Aku memiliki seorang teman dekat yang suka menghilang tanpa kabar. Ketika kembali, ia mengatakan baru saja melakukan sebuah perjalanan menenangkan diri. Aku sempat merasa kebingungan, apakah untuk menenangkan diri perlu dilakukan sebuah upaya "melarikan diri" sejenak dari kesibukan harian?
Aku tidak akan mendapatkan jawabannya tanpa mengalaminya sendiri. Pada saat hari di mana aku merasa lelah, aku pergi keluar dengan alasan mencari angin. Aku sebenarnya tidak tahu ke mana tujuanku saat itu. Aku hanya terus bergerak ke mana langkah ini akan membawaku. Tanpa aku sadari yang kulakukan hanyalah memutari lingkungan tempat tinggalku. Rupanya aku benar-benar hanya membutuhkan angin segar untuk menenangkan pikiran.
Saat itulah aku mulai memahami alasan temanku "melarikan diri" untuk menenangkan diri dari masalah yang ada. Ia membutuhkan udara segar. Ia membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, aku memberinya ruang untuk menghindar sejenak dari masalah yang ada. Aku pun melakukan hal yang sama tatkala suatu masalah datang menghampiri. Aku ingin terus hidup. Aku ingin terus menjalani kehidupan di dunia ini. Aku hanya berlari sejenak untuk menjernihkan pikiran.
Kita semua boleh melarikan diri sejenak. Kita boleh melangkah keluar sejenak dari masalah yang ada. Tidak apa-apa jika memang ingin melarikan diri. Kita memang memerlukan waktu untuk tenang dan berpikir. Hingga pada akhirnya kita siap untuk menghadapi masalah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku (hampir) Menyerah ✔️ | END
Non-Fiction[SELF IMPROVEMENT] Jatuh-bangun dalam kehidupan itu hal yang biasa. Namanya juga hidup. Kita dituntut untuk berproses dan tumbuh dengan tidak baik-baik saja. Setiap orang tumbuh dewasa melalui prosesnya masing-masing. Ada kalanya proses tumbuh dewa...