Aku selalu merasa diriku bagai pertikel debu yang berterbangan di udara. Tidak terlihat, tidak tersentuh, tidak disadari. Aku merasa orang-orang di sekelilingku tidak menyadari keberadaanku. Mungkin, mereka menyadarinya hanya saja mengabaikan kehadiranku di sana.
Suatu saat, di saat jam istirahat sekolah, aku pernah mengatakan kepada seorang teman. Aku mengatakan jika orang-orang tidak ada yang benar-benar melihatku. Mereka selalu menganggap seolah aku tidak terlihat. Lalu, seorang temanku itu berkata dengan kalimat yang menghangatkan hatiku, "tetapi aku melihatmu".
Itu hanyalah kalimat yang sederhana. Namun, kalimat itu dapat membangkitkan kehangatan dalam diriku. Aku merasa begitu tenang. Aku memiliki seseorang disisiku. Aku memiliki seseorang yang melihat kehadiranku. Aku tidak sendirian lagi. Jujur saja, aku ingin menangis bahagia saat itu. Ia benar-benar sosok yang baik. Ia seorang teman yang baik. Berkat kehadirannya, aku menikmati hari-hariku di sekolah.
Di antara ribuan orang di sekelilingku, aku hanya membutuhkan satu orang yang melihatku. Aku merasa itu sudah lebih dari cukup. Itu sangat menenangkan dan memberikan kepercayaan diri bagi diriku.
Aku pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan jika memiliki seorang teman akan memberikan dukungan emosional bagi dir sendiri. Seorang teman yang hadir dalam hidup mampu mendukung dengan mendengarkan keluh kesahmu. Lantas untuk menghiburmu, ia akan membantu mengalihkan perhatianmu dari hal-hal yang membuatmu sedih. Aku membuktikannya jika kehadiran seorang teman itu sangat penting. Proses bertahan yang aku lakukan tidak akan berhasil jika sosok teman itu pergi dari hidupku. Aku ingin berterima kasih pada teman-temanku yang senantiasa menemaniku untuk tumbuh. Aku harap kalian juga memiliki seorang teman yang berada di sisimu. Tidak harus benyak, cukup satu orang saja sudah sangat berarti. Seorang teman adalah sebuah anugerah yang diberikan dalam hidup ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku (hampir) Menyerah ✔️ | END
Non-Fiction[SELF IMPROVEMENT] Jatuh-bangun dalam kehidupan itu hal yang biasa. Namanya juga hidup. Kita dituntut untuk berproses dan tumbuh dengan tidak baik-baik saja. Setiap orang tumbuh dewasa melalui prosesnya masing-masing. Ada kalanya proses tumbuh dewa...