Gadis dengan rambut diikat dua itu berjalan santai menarik koper doraemon kesayangannya sembari menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari keberadaan orang tua dan abang abang nya yang berjanji akan menjemput, namun daritadi mata bulat dengan bulu mata lentik itu belum melihat dimana keberadaan orang tua dan abang abang nya. Merasa sebal, gadis ini memutuskan untuk menelfon abang tertuanya.''Halo ci-''
''ABANG DIMANA IHH CIA UDAH NUNGGU LAMA TAU!''
''Heh! liat kebelakang makanya''
Gadis bernama Cia tadi menoleh kebelakang dan sudah mendapati bahwa ayah, bunda, beserta dua abangnya berdiri didepannya. Cia menggaruk pipi gembulnya merasa bingung padahal kan tadi tidak ada siapa siapa, namun setelah berdiam beberapa saat Cia langsung memekik gembira sembari memeluk bunda nya.
''Cia kangenn bundaaaaa''
Sang bunda, Danice turut memeluk putrinya juga dengan erat. Melepas rindu karena sudah lama tidak merasakan pelukan putri kecilnya.
''EKHEM'' deheman dari ketiga pria tersebut menyadarkan Cia dan bunda nya lalu melepaskan pelukan.
"Ohh jadi kangen sama bunda aja nih? gak kangen sama ayah?" pria yang menyebut dirinya "ayah" itu membentang kedua tangannya memberi kode agar ia juga mau dipeluk. Cia dengan semangat memeluk ayahnya dengan erat
"Cia juga kangen ayah! soalnya ayah kasih uang jajan ke Cia banyak bangeetttt!"
tak
"BUNDA ABANG TUHHHH" Cia melepaskan pelukannya dan berteriak mengadu karena abang nya, Bara William menjitak pelan kepalanya karena merasa gemas. Apa adiknya ini cuma kangen sama duit jajan doang?
Danice hanya menggelengkan kepalanya merasa jengah, ia kira abang adik ini akan akur karena sudah terpisah selama 3 tahun lamanya namun ternyata dugaan ia salah. Baru saja bertemu sudah ribut saja.
"Utututu adek abang yang paling gemoy cini peyukkk" ucap abang yang satu nya, Arsenio Giblartar lalu memeluk adik kesayangannya dengan sangat erat
"Ihh abwang sssesakkk" Cia memberontak dengan keras lalu Arsen melepas pelukannya.Cia menatap kedua abang nya dengan kesal, Bara yang menyadari itu hanya terkekeh lalu menarik pelan rambut Cia dengan gemas.
"Udah udah, kangen-kangenan nya dilanjut dirumah aja. Kasian Cia pasti capek" ujar ayahnya, Gibran Algatraz
Setelah itu mereka memutuskan untuk kembali kerumah, tapi jangan lupakan tentang drama abang adik yang masih berlanjut. Bara dan Arsen tertawa terbahak-bahak setelah menjahili adik kesayangannya mereka, dan Cia? gadis itu sempat menangis lantaran kesal karena ulah kedua abang laknatnya.
***
Malam ini, tepat di kediaman keluarga Danice dan Gibran sedang rusuh karena membahas kepindahan sekolah untuk Cia, padahal hanya ada beberapa saja yang harus diurus tapi memang Bara dan Arsen tidak bisa diam daritadi. Mereka terus mengoceh memberitahu larangan-larangan selama disekolah.
"Cia satu kelas sama abang ya!" Gadis itu tersenyum sumringah, seharusnya ia masih kelas 10 tapi karena dulu masuk TK nya satu tahun lebih cepat jadi sekarang Cia sudah kelas 11 sama seperti kedua abang nya.
"Eleh eleh, gausah! dikelas abang banyak cowoknya, emang mau nanti digodain?" tanya Arsen
"Kalo cia digodain, cia bakal dikasih susu gak?" tanya Cia dengan tatapan polos
Bara menarik rambut Arsen dengan pelan, ucapan Arsen memang tidak bisa dijaga sedikit. Padahal sudah tau adiknya ini kelewat polos. Arsen hanya meringis sembari mengusap rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARGANTARA (On Going)
Teen Fiction"Barga harusnya jualan telur ceplok aja, soalnya telur ceplok bikinan barga enak!" "Danica Delicia Delwyn" gadis polos, cerewet dan ceroboh yang suka sekali dengan telur ceplok adalah satu satunya perempuan yang berani berkata demikian kepada "Barga...