12. Rencana Jiandra (2)

38 7 0
                                    


Dont repost!!❌

Inspired by tiktok @eriya.sijeunie

Harap tidak membawa cerita lain kesini yaa^^

Happy reading ><



















Besok rencana Jian akan dilakukan. Ia sudah menyiapkan semuanya dengan matang. Rencana yang disiapkan harus berjalan sesuai ekspetasi karna tak mudah menyusun semuanya. Ia butuh beberapa orang termasuk orang tuanya untuk melancarkan aksinya. Setelah berdebat hampir 1 jam, akhirnya ia mendapatkan izin orang tuanya. Tinggal menunggu hari esok saat orang tua Gesya sampai.

Jian merasa lelah setelah menyiapkan semua rencananya. Ia butuh tidur yang cukup agar besok ia tidak mengacaukan rencana itu sendiri. Sebelum ia tidur ia menenangkan fisik dan mental untuk menghadapi orang tua Gesya besok. Merasa cukup, Jian beranjak ke tempat tidur dan seger tidur.

◉◉◉

Pagi ini Gesya dan Marsell sibuk membereskan rumah. Mereka saling membantu, tapi Gesya hanya melakukan yang ringan seperti mencuci piring dan merapikan bumbu dapur yang berserakan akibat Marsell. Sedikit sulit untuk melakukannya karna ia memakai sweater oversize agar perutnya tak terlihat buncit. Marsell juga sangat memerhatikan Gesya. Bahkan ia berinisiatif memberikan bangku yang beroda dan bisa diputar miliknya dari ruang kerja untuk Gesya duduk agar adiknya tidak kelelahan berdiri. Ajaib sekali idenya.

Setelah semuanya selesai, Marsell dan Gesya menunggu diruang tamu. Raut gelisah terpancar dari wajah keduanya. Marsell tidak terlalu berharap kepada Jian, ia takut rencana Jian tidak berjalan mulus karna watak kedua orang tuanya. Marsell hanya berharap semoga rencana Jiandra tidak aneh aneh dan bisa membuat mereka percaya.

Tin tinnn


Keduanya menoleh kearah pintu kemudian bertatapan satu sama lain. Mereka berpegangan tangan dan melangkah kearah pintu. Tak lama pintu rumah terbuka dan menampakkan kedua orang tuanya. Mereka menyambut hangat kedua orang tuanya seperti biasa.

"Ayah udah lama banget ga pulang, enak banget pas sampe rumah. Rasanya beban keluar semua dari pundak."

Marsell tersenyum dan mempersilahkan keduanya untuk beristirahat. Keduanya memilih istirahat di sofa dahulu karna masih kangen suasana rumah yang hampir setahun ditinggalkannya.

Marsell dan Gesya ikut duduk dan berbincang dengan hangat. Tidak ada yang mencurigakan untuk saat ini. Marsell sampai lupa untuk mengabari Jian. Tanpa sepengetahuan siapapun ia mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu kepada Jian. Buru-buru ia masukkan kembali ponselnya kedalam saku celana dan berbincang dengan kedua orang tuanya.

"Sya, kamu keliatan berisi ya. Seinget bunda kamu jarang banget makan sampe bunda harus bilang ke Naresh dulu biar kamu diajak makan sama dia."

Deg

Gesya terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia menatap Marsell agar membantunya untuk menjawab pertanyaan bundanya.

"Oh iya, kemana Naresh? Bunda kangen banget sama dia. Dia itu cuek tapi perhatian loh. Bunda suka banget sama dia."

"I-itu bun... Naresh putusin Gesya karna dia mau lanjut studi di Canada." Marsell menjawab dengan berhati-hati sambil sesekali melirik Gesya yang hanya diam.

Destiny ●Park Jisung●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang