Dont repost!!❌
Inspired by tiktok @eriya.sijeunie
Harap tidak membawa cerita lain kesini yaa^^
Happy reading><
Pagi ini, Marsell bersiap untuk mengantar Naresh ke bandara. Kalau boleh jujur, ia tak sudi mengantar bajingan itu. Tapi karma ada Jian disini, ia mau tak mau harus ikut. Ia tak boleh terlihat menghindar. Akan sangat terlihat kalau ia menghindar untuk mengantar Naresh.
Mereka sepakat memakai mobil Jian. Marsell dan Jian berangkat bersama sebelum semuanya kumpul di kontrakan Haikal. Kontrakan Haikal sangat strategis karna dekat untuk bepergian. Selama perjalanan tak banyak bicara diantara keduanya. Hanya ada suara radio yang menyala. Bahkan saat berhenti di lampu merah, keduanya saling diam. Jian yang fokus memerhatikan lampu lalu lintas dan Marsell yang sibuk memainkan hp.
Sesampainya dikontrakan Haikal, terlihat 2 motor sudah terparkir rapi di depan. Kelebihan kontrakan Haikal adalah parkiran yang luas. Bahkan kontrakannya cukup untuk 3 mobil dan 4 motor. Kontrakan elit tapi tidak dengan penghuninya.
Jian dan Marsell masuk bersamaan. Terlihat Juan yang leha leha disofa, Chandra yang sibuk dengan laptop, dan Reyhan yang entah dimana. Mungkin dibelakang bersama Haikal.
Jian duduk disebelah Chandra, ia kepo dengan apa yang dikerjakan Chandra. Chandra selalu menemukan hal unik di laptopnya, hal yang disukai Jian. Menurutnya, sesuatu yang jarang atau bahkan baru ditemukan itu sangat unik. Ia bisa bebas mencoba memakainya tanpa ada yang tahu. Kepribadian yang sangat unik dan menggemaskan kalau menurut Reyhan. Marsell? Ia menunggu didepan teras kontrakan Haikal.
Tak lama Haikal dan Reyhan keluar dengan keadaan rapi, lalu mereka berangkat menuju bandara.
Suasana di mobil Jian sangat berbeda dengan yang tadi. Kini mobilnya sangat berisik oleh ocehan Haikal dan Reyhan. Tak jarang juan ikut nimbrung mengoceh. Hanya Chandra yang tetap tenang ditengah tengah mereka. Chandra tak pernah memusingkan hal itu. Menurutnya, ocehan mereka adalah healing terbaik yang ia punya.
Marsell? Ia sudah tertidur sejak tadi. Anehnya, Marsell tak merasa terganggu sama sekali. Mmungkin karna tadi malam ia begadang menyusun skripsi. Jian merasa tak enak kepada Marsell. Karenanya, Marsell tidur di ruang tamu sengan keadaan duduk dan laptop menyala.
Usai mengoceh, penghuni belakang mobil tertidur dengan pulas. Bahkan ada yang mengorok. Hanya Chandra dan Jian yang terjaga. Tentu saja jian terjaga, kalau ia tidur siapa yang menyetir mobilnya?
"Ji, tadi malem gua kepikiran, kalau misalnya semuanya pada misah kayak bang Naresh yang gabakal pulang, apa kita bakal bisa ketemu lagi walau sekali?" Pertanyaan Chandra membuat Jian memikirkan hal yang sama. Ia hanya memiliki mereka ber-6. Mungkin jadi ber-5 karna Naresh pergi. Kalau mereka ikut pergi, adakah yang masih mau menerimanya? Menerima kerandoman dan kekepoan seorang Jiandra Andara?
"Gua gatau, Chan. Gua harap kita ber-6 gaada yang kemana mana. Gua gapunya teman selain kalian."
Ucapan Jian sangat menusuk hati Chandra. Chandra sangat tahu kalau Jian tak mudah bergaul dengan orang asing. Bahkan dirinya bisa akrab dengan Jian karna dirinya yang memulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ●Park Jisung●
Novela JuvenilKehidupan Gesya berubah dalam sekejap pada malam itu. Malam yang sangat buruk bahkan bisa dikatakan malam itu Gesya sangat kotor. Ia tak pantas disebut wanita. Jalang adalah sebutan yang pantas untuknya. Masa depannya hancur begitu saja. Dan ini sem...