6. Pamitan

64 9 7
                                    

Dont repost!!❌

Inspired by tiktok @eriya.sijeunie

Harap tidak membawa cerita lain kesini yaa^^

Chap ini agak panjang, semoga ga bosen yaaaa

Happy reading><








































































Hari ini Naresh packing semua barangnya, besok pagi ia akan pindah dan mungkin tak kembali ke indonesia. Entah mengapa ayahnya tiba tiba menyuruh untuk pindah ke Canada. Sangat mendadak tapi ia tak bisa menolak.

Naresh menitip absen kepada juan. Ia juga berpesan ke Gesya agar berangkat bersama Jian. Ia juga sudah mengajak Gesya pergi nanti malam.

Disela kegiatan pakcingnya, ia membuka hp dan mendapatkan pesan dari Marsell.



Calon ipar

Temuin gua di parkiran sekarang.

Sekarang banget bang?

Gua gapunya waktu buat basa basi.

Naresh segera turun ke parkiran apart. Ia bingung kenapa Marsell sangat tiba tiba meminta bertemu. Apakah ini lebih penting dari urusannya? Saat di lobby, ia melihat Marsell. Terlihat dari raut wajahnya bahwa ini sangat penting.

Tanpa basa basi Marsell langsung mengeluarkan benda yang ingin ditunjukkan kepada Naresh. Tidak dikasih kesempatan untuk mengambil nafas, Naresh terkejut melihat benda yang diberikan oleh Marsell. Naresh mengambil benda tersebut.





































Itu tespack dengan tanda dua garis. Mengapa Marsell memberi ini? Apa hubungannya dengan ia yang akan pergi ke Canada?

"Lo ngapain ngasih ginian bang? Lo hamilin anak orang?"

Plakkk

Hening. Keduanya tidak bersuara, Naresh masih terkejut dengan apa yang terjadi dan Marsell yang emosi mendengar ucapan naresh yang terdengar tidak ada beban. Mereka saling tatap. Naresh dengan tatapan marah dan bibgung, Marsell dengan tatapan tajamnya yang sangat mengintimidasi.

"Itu tespack milik Gesya." Mata Naresh terbelalak. Ia masih terkejut dengan semua ini. Apa maksudnya?

"Maksud lo-"

"Gesya hamil anak lo." Ia tak percaya. Ia belum pernah menyentuh Gesya! Mengapa Gesya bisa hamil? Itu pasti bukan anaknya.

"Lo ngomong apaan sih bang? Gua gapernah nyentuh Gesya! Mana mungkin Gesya hamil. Apalagi itu anak gue. Lo bohong kan? Bilang aja yang ngehamilin gamau tanggung jawab dan lo minta gua buat tanggung jawab."

Bughh bughh

Marsell lepas kendali. Amarahnya sudah tak terbendung. Orang orang yang berada di dekat mereka langsung mencoba memisahkan mereka. Tapi sia-sia. Cengkraman Marsell sangat kuat. Ia belum puas memukul Naresh. Naresh sudah tak bisa melawan Marsell. Naresh pasrah dan berharap ia tak mati hari ini.

Marsell yang merasa tak ada perlawanan dari Naresh akhirnya menyudahi pukulannya. Nafasnya tak beraturan, keringat mengucur di dahinya. Ia melihat keadaan Naresh yang sudah kacau.

Destiny ●Park Jisung●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang