Bagian 9

6.3K 627 50
                                    

Vegas maupun Macau hanya terdiam, Pete kembali tertidur, kali ini dokter menyuntikkan kembali obat penenang untuk Pete. Ia tahu banyak kemungkinan yang buruk terjadi kepada Pete, tetapi ia tak pernah menyangka bahwa jika semua itu terjadi sangat begitu menyakitkan.

"Vegas! Aku dengar Pete sudah sadarkan diri!" Tankhun kembali datang, kali ini bahkan Porsche dan Kinn ikut datang. Vegas hanya terdiam tidak menjawabnya. Pikirannnya sangat teramat kacau.

"Phi sempat sadar, tetapi ia kehilangan memorinya."

"Maksudmu?" Tanya Porsche.

"Phi tidak mengingat bahwa Hia adalah kekasihnya, bahkan Phi tidak mengingat hubungannya dengan Hia atau pun Venice. Phi hanya mengingat ia seorang pengawal keluarga utama. Ia tak mengingat bahwa ia sudah mengundurkan diri."

"Bagaimana bisa seperti itu?" Tanya Porsche heran.

"Ia mengalami kehilangan memori jangka pendek, sebelumnya phi sempat mengalami penurunan pendengaran, dan ini ia mulai kehilangan memorinya." Macau menceritakannya dengan suara bergetar. Porsche merasa iba melihatnya, bagaimana pun usia Macau sama dengan Porchay, dan ia mengerti bagaimana jika Porchay yang berada diposisi Macau, ia pasti sangat tidak sanggup melihatnya. Kinn dan Tankhun mendekati Vegas yang sedang bersandar pada dinding dengan menatap ruangan Pete. Dokter melarang siapapun untuk masuk untuk membiarkan Pete beristirahat.

Kinn menepuk bahu Vegas, Vegas hanya meliriknya dan berwajah sangat datar, dari sorot matanya terlihat penuh kecemasan.

"Apa yang dikatakan dokter Top?" Tanya Kinn. Vegas hanya menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada yang terdengar baik." Ujar Vegas. Kinn dan Tankhun hanya menatap iba Vegas.

"Pete seperti ini karena aku, aku merasa benar-benar buruk." Ujar Vegas.

"Ya! Pete seperti ini karenamu!" Ujar Tankhun dan mendapat lirikan dari Kinn.

"Apa? Aku hanya mengatakan kenyataannya. Pete memang seperti ini karenamu, tetapi kau jangan lupa bahwa Pete sangat mencintaimu! Ya aku tahu aku tidak menyukainya, tetapi melihat Pete yang tidak pernah menolakku, ia rela meninggalkanku karena dirimu. Aku kesal, tetapi hanya kau yang sabar meladeninya. Lalu sekarang kau menyerah?" Ujar Tankhun, Vegas hanya tersenyum miris.

Semua tahu pikiran Vegas sangat kacau saat ini. Bahkan tidak perlu ia utarakan, sorot mata Vegas sangat terlihat jelas.

"Vegas, Apa kau mencintaiku?"  Pertanyaan Pete membuat Vegas menghentikan aktivitasnya. Vegas segera menghampiri Pete dan mengecup bibir Pete.

"Aku sangat-sangat mencintaimu."

"Lalu mengapa kau mengabaikanku akhir-akhir ini? Kau pun sering pulang terlambat, dan kau seperti mencari alasan setiap kali kau pulang terlambat. Apa kau benar mencintaiku?" Tanya Pete kembali. Vegas hanya terkekeh. Entah apa yang habis ia tonton atau apa yang habis ia baca sehingga manusia bodoh ini kembali terjalu jauh berprasangka. Vegas meraih tangan Pete dan mengecupnya dengan sangat lembut.

"Siapa yang membuatku pulang terlambat? Siapa yang memesan makanan dan aku harus mendapatkannya, jika tidak dapat aku tidak boleh masuk kamar?" Pete hanya terdiam, ia menyadari itu ulahnya.

"Aku hanya sekali meminta." Bantahnya. Vegas pun menatap Pete, ia menyentil kening Pete membuat Pete mengaduh dan mengusap keningnya.

"Sekali? Kemarin malam?"

"Iya!"

"Kemarinnya lagi? kau meminta membelikan aku Nasi Kari."

"Itu kedua."

Sorry (VegasxPete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang