16' Di Masa Depan

19 5 0
                                    

Liburan telah berakhir. Shelin dan Zio disambut rutinitas belajar seperti hari-hari sebelumnya.

Tapi hari ini Shelin tak bisa belajar bersama Zio. Sebab gadis itu harus bekerja kelompok di salah satu rumah temannya.

Kebetulan Zio sekeluarga juga sedang mengurus beberapa keperluan untuk kepulangan mereka ke Seoul.

Shelin tidak satu kelompok dengan Sarah, jadi ayah yang mengantarnya ke rumah Kaitlin. Untuk pulangnya nanti gampang.

"Shel, kamu bawa laptop?" tanya Kaitlin.

"Nggak tuh, kenapa?"

"Laptopku dipinjem Mas Raka ternyata. Nggak bilang dulu tadi kalo mau dibawa ke kampus," gerutu Kaitlin. Padahal tugas kelompok kali ini adalah membuat power point.

"Ini udah dateng semua?"

Pertanyaan Shelin membuat tiga gadis dan dua laki-laki dalam kelompok tersebut saling pandang.

"Masih kurang Dito," jawab Husni.

"Whatsapp aja Shel si Dito. Suruh bawa laptop. Mau ngerjain apa kita kalo nggak ada laptop," ucap Raihan.

Shelin melakukan sesuai titah Raihan. Gadis itu meraih ponsel dan membuka aplikasi hijau tersebut.

Shelin
Dit, udh otw?
Bawa laptop ya

Tak berapa lama pesan Shelin langsung mendapat balasan.

Dito
Okee

"Lah masih bales? Gila, ngaret banget tuh bocah. Yang lain dah pada ngumpul, dia masih di rumah," oceh Hira.

"Rumahnya deket sini kok. Paling sepuluh menit," sahut Kaitlin. Gadis itu sibuk menyiapkan minuman dan cemilan untuk anggota kelompoknya.

"Udah, Kat. Kita sebenernya mau kerja kelompok apa makan bareng deh?" tanya Hira. Membuat Kaitlin cengengesan.

Sementara Husni dan Raihan sudah mencomot kentang goreng bahkan sebelum dipersilakan. Maklum anak cowok.

"Jangan, Kat. Lanjutin aja, kulkasmu sekalian bawa keluar aja," ucap Husni sekenanya.

Tak sampai sepuluh menit, Dito benar-benar sudah tiba. Laki-laki itu mengucap salam, duduk, lalu mengulurkan laptopnya ke Shelin sebelum ikut acara mengemil Husni dan Raihan.

Alhasil anak laki-laki berakhir mabar, sementara para gadis yang mengerjakan tugas. Tapi tak ada yang keberatan, toh para laki-laki bisa diandalkan jika mereka butuh sesuatu yang mengharuskan keluar rumah.

Seperti sekarang contohnya. Menjelang siang, Kaitlin berkata akan mentraktir anggota kelompoknya makan siang. Tapi sebaiknya mereka take away makanan.

"Aku aja yang keluar. Pada mau makan apa?" tanya Dito menawarkan diri secara sukarela.

"Gacoan aja," ucap Hira.

"Antrenya panjang, kasian Dito," sahut Kaitlin.

"Aku sih apa-apa suka, apalagi kalo gratis," ucap Raihan.

"Hmm, aku setuju sama Raihan," timpal Husni. Benar-benar tak memberi masukan sama sekali para laki-laki itu.

"Tapi Gacoan pada mau kan?" tanya Hira sekali lagi.

"Mau banget, apalagi gratis," jawab Raihan masih pada pendirian bahwa apa pun yang gratis selalu enak untuknya.

"Ya udah Gacoan aja. Menunya whatsapp aja nanti ya," ucap Dito, mulai bangkit dari duduknya.

"Kalian salah satu temenin Dito kek, nggak setia kawan banget punya temen hadeh," ucap Hira, menatap bergantian Husni dan Raihan.

"Kamu aja sana yang nemenin," jawab Raihan.

Bye My First [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang