TUJUH BELAS

995 67 10
                                    

Hehe






Beberapa hari setelah kondisi Via yang di nyatakan segera sadar.

Kini Via sudah sedang melamun. Entah apa yang ada di pikiran nya namun yang pasti masalahnya pasti berat.

'Mereka udah nggak ada, tapi kenapa hati mungiel ini menolak. 'Batinnya memikirkan kedua orang tuanya pada kehidupan sebelum nya.

Ceklek

"Via, kakak dateng. " ucap Fiona sambil menutup pintunya kembali. Via melirik sebentar. Pandangannya kembali kosong, tubuhnya yang lemas dan wajahnya yang pucat pasti akan menarik simpati bagi semua orang.

Sistem yang sedari tadi melihat majikan barunya itu hanya melamun pun berusaha mencairkan suasana. Tentu sistem sepertinya akan selalu di upgrade setiap waktunya. Jadi bisalah mencairkan suasana.

Ngeluarin pematik api, di bakar. G:(

"Nona anda baik-baik saja bukan?anda terlihat sepertinya masih sakit atau anda trauma karena anda di racuni? "

"Gw? Trauma? Nggak tuh, cuman lagi cosplay kayak orang depresi gitu loh tem, INGIN MENGGEGERKAN aja. " jawab nya dalam batin.

Sistem melongo di buatnya.

Via menatap ke arah Fiona yang sedang mengupas buah di nakas. Ia menatap Fiona lamat. Beberapa hari belakangan ini setelah ia terbangun dari koma Fiona selalu saja tanpa henti menjenguknya dan selalu memberikan perhatian yang sangat ia rindukan selama di dunia ini.

Kasih sayang seorang ibu.

Uhuk uhuk

Via menutup mulutnya menggunakan tangan. Via menatap tangannya yang terdapat cairan merah itu lamat, di daerah mulutnya pun juga terdapat darah.

Fiona yang mendengar Via batuk pun langsung menoleh, alangkah kagetnya ia malah melihat darah yang keluar dari mulut Via dan tangannya yang terkena darah. Ia pun memencet tombol untuk memanggil dokter setelah itu ia mengeluarkan sapu tangannya lalu mengelap tangan via dan mulutnya yang terdapat darah.

Via menahan tangannya.

"Sapu tangannya nanti kotor. "Lirih nya menatap prihatin sapu tangan itu, karena ia menyukai sapu tangan itu.

Fiona menggelengkan kepalanya. " Via, kakak hapus pakai ini ya? Nanti kalau udah sembuh kakak kasih yang lebih bagus dari punya kakak ini. Kakak janji. "Ucap nya dengan mendesak karena ia melihat Via kembali batuk dan mengeluarkan darah bahkan lebih banyak dari tadi.

Tes

Tetesan darah dan air mata Fiona jatuh bersamaan.

Brak

Dokter tama datang dengan perawat di belakangnya dengan tergesa-gesa.

" Via. "Lirih nya melihat Via yang jauh dari kata rapi dan baju nya yang kotor dengan darah . Ia bergegas memeriksa Via.

" Fiona, kamu keluar dulu, saya ingin memeriksa Via. "

"Tapi om. "

"Cepat pergi! "

Beberapa saat kemudian

Ceklek

Dokter Tama keluar dari ruang Via dengan lesu.

"Om gimana? " tanya Fiona dengan mendesak.

"Seperti yang saya duga, racun yang berada di tubuh Via tidak sepenuhnya hilang dan kini sudah menyebar hampir sebagian tubuhnya. Saya hanya bisa menunda bukan menyembuhkan nya karena pada dasarnya penawar dari racun tersebut langka dan kemungkinan besar penawar nya sudah musnah bersama dengan pemiliknya. " dokter tama berucap dengan frustasi. Kondisi Via akan selalu naik turun kedepannya karena memang racun nya tidak di keluarkan sepenuhnya kemarin ketika Via masuk rumah sakit. Sebelumnya memang ketika Via sampai racun sudah menyebar dan hampir ke hati jadi ketika ingin mengeluarkan racun tidak bisa langsung sat set.

Bodohnya lagi,ketika sudah mengetahui pelaku yang meracuni Via mereka langsung memusnahkan sampai ke akar-akarnya. Waktu itu mereka sudah kalut di kuasai emosi hingga tidak berfikir jernih dan tanpa berfikir tentang penawar nya.

Fiona yang mendengar itu diam. Dia sudah seperti mayat hidup. Ia berlalu dari sana menuju taman rumah sakit menjernihkan pikirannya terlebih dahulu.

Dia duduk di kursi taman sendirian. Kondisi taman pun masih sepi. Ia menjabat rambutnya sendiri. Berteriak tertahan meluapkan emosinya.

Jika di tanya apa yang paling dia sesali di dunia ini maka dia akan menjawab "tidak bisa mencegah hal buruk yang terjadi pada Via. " entah kenapa Fiona merasakan nyaman berada di dekat Via. Dan dia tidak ingin kehilangan Via.

'Tuhan, gw mohon jangan ambil orang tersayang gw lagi. Cukup mereka berdua jangan lagi. 'Batinnya sedih.

Hiks

Isakan akan tertahan keluar dari mulut nya. Air matanya berusaha ia tahan.

Seseorang dari kejauhan menatap dirinya sulit di artikan. 'Entah kenapa, semakin gw liat,lo semakin mirip dia. 'Orang itu hanya menatap dari kejauhan, ia tidak ada niatan mendekat, karena saat ini ada sesuatu lebih penting yang harus ia selesaikan.

"FINA! " Panggilan itu membuat orang yang memperhatikan Fiona pergi. Fiona segera menghapus air mata nya lalu mengelap ingusnya.

Fiona menatap orang yang memanggilnya. Orang itu tanpa kata memeluk nya menyalurkan kekuatan dan memberikan kata penenang untuknya. Tangisnya pun pecah pada saat itu juga. Fiona membalas pelukan itu erat.

Hiks hiks

Beberapa saat setelahnya.

Dokter Tama merenung di ruangannya. Ia membuka laci meja kerjanya, mengambil bingkai foto yang terdapat dua orang laki-laki remaja, satu gadis remaja di dalamnya.

"Maafin gw, gw nggak bisa jaga Via dengan benar. Gw langgar janji gw, maafin gw bang, kak. " lirih nya.

"Tolong jangan ambil Via dulu, gw masih butuh dia di sisi gw. Kalian udah pergi, ninggalin gw, sekarang jangan lagi. "

Om andai kamu tau kalau Via yang asli udah...

Tok tok tok

Dokter tama diam tidak menyahut ketukan pintu itu.
Tiba-tiba

Ceklek

"Adi." panggil seorang wanita dengan lirih. Dokter tama pun menatap wanita itu dengan pandangan sendu. Wanita itu yang seakan mengerti pun mendekati dirinya lalu tanpa kata memeluk dokter tama yang duduk di kursinya dengan ia yang masih berdiri.

"Aku gagal Ly, aku gagal. " suara serak dan nafas yang memburu membuat wanita tersebut merasa sesak melihat kondisi pria yang menjabat sebagai tunangannya jauh dari kata baik.

"Nggak, kamu nggak gagal, kamu udah ngelakuin yang terbaik I know it feels really bad for you but I know you are strong, you are doing all the best. You are the best dad. " ucapnya dengan lembut sembari mengelus rambut sang tunangan.









  Hai? Maaf karena akhir-akhir ini jarang up. Guys, tadi pagi buka tt langsung dapet kabar yang nggak di sangka"

Bin goneDia pergi, dia milih jadi bintang indah di langitSenyumnya, matanya, everythingHilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bin gone
Dia pergi, dia milih jadi bintang indah di langit
Senyumnya, matanya, everything
Hilang

Tadi cuman nangisin ini doang nggak kelar"
Thank you for everything Moonbin, kamu cowok pertama yang bikin aku nangis kejer gini.

Rest in peace bin🥀

FIGURAN 2 NOVEL( Slow Up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang