Dont repost!!❌
Inspired by tiktok @eriya.sijeunie
Harap tidak membawa cerita lain kesini yaa^^
Hari ini Gesya pergi ke kampus seperti biasa. Walaupun masih mual, tapi tidak separah kemarin. Gesya berusaha baik baik saja seolah tidak terjadi apa-apa.
Saat kelas berlangsung pun tampak baik baik saja. Gesya melakukan aktivitas layaknya mahasiswa lainnya. Ia juga sempat bertemu dengan Naresh sebelum masuk kekelas. Ia ingin memberitahu Naresh soal kejadian itu dan tentunya soal bayi yang dikandungnya. Tapi Gesya menunggu waktu yang tepat. Semoga saja Naresh mau bertanggung jawab.
◉◉◉
2 jam berlalu, Gesya merasa badannya tidak enak. Ia merasa lemas dan pusing. Tapi ia tidak ingin meninggalkan kelasnya. Ia tidak mau ada yang mengkhawatirkannya. Ia mencoba kembali fokus memahami materi yang diberikan. Tetapi matanya berkunang-kunang. Ia berusaha sekuat tenaga menahan rasa pusingnya. Tiba-tiba semua gelap.
◉◉◉
Gesya dibawa ke uks kampusnya. Tak lama kemudian, Marsell dan Naresh menyusul ke uks. Gesya belum sadar. Mukanya pucat seperti orang kelelahan. Marsell berpikir kalau Gesya belum sembuh total dari sakitnya kemarin dan langsung beraktivitas. Ia melupakan benda yang ia bawa dari kamar Gesya.
"Eunghh" Gesya mengernyit. Yang ia ingat terakhir kali adalah ia berada di kelas. Sekarang dia berada dimana?
"Kau sudah bangun?" Gesya menengok kearah pintu. Itu Marsell. Apa dia yang membawanya kesini? Apa dia sudah tau rahasianya? Dokter tidak bilang yang aneh aneh kan?
"Kau kecapekan. Bukannya kakak sudah bilang agar beristirahat dulu dirumah? Kenapa kau malah tetap pergi? Lihat kan. Kau pingsan dikelas." Marsell khawatir dengan Gesya. Bagaimana tidak? Akhir akhir ini adiknya selalu kecapekan. Gampang lelah. Ketika Marsell menyuruhnya ke dokter, ia selalu menolak dan berkata bahwa ia baik baik saja.
"Aku tidak apa-apa. Kau terlalu berlebihan. Aku baik-baik saja." Gesya berusaha menenangkan kakaknya yang sangat khawatir kepadanya. Dan juga ia tidak mau kalau harus pergi ke dokter. Ia tidak mau ketahuan bahwa ia sedang hamil.
Karna kondisinya yang masih lemas, akhirnya Gesya dipulangkan dan disarankan periksa kerumah sakit sebab ia mudah lelah. Tetapi Gesya menolak. Ia tetap beranggapan bahwa ini hanya kecapekan saja. Marsell pun tidak ingin memaksa Gesya lagi. Ia tahu kalau semakin dipaksa akan membuatnya tertekan.
Sesampainya dirumah, Gesya disuruh untuk beristirahat lagi sementara Marsell akan membuatkannya makanan. Sebenarnya Gesya ragu kalau Marsell yang membuatkannya makanan. Terakhir ia kedapur semuanya hancur dan sudah tidak ada yang bisa dipakai. Tapi ia harus percaya bahwa Marsell tidak akan merusak dapur lagi.
Sementara, Marsell bingung apa yang harus ia lakukan. Ia tidak ingin merusak dapur lagi. Ia tidak ingin merepotkan Gesya. Marsell menyesal tidak mempekerjakan ART disini. Karna tidak ada cara lain, akhirnya Marsell memutuskan menelpon teman-temannya untuk kerumahnya dan membelikan makanan untuk Gesya.
◉◉◉
Brakk
Marsell terkejut saat mendengar suara pintu yang dibanting. Ia sudah tau siapa yang datang. Marsell segera berjalan kearah pintu melihat teman-temannya sudah duduk di sofa dengan kaki yang diangkat bak pemilik rumah. Ia hanya bisa bersabar melihat kelakuan para manusia tak tahu diri ini.
"Mar, nih makanan buat Gesya. Kasian juga liat dia pingsan dikelas kayak gitu." Juan memberikan sebungkus bubur ayam kepada Marsell.
"Ehhh ini gua juga bawa buat ayang Gesya." Ujar Haikal sembari memainkan alisnya. Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba punggungnya dipukul oleh seseorang.
"Ayang gue bangsat. Enak aja lo ngaku ngaku ayang Gesya." Ya, Naresh lah yang memukul punggung Haikal. Yang dipukul hanya bisa nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Canda doang elah posesip amat sih pak."
Marsell menggelengkan kepalanya. Ia tidak menghiraukan mereka. Ia segera pergi kekamar Gesya untuk membawakan makanannya.
Tok tok tok
"Sya, ini ada makanan dari juan sama Haikal."
Pintu kamar terbuka. Menampakan Gesya yang terlihat sangat lemas dan bibirnya pucat. Marsell masuk dan memberikan makanannya kepada Gesya. Ia melihat ada perubahan di tubuh Gesya, tapi Marsell tidak menemukan apa yang beda di tubuh adiknya. Karna merasa sudah terlalu lama meninggalkan teman-temannya, Marsell menyusul kebawah. Seketika Marsell mengingat sesuatu. Ia ingat pernah mencari sesuatu dikamar Gesya. Tapi ia lupa menyimpannya dimana. Marsell berbalik kearah kamarnya. Ia ingin mencari benda itu. Lagi pula teman-temannya sudah biasa ditinggalkan. Mereka sudah menganggap rumahnya adalah rumah mereka sendiri. Maklum lah anak kost.
Saat dikamarnya, ia mencari ke lemarinya. Memeriksa laci nakas. Tapi tidak ada. Ia memeriksa meja belajarnya. Tetap tidak ada. Seluruh penjuru ruangan telah ia periksa tapi tetap saja tidak ada. Ia mengingat-ingat dimana ia letakkan benda itu. Ia melihat baju dan celana yang dipakainya kemarin. Seketika ia mengambil celananya. Ia memeriksa saku celananya.
Dapat! Ia menemukan benda itu.
Ceklek
Saat ingin mengeluarkan benda tersebut. Pintu kamarnya terbuka.
"Lagi ngapain bang? Lama amat. Kita nunggu ampe lumutan." Naresh melihat Marsell yang sedang merogoh saku celananya.
"Lo lagi nyari duit bang? Lo bokek apa gimana?"
Marsell yang tersadar langsung mengeluarkan tangannya dari saku celana.
"Kaga, gua kaga ngapa ngapain. Lo ngapain kesini? Ada masalah?"
"Nggak, cuma anak anak pada nanyain lo. Tumben lo lama diatas. Mereka nyuruh gua keatas liat lo. Gua kira lo tidur. Lama banget lagian."
Marsell meletakkan celananya dan menghampiri Naresh. Ia tak ingin Naresh tua apa yang sedang dicarinya. Akhirnya ia dan Naresh kembali kebawah.
Sementara dikamar Gesya, ia sedang makan bubur pemberian juan. Ia merasa aneh. Mengapa juan yang membelikannya makanan? Mengapa bukan Naresh saja? Memikirkan itu membuatnya semakin pusing. Tiba-tiba ia kepikiran testpack yang ia pakai kemarin. Testpack itu sudah dibuang kan? Seingatnya ia membuang 2 testpack dan menyimpan satu testpack untuk diberi kepada Naresh. Ia segera membuka laci nakas tempat ia meletakkan testpack itu.
Testpacknya hilang.
.
.
.
Tbc
Chap ini agak panjang, semoga ga bosen yaaa. Maaf kalo ga ngefeel. Aku bingung soalnya
Semoga sukaaa^^Salam dari raaaaa🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ●Park Jisung●
Fiksi RemajaKehidupan Gesya berubah dalam sekejap pada malam itu. Malam yang sangat buruk bahkan bisa dikatakan malam itu Gesya sangat kotor. Ia tak pantas disebut wanita. Jalang adalah sebutan yang pantas untuknya. Masa depannya hancur begitu saja. Dan ini sem...