"Daddyyyyyyyyyyyyy......." Venice berlari menuju Pete, bocah itu berlari setelah turun dari mobil mewah.
"Veniicceeee! bisa kau tidak berlari! Pol! Arm kejar bocah nakal itu." Ujar Tankhun, Venice berlari menuju Pete yang sudah merentangkan tangannya. Pete tersenyum dengan sangat riang, bahkan sebelum Arm dan Pol menangkap Venice, Vegas memerintahkan mereka untuk membiarkan Venice. Venice segera memeluk erat Pete. Pete mencium anaknya dengan penuh kasih sayang.
"Apa Pa kembali menitipkanmu dengan Paman Khun?" Venice mengangguk. Ia tersenyum dengan sangat ceria. Pete tidak pernah menyangka bahwa ia berhasil membawa Venice hadir ke dunia. Wajahnya sangat mirip dengan Vegas saat kecil jika melihat potret Vegas kecil, hanya bedanya mungkin wataknya. Venice hidup dengan penuh kasih sayang dari keluarganya.
"Daddy sudah boleh pulang? Jadi Daddy sudah bisa tidur dengan aku?" Pete terkekeh dan mengangguk, ia mengusap wajah anaknya dengan sangat lembut. Ia mencium gemas pipi tembam anaknya.
"Daddy akan tidur denganmu malam ini, besok, dan seterusnya."
"Asik!" Riang Venice. Venice pun melirik Vegas.
"Tetapi... Venice hanya ingin dengan Daddy, tidak ingin ada Pa." Ujarnya, Vegas hanya menatap tajam musuhnya kini dalam merebut perhatian Pete. Melihat itu Venice segera membali menyembunyikan wajahnya pada pelukan Pete. Pete hanya tersenyum senang dan menggendong bodah 5 tahun tersebut. Pete tersenyum dan menunduk melihat Tankhun.
"Khun Noo, terima kasih sudah membantu menjaga Venice."
"Kau tahu Pete, apa yang anakmu perbuat? Ia menghancurkan seluruh kasetku dan ia menjadikannya alat untuk mengepel." Mendengar itu, Macau tersenyum dan mengacungkan jempol kepada Venice yang sedang menghadap ke belakang, Venice membalas mengacungkan jempol.
"Venice, apa itu benar?" Tanya Pete, Venice hanya melihat Pete.
"Daddy, aku hanya membantu Phi Arm dan Phi Pol, mereka tidak suka menonton, tetapi Paman Khun malah bersedih. Jadi, aku berjanji menggantinya." Ujar Venice.
"Memang kau memliki uang?" Tanya Vegas. Venice tersenyum, dan tidak anak dan daddynya, senyuman mereka meluluhkan Vegas.
"Uang Pa, karena Venice belum bekerja." Vegas hanya menghela nafasnya. Venice memang tumbuh dengan sangat dimanja. Selain Vegas, Macau, Pete serta para pekerja Klan Minor, Venice pun mencuri perhatian seluruh keluarga Utama, termasuk Tuan Korn. Ia menganggap Venice adalah cucu kandungnya yang sangat ia nanti. Selain menemani Tankhun, Venice sering kali ikut berjalan-jalan dengan Kinn dan Porsche, atau ia pergi bermain bersama Kim dan Porchay. Vegas tak cemas karena ia tahu bahwa Venice tidak akan merasakan rasa sakit disebuah keluarga. Vegas mengambil alih Venice, kali ini Venice berada pada Vegas.
"Pete kau tahu, Pa mengatakan wajahnya sangat mirip dengan Vegas saat kecil, sungguh kau tidak marah? kau yang mengandung dan kau hampir mati dan membuatku bersedih, ternyata anak itu mirip dengan Vegas." Pete hanya tersenyum.
"karena ia Pa Venice, jadi aku senang karena mereka mirip Khun Noo." Tankhun tersenyum.
"Baiklah, kau suka bodoh jika membahas Vegas. Aku senang kau sudah kembali dan sembuh total. Kau mengingatku jelas bukan?" Pete terkekeh.
"Aku masih mengingatmu Khun Noo." Tankhun tersenyum dan memeluk Pete.
"Besok kita merayakan kedatanganmu, aku akan mengadakan pesta untukmu."
"Tidak per..." Tankhun segera melotot membuat Pete terdiam.
"Aku akan mengurusnya. Karena aku sangat senang kau kembali." Pete terkekeh dan mengangguk.
"Terima Kasih Khun noo."
"Berhenti memanggil itu, kau sudah pergi menjadi pengawalku! panggil aku Phi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry (VegasxPete)
Fanfiction"Aku tidak takut kepadanya, tetapi aku sangat takut melihatnya terluka."