SEMBILAN

2.6K 284 62
                                    

Jangan lupa vote dan komen, gratis. Kalian nggak akan rugi juga, jangan jadi siders ya😌. Baca sampe bawah. Pake target!




"Kapan masuknya? "

"Maybe besok. " ucapnya sambil mengedikkan bahu.

"Owh iya, kalian kenapa bisa di keroyok gitu? Belum pernah denger tuh gw ada kasus kek gitu di wilayah sini. "Tanya via kepada 5 remaja laki-laki yang hanya diam, sambil menatap dirinya kasian.

Dan dia benci itu.

"Musuh." ucap salah satu dari mereka yang mempunyai wajah dingin di antara mereka.

Via hanya ber-oh ria. Menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 5 sore.

"Ke kota yuk om. " ajak via pada dokter Tama.

"Mau ngapain? Besok kamu sekolah kan? " tanya dokter tama pada via. Sebab besok via sudah mulai sekolah.

"Nggak papa, aku nginep di rumah om aja, paginya berangkat dari rumah om. "

"Kamu ada tamu Ze. " sambil melirik ke arah 5 remaja laki-laki yang sedang menatap mereka berdua.

"Om." rengek Via ingin pergi ke kota.

"Gini deh, besok pulang sekolah kamu boleh mampir ke rumah om, gimana? "

"Oke." dokter tama mengelus rambut panjang miliknya dengan lembut.

"Om pergi ya Ze. " sambil menyempatkan mencium kening via lalu pergi dari sana.

Cup

Via langsung memeluk dokter Tama sebentar lalu dokter Tama pergi.

"Ka.li.an." tunjuk via pada 5 remaja yang menatapnya dengan tatapan takut kepada nya. Karena saat ini, aura yang via keluarkan membuat mereka sedikit kesusahan untuk bernafas.

"Gara-gara kalian gw jadi nggak bisa ikut om Tama ke kota, seharusnya kalian tuh langsung pulang, IHHHHH. " Ucap Via dengan hentakan kaki kesal pergi dari sana.

Sedangkan Edward dan Mira masih diam di sana.

"MIRA AYO PERGI DARI SITU! "

Mira langsung ngacir keluar.

5 remaja dan Edward yang memantau mereka di sana hanya diam. Tak ada yang mau bersuara.

"Dia memang begitu? " tanya laki-laki berkacamata entah pada siapa.

"Seharusnya kalian sadar di mana kalian berada, nona terlihat sangat kesal. Dia tidak biasa dengan penolakan seperti ini, apa yang dia mau harus dia miliki apapun resikonya, mungkin sekarang dia akan___"

Pyar pyar

Dor

Dor

"Menghancurkan barang-barang. " ucap Edward dengan suara pelan. Lalu langsung pergi dari sana.























Pyar

Via membanting vas bunga dengan brutal bahkan ia mengeluarkan pistolnya, menembakkan nya ke semua penjuru tanpa target.

Bisa di bilang sky maupun Via memiliki tempramen yang sama-sama buruk. Kadang kala mereka bisa mengontrol emosi dan bersikap tenang, namun bisa juga menghancurkan barang-barang sebagai pelampiasan emosi.

Via dan sky memiliki beberapa kesamaan, salah satunya dalam mengontrol emosi.

Mereka selalu ingin mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mau itu sangat beresiko pun mereka harus tetap mendapatkan nya.

Itu termasuk karena faktor lingkungan. Hidup serba mewah dan di manja membuat mereka menjadi seperti ini. Selain itu, usia mereka yang masih muda juga faktor dari rasa ingin tersebut.

Bisa di sebut EGOIS, tapi memang begitu.

Mereka mudah sekali TEROBSESI akan suatu hal.

"Nona." panggil Edward yang sudah sampai di sana dengan nafas yang sedikit tak beraturan. Via hanya melirik sekilas lalu tiba-tiba

Bug0h

Bugh

Seorang laki-laki yang dia tolong tadi langsung memukulnya. Dengan gerakan refleks ia langsung balik menyerang laki-laki tersebut.

Dia memukul tanpa ampun, sekaligus melampiaskan semua emosinya.

Di kehidupan nya dulu, ketika dia dalam kondisi yang seperti ini. Pasti dia akan memenangkan nya, menggunakan suara yang lembut dan kata-kata penenang. Ia jadi merindukannya.

Bugh

Bugh

Bugh

Huh  huh

Perkelahian itu di berakhir dengan tubuh mereka yang saling merapat. Pinggang Via di peluk oleh laki-laki tersebut, dan via yang bertumpu pada dadanya. Tatapan mereka berdua saling terkunci satu sama lain.

Deru nafas mereka yang terengah-engah dan keringat yang membanjiri tubuh mereka memberikan kesan sexy.

"Hiks hiks. "

Emosinya yang terlalu meluap berlebihan itu berakhir menjadi tangisan. Amarah yang ia tahan hanya bisa keluar menjadi air mata pada akhirnya.

(Gw juga gitu, kalau marah banget susah buat marah-marah bisa nya cuman nangis)

Laki-laki itu segera memeluk via, membawa Via ke dekapan nya. Via pun membalas pelukan itu.

'Kenapa gw nggak bisa ngendaliin emosi sih, kan jadi cengeng anj. 'Gerutunya dalam hati.

"Sorry, karena kita lo jadi nggak bisa pergi. " sesal laki-laki tersebut.

Sedangkan 4 laki-laki lainnya, menonton mereka dari pinggir dengan mira dan Edward.

"Iya, itu karena kalian, coba kalau kalian langsung pulang gw bisa ikut om Tama pergi ke kota. "




Target:80 Vote dan 40 komen, (di setiap part? )

Maaf banget Part nya pendek. Btw lupa mau up tadi siang, gw lagi sibuk banget belajar buat lomba.

Ketika ide mengalir lancar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika ide mengalir lancar

SPAM NEXT DI SINI👉

FIGURAN 2 NOVEL( Slow Up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang