15' Memori Shelin dan Zio

32 6 4
                                    

Pukul tujuh malam Wingga mengajak keluar untuk mencari makan malam di luar hotel.

Rombongan berisi empat orang itu memutuskan untuk berjalan kaki. Kania dan Wingga sibuk memotret pemandangan malam Yogyakarta. Sementara Shelin dan Zio mengikuti di belakang sambil mengobrol.

"Shel, mau bikin foto kayak gini?" Zio menunjukkan layar ponselnya yang menyala. Menampilkan sebuah foto yang sedang trend di instagram berupa langkah kaki dua orang dan memperlihatkan tangan yang bergandegan.

"Boleh," jawab Shelin tidak keberatan sama sekali. Melihat Zio yang bersemangat, gadis itu pun mengiyakan dengan semangat juga.

Klik!

Zio mengambil gambarnya dengan sedikit efek blur. Ia tersenyum puas melihat hasil fotonya yang sangat aesthetic.

"Lihat dong!" Shelin sedikit berjinjit, tapi kembali berdiri biasa karena Zio menurunkan ponselnya.

"Bagus 'kan?"

Shelin berdecak kagum. "Kok bisa jadi estetik gitu? Kirim ke aku ya."

Zio langsung mengirimkan foto itu ke kontak Shelin. Gadis itu melihatnya sekali lagi, sneakersnya nampak mungil di sebelah converse Zio yang panjang.

Saking suka dengan fotonya Shelin mengunggahnya di feed instagram. Ia juga tak lupa menandai akun Zio.

"Lucu banget kakimu, Shel. Mungil gitu."

"Itu mah kakimu yang kegedean, Zi. Makanya jangan tinggi-tinggi jadi orang."

Zio tertawa menggemaskan. Tanpa sadar tangan keduanya masih bergandengan. Sampai Wingga dan Kania yang memergoki adegan itu ketika mereka menoleh ke belakang.

"Bucin teross!" teriak Wingga sambil ngakak. Kania menabok punggung tunangannya karena menjadi pusat perhatian orang-orang di pinggir jalan.

Sampai di alun-alun ternyata tengah diselenggarakan festival kesenian. Di sana juga banyak stan-stan penjual makanan, jadi rombongan itu makan malam di sana.

Menu makan malam kali ini adalah Gudeg khas Jogja. Makan di tenda sambil menikmati pertunjukan dari peserta festival. Malam itu alun-alun begitu meriah.

Usai makan, Wingga-Kania berpencar dari Shelin dan Zio. Mereka memutuskan untuk jalan-jalan sebentar sebelum kembali ke hotel. Mereka janjian untuk berkumpul lagi di stan penjual Gudeg sebelum pulang nanti.

"Bagus banget. Mau pake ini, Zi?" Shelin mengambil sebuah Blangkon, yaitu penutup kepala tradisional dari Jawa yang dijual oleh bapak-bapak di pinggir lapangan alun-alun.

Zio mengangguk antusias. Laki-laki itu sedikit merendahkan tubuhnya lalu Shelin memasangkan Blangkon itu ke kepala Zio.

"Pak, saya ambil yang ini satu ya. Berapa?"

Penjual tersebut menyebutkan harga. Shelin mengeluarkan sejumlah uang dan berterimakasih.

Seterusnya Zio memakai Blangkon itu sampai tiba di hotel. Sebelumnya ia juga sempat selfi dengan Shelin dan mengunggahnya di feed instagram. Tak lupa ia juga menandai akun gadis itu.

jiho_jjung midnight memories, Jogja. With @shelin.adn
like by xxxx and others

**

Dito
Di Jogja Shel?

Shelin
Iya nih

Dito
Zio udah mau pulang ke Korea?

Shelin mengernyit heran. Kenapa juga si Dito ini tanya-tanya kepulangan Zio ke Korea.

Shelin
Iya, bentar lagi kayanya

Bye My First [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang