Dokter Top menghela nafasnya menatap hasil pemeriksaan Pete. Sesekali ia melirik Pete yang berada diseberangnya dengan wajah cukup tegang.
"Bagaimana?" Tanya Tankhun, Pete merasa benar-benar seperti anak yang saat ini ditemani dengan Orangtuanya. Tankhun sangat menyayangi Pete. Jelas saja, selain Pete adalah pengawal pribadi Tankhun sebelumnya, Pete adalah orang yang paling setia dan menurut apa kata Tankhun. Benar kata Vegas sebelumnya, Pete layaknya anjing peliharaan yang sangat penurut kepada majikannya.
"Sebelum anak itu semakin tumbuh, kita dapat menghilangkannya. Kau dapat melakukan proses pengobatan. Obat-obat kemoterapi sangat keras, kau tahu itu, dan tetap saja anakmu akan gugur dengan sendirinya, seandainya bertahan pun pasti terlahir cacat karena pengaruh obat-obat tersebut." Jelas dokter Top.
"Pete, sudah aku katakan bukan? Kau terlalu bodoh mencintai Vegas dan Vegas, bahkan kau melupakan aku!" Ujar Tankhun, dokter Top hanya melirik sekilas Tankhun dan kembali melihat Pete.
"Khun Vegas pasti akan memilih dirimu."
"Percayalah, aku akan baik-baik saja. Aku bukan orang lemah."
"Bukan orang lemah, tapi bodoh.. Pete kau bodoh." Ujar Tankhun, Pete hanya diam membisu. Ia teramat bodoh karena ia mencintai Vegas.
"Sejak kecil, aku tinggal dengan Kakek dan Nenekku. Ayahku pergi meninggalkan kami, sementara Ibuku membenciku karena Ayahku, bahkan ia meninggal pula. Aku hidup tanpa peran mereka." Pete tersenyum ketir. "Lalu, aku selalu iri melihat teman-temanku yang selalu menceritakan kedua orangtua mereka. Aku? Aku sendiri tidak tahu wajah mereka." Pete menarik nafasnya dan tersenyum, ia menatap perutnya dan mengusap perutnya yang masih rata.
"Di dalam sini ada Vegas kecil, ada darah Vegas yang mengalir dalam dirinya nanti. Aku sangat yakin ia akan menjadi anak yang kuat seperti Ayahnya. Ia akan tampan sepertiku, hehe dan mungkin pintar seperti Vegas dan juga aku." Tankhun hanya menghela nafas.
"Kau dan Vegas itu bodoh. Baiklah, bagaimana jika anak itu sudah lahir, kita akan merayakannya? Sebagai Paman yang baik aku akan mengajaknya untuk menonton drama, dan aku akan mengenalkannya kepada pria-pria tampan." Pete terkekeh, jujur saja jika anak itu lahir, orang yang paling harus ia hindari adalah Tankhun, Pete tak ingin anaknya menjadi gila seperti Tankhun.
"Khun noo, kamu jangan terlalu berharap itu. Bagaimana jika Venice tidak menyukai itu?"
"Aiiiiihhh aku akan mengajarkannya, aku tidak ingin ia menjadi orang gila yang sering berbicara sendiri sepertimu!" Pete tersedak, apa ia benar seperti itu?
"Dan lagi, aku tidak ingin anak itu menjadi orang pemikir. Pete, katakan lagi, cepat-cepat! kau memanggil anak itu apa?"
"Venice. Aku memberi namanya Venice, sama seperti Vegas atau pun Macau. Venice adalah nama kota di Italy, kota yang sangat indah dengan banyak sekali air yang jernih." Tankhun hanya tersenyum, ia mendekati Pete dan memeluknya dengan erat. Pete tersenyum, sementara dokter Top sendiri ikut tersenyum dengan sikap optimis Pete.
"Kau terlalu optimis." Ujar Vegas, Pete hanya menyengir dan kembali melahap Mie buatan Vegas.
"Dan kau terlalu pesimis." Vegas hanya tersenyum, ia merebahkan tubuhnya pada sofa dan mengusap kepala Pete yang tengah asik makan. Rasanya ia benar-benar damai ketika bersama dengan Pete, ia tak ingin melepaskan Pete. Vegas inginkan Pete selalu dengannya. Ia merasa nyaman, bahkan ia tak kacau ketika sang Ayah memarahinya.
"Pete."
"Apa? Jika kau lapar, buat sendiri." Vegas hanya terkekeh.
"Kau terlalu menikmati, bagaimana jika aku sudah memasukan racun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry (VegasxPete)
Fanfiction"Aku tidak takut kepadanya, tetapi aku sangat takut melihatnya terluka."