Hari minggu identik dengan istirahat panjang setelah melewati hari hari sebelumnya. Banyak orang yang melewati hari minggu dengan bersantai dirumah, rebahan dan tidur. Ada juga orang yang memilih jalan jalan sebagai apresiasi dirinya yang bisa melewati banyak rintangan di hari sebelumnya.
Tapi hari minggu yang cerah ini, Jian harus pergi membeli bahan bangunan untuk renovasi toko yang ia beli kemarin. Sebenarnya ia bisa saja meminta suruhannya untuk membeli semua perlengkapannya. Tapi ia tidak mau bahan yang dipakai untuk membuat cafe berkualitas buruk. Jadi ia yang akan membelinya sendiri. Jian juga meminta bantuan arsitek untuk mengubah toko tersebut menjadi cafe impiannya.
Selesai membeli bahan untuk renovasi cafe, Jian langsung memanggil tukang untuk dikerjakan sekarang.
Toko sedang di renovasi, Jian harap toko yang ia beli akan menjadi cafe yang cukup terkenal seperti yang ia bayangkan. Jian memerhatikan semua yang bekerja merenovasi cafe nya. Jiwa kepo seorang Jiandra tidak bisa dihindari. Ia terus memerhatikan sesuatu yang menurutnya asing dan unik.
Dering telpon membuyarkan kefokusan Jian yang sedang meneliti bebatuan.
"Halo?"
"Ji, ini gua Naresh"
◉◉◉
Marsell dan Chandra pergi apart Jian setelah mendapatkan pesan darinya 10 menit yang lalu. Juan, Haikal dan Reyhan ikut menyusul setelah selesai kelas. Mereka bingung kenapa Jian tiba tiba menyuruh semuanya berkumpul di apart miliknya yang belum pernah sama sekali di datangi oleh mereka kecuali Marsell. Bahkan mereka semua baru tau kalau Jian punya apartemen elit.
Karna Marsell pernah berkunjung, ia dengan mudah mendapatkan izin. Marsell diberi kartu tamu untuk akses lift sepuasnya. Chandra heran sendiri melihat Marsell dengan mudahnya dapat akses kartu. Mereka masuk kedalam lift setelah mendapatkan kartu.
"Bang, kok bisa gampang banget dapet gituan?"
"Gua pernah kesini sama Jian."
"Ngapain?"
Marsell hanya diam menunggu lift berhenti di lantai yang ia tuju. Chandra menatap Marsell dengan raut muka yang penasaran tapi ia tidak berani bertanya lebih dan memilih diam. Mungkin Marsell ingin Jian yang menjelaskannya.
Sampainya di lantai 7 Marsell dan Chandra melihat Jian yang menunggu didepan pintu apartemen. Jian yang menyadari itu langsung membuka pintu apart disusul oleh Marsell dan Chandra
Chandra terdiam melihat isi apartemen Jian. Ia pernah ditawari hadiah apartemen disini, sayangnya ia tolak dan lebih memilih perumahan.
'kalo tau apart nya kek gini mah gua terima anjir. Enakan ini daripada rumah yang sekarang'
Chandra masih menyesali tawaran ayahnya yang ingin memberikan hadiah ini. Chandra masih melihat sekeliling. Jian sangat hebat bisa mempunyai apartemen di kawasan elit.
Tak lama Jian kembali membawa sebungkus cemilan dan minuman. Marsell dan chandra langsung membuka cemilan yang diberikan Jian. Jian sudah mengetahui kelakuan mereka harus ada cemilan saat nongkrong. Mereka bersantai sambil menunggu tiga temannya datang.
Sekitar 45 menit menunggu, Marsell mendapatkan pesan dari Haikal kalau mereka sudah di lobby. Jian langsung menghubungi resepsionis untuk menunjukkan jalan ke tempat Jian.
5 menit berlalu, akhirnya mereka semua sudah berkumpul di apart milik Jian. Mereka takjub nuansa apart tersebut sampai lupa tujuannya kesini adalah membahas pesan yang dikirimkan Jian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ●Park Jisung●
Ficção AdolescenteKehidupan Gesya berubah dalam sekejap pada malam itu. Malam yang sangat buruk bahkan bisa dikatakan malam itu Gesya sangat kotor. Ia tak pantas disebut wanita. Jalang adalah sebutan yang pantas untuknya. Masa depannya hancur begitu saja. Dan ini sem...