Jamuan terakhir makan malam, begitu. Ini adalah jamuan terakhir makan malam di tahun ini. Atau lebih tepatnya jamuan makan malam Hogwarts terakhir diumur nya yang kesebelas. Karena saat kembali masuk ke Hogwarts, dia sudah pasti akan berusia dua belas tahun.
Irene menatap ke arah meja pengajar. Menyelidikinya satu persatu, tak ada Profesor aneh yang bahkan namanya tak ia ingat. Irene tidak menyukai pengajar itu, dia sama sekali tidak pantas untuk mengajar DADA. Jadi dia selalu pergi dari kelas itu sendirian, atau bersama Ryan.
Lagipula mau masuk ataupun tidak, dia tetap mengerti dengan pelajarannya.
"Kemana profesor aneh kesayangan Holmes?" celetuk Ryan tiba-tiba.
"Sejak kapan menjadi kesayangan?" sela Pansy.
"Jangan meledekku," Irene menatap Ryan tajam. Membuatnya tertawa dengan anggun.
"Aku benar, kan? Kamu selalu membicarakan dia. Memakinya dengan penuh semangat tiap harinya."
"Diamlah."
"Tapi, kemana dia sebenarnya?" kini Draco yang duduk disebelah Irene mulai bertanya. Penasaran, atau entah hanya pura-pura saja.
"Kita mungkin akan tahu setelah jamuan makan malam ini selesai," jawab Irene. Membuat mereka bertiga menatap dengan penasaran. "Aku hanya menebak," jawabnya.
"Ah, ya, mungkin mereka akan memberitahu kita," ujar Pansy sambil meneguk jus labunya. "Ngomong-ngomong, kamu tidak suka jus labu?"
"Aku tidak pernah tahu rasanya," jawab Irene dengan jujur.
"Eh?" Ryan melirik dengan bingung.
"Kenapa?" kini Draco yang bertanya, penasaran.
"Oh," Irene bersiul. "Tidak pernah tertarik untuk mencobanya sekali lagi. Terakhir aku mencobanya, aku tidak bisa memastikan apakah aku menyukai rasanya. Tapi yang ku yakin, tidak mungkin aku bisa memakannya."
"Ah! Aku mengerti," Pansy berseru. "Kamu tidak merasa itu sulit?"
"Tidak, keluargaku tidak suka labu."
"Bagaimana dengan Halloween?" tanya Pansy.
"Keluargaku tidak merayakannya," Irene meneguk tehnya. "Tapi aku tahu bagaimana rasanya."
"Apa kamu tidak iri?"
"Kurasa, tidak," Irene menatap meja kosong bekas piring kosongnya menghilang. Dia mengetuk-ngetuk jarinya di sana. "Melihat naiknya statistik penculikan anak saat itu, kurasa aku bersyukur bahwa keluargaku tak ingin aku merayakannya."
"Halo~" Leo tiba-tiba saja datang. Duduk di kursi diantara mereka yang sedari tadi dikosongkan. "Kalian sudah selesai makan?"
"Sudah," Ryan bersenandung. "Kemana saja kamu?"
"Rapat bersama prefect," dia mengambil lauk untuk dimakannya. "Kalian membicarakan apa?"
"Hanya topik yang umum," jawab Pansy. "Tentang Labu."
"Alerginya Holmes?" tanya Leo.
"Kau tahu?" tanya Ryan terkejut.
"Ibuku pernah bercerita bahwa Holmes bilang dia tidak suka labu. Karena itu bisa membuatnya pingsan ditempat," ujar Leo, sedikit bercerita.
"Eh? Separah itu?" Ryan menatap Irene cukup terkejut.
"Iya," jawab Irene sekenanya.
"Oya, kita kembali ke pembahasan tadi," sela Pansy. "Bagaimana kamu tahu tentang itu, Holmes?"
"Aku belajar statistik," jawabnya, "pelajaran Muggle."
"Oh, aku tahu sedikit soal itu," celetuk Ryan. "Bukankah itu sulit?"

KAMU SEDANG MEMBACA
A Holmes Daughter
FanfictionDia Muggleborn. Tapi Salazar Slytherin mengizinkannya memasuki asramanya yang tak pernah dimasuki Muggleborn. Dia bukan seperti cerita yang lain, seorang Muggleborn angkat yang ternyata adalah keturunan rahasia Salazar Slytherin. Gen-nya jelas menu...