Part 06 || Malam Pertama?

8.3K 619 20
                                    

"Silahkan..." Ucap Pak penghulu dengan senyuman ramah.

Barra yang paham langsung menyodorkan tangannya dihadapan Aqila. Awalnya gadis itu ragu untuk menyentuh tangan Barra, namun karena suasana yang mulai riuh ia dengan cepat mencium tangan suaminya itu.

Ya, beberapa menit yang lalu ijab qobul baru saja terlaksana. Disaksikan seluruh keluarga dan teman terdekat.

Barra membaca doa, dengan salah satu tangan berada diatas kepala istrinya. Ia berharap besar pada pernikahan keduanya ini. Memiliki teman hidup dan anak mungkin bisa membuat masa tuanya lebih berwarna.

Cup

Kecupan dikening membuat tubuh Aqila menegang. Maklum, ini kali pertama dirinya dicium oleh orang selain keluarganya.

"Hai istri." Ucap Barra dengan datar, namun berbeda dengan pandangan matanya yang sedikit berembun.

Aqila hanya membalasnya dengan senyuman kaku. Ia masih belum terbiasa dengan semua ini. Walaupun tak bisa dipungkiri ada perasaan membuncah dihatinya. Rasa senang, haru, sedih, bingung? Entahlah semuanya bercampur.

"Ehm, hai juga Hubby." Balas Aqila disertai senyuman.

Ingat kan apa yang Aqila janjikan beberapa hari yang lalu. Ia akan memanggil Barra Hubby ketika sudah resmi menjadi suami istri.

Barra tak bisa menahan kedutan di bibirnya. Ia benar-benar ingin tersenyum lebar sekarang. Namun mengingat bagaimana suasana sekitar, ia akhirnya kembali menormalkan wajahnya.

Jaga image itu penting!

***

Aqila berlari menuju kamar, tubuhnya sudah benar-benar lengket minta untuk segera dibilas. Ternyata acara pernikahan semelelahkan ini.

"Jangan berlari Qila!" Tegas Barra yang takut istrinya tersandung.

"Gak mau, aku nggak tahan." Pekik Aqila tak kalah keras.

Barra hanya mampu mendengus, Aqila sangat keras kepala ketika dinasehati.

Setelah menutup pintu kamar, Aqila langsung saja mencopot semua pernak-pernik yang ada di tubuhnya. Sekarang ia hanya mengenakan celana leging dan kaos putih berlengan pendek tanpa hijab.

Tangannya lincah mengambil pakaian ganti dan handuk, sampai-sampai lupa keberadaan Barra.

Pria itu baru tiba dikamar setelah Aqila melepas gaunnya. Meski tidak telanjang, namun penampilan Aqila kali ini terkesan seksi dan membentuk tubuh. Jangan lupakan Aqila juga tak mengenakan penutup kepala. Ini kali pertama Barra melihat lekuk tubuh Aqila dengan jelas. Karena biasanya gadis itu akan menutupinya dengan gamis.

"Belum dibuka semua saja sudah semenarik ini." Batin Barra yang masih termenung di depan pintu. Untung saja pintunya sudah ia tutup, Barra tak rela berbagi.

Jujur Barra sering bertemu dengan wanita yang lebih seksi, tapi mungkin karena Aqila sudah halal dan memang menjadi miliknya secara resmi membuat suasananya berbeda.

"By! Kamu kenapa sih." Panggil Aqila dengan ngegas.

"Cepat mandi, nanti giliran saya Qila." Ucap Barra yang buru-buru menjatuhkan diri ke ranjang.

Aqila mengedikkan bahunya sekilas, Barra sungguh aneh. Lebih baik sekarang ia mandi.

"Padahal tadi ditanya mau disiapin baju apa nggak, yaudah deh nanti aja." Gumam Aqila sambil melangkah menuju kamar mandi.

Aqila hanya membutuhkan 10 menit untuk mandi dan memakai piyamanya. Ia bukan tipe anak yang mandinya lama. Lagipula menurut islam kurang baik berada di kamar mandi terlalu lama, apalagi sambil bernyanyi.

MAS DUDA TUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang