Part 01 || Bos Rewel

9.1K 730 11
                                    

Seperti hari-hari biasanya, Aqila sudah selesai mandi pukul 7 pagi. Karena saat jarum jam sudah berada di angka 8 ia harus bergegas menuju toko bunga Camelia. Mohon maaf tapi ini bukan judul lagu, melainkan nama toko. Maklum saja namanya tidak estetik karena yang punya adalah laki-laki tua berusia 40 tahun.

"Selamat pagi Bunda, Ayah!" Ucap Aqila saat baru saja sampai di meja makan.

"Pagi, ini dimakan dulu sarapannya." Balas Riana pada putrinya.


"Selamat pagi Ayah!" Sapa Aqila sekali lagi.

"Eh iya, selamat pagi juga anak Ayah." Balasnya. Galin memang kalau sudah nonton televisi sangat serius, apalagi kalau berita pagi. Sampai-sampai panggilan putrinya sendiri pun tak ia dengar.

"Ayah kamu kan biasa begitu, udah sini makan." Ujar Riana menanggapi anaknya.

Selesai sarapan, masih ada waktu setengah jam untuk Aqila bersiap. Entah itu mengecek barang bawaan, mengoles bedak, liptin, dan lain sebagainya.

***

Baru saja Aqila ingin membuka pintu toko, ponselnya bergetar. Setelah dilihat ternyata ya orang itu-itu saja.

"Halo Qila!"

"Waalaikumsalam!" Balas Aqila dengan ketus.

"Iya Assalamu'alaikum, kamu buruan berangkat. Mau saya hukum lagi?"

"Sudah di depan ini Pak Bos."

"Yasudah cepat keruangan saya."

Tut!

Panggilan terputus sepihak sebelum Aqila membalas ucapan orang itu.

"Nggak ada sopan-sopanya kalau sama gue." Kesal Aqila dengan dada kembang kempis menahan emosi.

Memang benar, Barra––bos toko–– selalu saja memperlakukan Aqila dengan berbeda. Mana pernah ia sebawel ini pada bawahannya yang lain, yang ada malah terkenal malas bicara. Tapi kalau soal pemarah, memang sudah terkenal seantero jagat raya.

Tok tok tok

Gadis itu mengetuk pintu ruangan atasannya dengan sedikit brutal. Jangan lupakan bibirnya yang sudah mengerucut sebal. Selalu saja suasana paginya rusak karena dia!

"Masuk!" Terdengar balasan dari dalam ruangan.

"Ada apa ya Pak Barra memanggil saya." Tanya Aqila.

"Kamu kalau ketuk pintu harus sekeras itu?"

Sangat tidak penting, malah bahas pintu. Aqila akui dirinya sedikit kelepasan tadi.

"Kenapa Bapak panggil saya." Ulang Aqila dengan raut wajah tak bersahabat.

"Kamu selalu marah ketika berhadapan dengan saya, sangat tidak sopan." Tegurnya dengan terang-terangan.

Memang patut untuk diberi umpatan orang didepannya ini. Penampilan Aqila yang tertutup sama sekali tidak sesuai dengan kelakuannya, mohon dimaafkan ya. Perempuan itu masih belum bisa mengontrol emosi dengan baik.

"Kamu besok ikut saya ke WO yang ingin kerjasama itu."

"Bukan berdua kan Pak?" Tanya Aqila.

"Tidak, tenang saja."

Sebulan mengenal seorang Aqila membuat Barra tahu perempuan itu sangat menjaga diri, walaupun galak dan ketus.

"Sama siapa saja?"

"Kita pergi bertiga, bersama Fira."

"Oke, saya keluar dulu Pak." Ijin Aqila.

Barra hanya mengangguk sebagai balasan. Kemudian melanjutkan mengecek berkas-berkas yang menumpuk di mejanya.

"Aqila!" Panggil seseorang yang membuat langkah Aqila terhenti.

Ternyata itu Fira, perempuan dengan rambut sebahu dan tinggi setara dengannya. Pakaiannya selalu terlihat baru, karena memang perempuan itu sangat hobi shopping. Kenapa Aqila tahu? Ya karena sering diajak.

"Lo udah tahu kan kita besok mau ikut ke WO?" Tanya Fira.

"Udah Fir, baru tadi dikasih tau." Balas Aqila dengan lesu.

"Kayaknya si Bos, suka sama lo deh."

"Jelas, gue kan cantik. Siapa sih yang bisa nolak." Jawab Aqila penuh percaya diri.

Jika biasanya perempuan lain akan mengelak dengan berkata "Nggak lah, orang dia begitu kok. Nggak mungkin suka sama gue." Berbeda dengan gadis satu ini. Tanpa malu bahkan ia mengakui kecantikan paripurna dirinya sendiri.

Fira melongo dengan kepala bergeleng heran. "Nggak tahu lagi, lo itu spesies apa." Ucapnya.

Aqila malah tertawa, kemudian melambaikan tangan sebelum pergi meninggalkan rekan kerjanya.

***

Sudah hampir 2 bulan Aqila bekerja di toko bunga Camelia. Gaji yang lumayan tinggi––untuk sekelas fresh graduate seperti dirinya––membuat Aqila tertarik. Walaupun setiap harinya harus makan hati, ia masih enggan meninggalkan tempat ini cuma-cuma. Lagipula dirinya mau lari kemana kalau resign?

Pekerjaan Aqila sehari-harinya yaitu mengurusi bagian penting. Seperti kerjasama dengan wedding organizer atau acara hajatan lainnya yang memang membutuhkan suplai bunga. Sedangkan untuk merangkai, jujur saja Aqila kurang pandai. Mana banyak durinya lagi kalau mawar.

Pukul 4 sore Aqila sudah bisa pulang ke rumah. Seperti saat ini, ia sedang menunggu taksi online pesanannya. Ia punya mobil, tapi rasanya terlalu berlebihan bekerja di toko bunga membawa mobil. Iya kan? Aqila tak enak dengan pegawai lainnya.

"Saya antar." Interupsi sebuah suara dari sampingnya.

Aqila menoleh, belum sempat mulutnya berbicara pria itu kembali bersuara.

"Wajib, buruan!" Paksanya.

"Saya sudah pesen taksi online Pak. Jadi mohon maaf sekali." Tolak Aqila masih dalam mode ramah.

"Qila.." Barra memanggil Aqila dengan geraman.

"Waduh, ngamuk ini." Batin Aqila meringis ngeri.

"Iya iya Pak, itu taksinya gimana?" Tanya Aqila.

Barra mendekati taksi pesanan karyawannya yang sudah sampai beberapa detik yang lalu. Kemudian mengulurkan tangan, terlihat memberikan sejumlah uang.

"Sudah ayo cepat masuk."

Aqila duduk di jok belakang, dengan Barra dan supirnya di depan. Entah bagaimana nanti ia harus menjelaskan pada Ayah dan Bundanya. Aqila sungguh malas menjelaskan panjang lebar. Kalau ia bilang Barra bos yang ingin mengantarkan karyawannya dengan cuma-cuma bukankah aneh? Biarlah Pak Tua itu bilang sendiri, ia pusing.

Bukan pertama kalinya Barra mengantarkan Aqila pulang sebenarnya. Sambutan hangat dari Bunda selalu membuat para tetangga salah paham. Sedangkan Aqila yang malas menjelaskan membiarkan mereka menerka-nerka sendiri siapa pria yang bersama dirinya.

"Saya sekalian mampir." Ucap Barra dengan santai.

"Mau ngapain?" Tanya Aqila dengan kening berkerut.

"Melamar kamu."

"Ha?"

___________________________________

840 kata

Tes ombak dulu guys!!!

Rame nggak nih yang ngeship Qila sama Barra wkwk

Niatnya sih mau nggak banyak intro yang bertele-tele..

Jangan lupa vote, komen, masukkan library dan follow dlfyana supaya nggak ketinggalan info..

Sehat selalu kalian 🤗

• 5Jul2022 •

MAS DUDA TUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang