voment yaaa^^
Salam dari raaaaa🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ●Park Jisung●
Teen FictionKehidupan Gesya berubah dalam sekejap pada malam itu. Malam yang sangat buruk bahkan bisa dikatakan malam itu Gesya sangat kotor. Ia tak pantas disebut wanita. Jalang adalah sebutan yang pantas untuknya. Masa depannya hancur begitu saja. Dan ini sem...