Porsche, Arm, dan Pol hanya menatap Pete yang sedari tadi terdiam tak menyentuh makanannya. Mereka saling melempar pandangan satu sama lain.
Pete menghela nafasnya dan menjauhkan makanan tersebut.
"Apa kau tidak menyukainya?" Tanya Arm. Pete hanya menatap Arm dan menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak berselera." Ujarnya.
"Kau bertengkar dengan Vegas?" Kali ini Porsche bertanya, Pete mengangguk.
"Vegas memaksa untuk menghilangkan anak ini, dan aku menolaknya. Kemarin kami bertengkar, ia memang menginap disini, tetapi ia hanya diam dan mengerjakan tugas di sofa." Porsche menggaruk kepalanya. Keduanya sama-sama keras kali ini, padahal sebelumnya Pete terlihat paling sabar, tetapi sudah berapa lama ini menjadi Nyonya dalam keluarga Minor dan membuat sifatnya serupa dengan para Tuan Theerapanyakun, atau mungkin ini pengaruh ia menyandung anak dari Vegas?
"Kau harus bicara baik-baik dengannya. Lagi pula aku rasa Vegas tidak terlalu salah. Ia hanya ingin kau sembuh terlebih dahulu." Lanjut Porsche, Pete hanya melirik tidak suka akan ucapan Porsche.
"Aku tidak akan mendengarnya." Porsche hanya menghela nafasnya.
"Apa kau pernah mengajak Vegas melihat anak kalian?" Tanya Arm. Pete menggeleng, jelas belum, Vegas baru saja mengetahui ini.
"Belum. Aku hanya pernah ditemani Macau."
"Coba kau ajak, bagaimana reaksinya, kau selalu mengatakan Vegas adalah orang yang sensitif kepada orang yang ia sayangi, jadi bisa saja ia akan tergerak melihat Venice?" Pete tersenyum dengan perkataan Arm. diantara teman-temannya, Arm memang yang paling mengerti.
"Sudah, sekarang kau makan. Aku sudah membelinya mahal." Ujar Porsche menyodorkan kembali makanan. Pete mengangguk dan mengambil kembali makanan tersebut dan memakannya.
"Makanlah yang banyak Khun Pete." Gurau Porsche. Pete hanya tersenyum lebar.
...
...
"Ini file, aku sudah mengurus sebagian. Minggu depan aku dan Porsche akan ke luar kota, kau urus salah satu bisnis dengan Mr. Daniel, sepertinya dia bermain curang." Vegas hanya mengangguk. Kinn melihat Vegas.
"Ada apa? Bukannya Pete sudah terbangun?"
"Kemarin aku bertengkar dengannya." Ujar Vegas, kinn menyimaknya. Semenjak Tuan Kun meninggal, dan Vegas kecelakaan. Semua berubah, keluarga mereka tak terpecah belah, bahkan mereka mengenal arti keluarga.
"Karena anak kalian?" Tanya Kinn, Vegas mengangguk.
"Aku tahu, mungkin jika aku diposisimu aku akan melakukan hal serupa, jujur kau termasuk beruntung. Kau dapat memiliki anak dari orang yang kau cintai. Sekarang kau lihat seberapa keras Pete berjuang untuk anakmu."
"Tetapi aku tidak ingin kehilangan Pete, Phi." Kinn tersenyum dan melihat Vegas.
"Aku mengenal Pete sudah lama, ia pun bekerja untuk keluarga kami sangat lama, ia adalah orang kepercayaan Pa atau pun kami semua. Jadi, aku rasa ia akan mampu bertahan dengan dirinya, ditambah ia berjuang untuk anak kalian." Vegas hanya terdiam, tak lama ponsel Vegas bergetar. Melihat nama yang tertera pada kontaknya, Vegas dengan cepat membuka pesan tersebut.
Pete : Hari ini aku akan memeriksakan kondisi Venice, jika kau menyayanginya, datanglah. Kau akan mengerti bagaimana aku sangat menyayanginya.
Melihat pesan tersebut Vegas segera beranjak dari duduknya dan membuat Kinn heran.
"Ada apa?" Tanya Kinn cemas.
"Phi, aku ke Rumah sakit sekarang. Maaf, aku pergi. Aku akan meyelesaikannya nanti, aku janji malam ini akan selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry (VegasxPete)
Fanfiction"Aku tidak takut kepadanya, tetapi aku sangat takut melihatnya terluka."