Barga baru saja sampai ditempat kediamannya, setelah memarkirkan motor digarasi Barga langsung masuk kerumah, tumben sekali rumahnya terasa sepi pikirnya. Lalu ia berjalan menuju dapur dan mendapati ada wanita yang sedang sibuk memasak."Tumben pulang" ujar wanita itu tanpa menoleh ke arah Barga.
Barga mengehela nafasnya "Setiap hari kan pulang"
Wanita itu mematikan kompor dan menoleh kearah Barga, melihat penampilan putra semata wayangnya dari bawah sampai atas. Rambut berantakan, dasi tidak terpasang, dan baju yang dikeluarkan. Wanita itu berjalan mendekati Barga dengan tatapan melotot.
"Maksud mami tumben gak kelayapan dulu? biasa pas udah muncul kunang-kunang baru ada dirumah! Penampilan kamu juga nih, dekil!"
Benar, wanita itu adalah Nara mami Barga yang sedikit gaul serta cerewet. Tidak suka dengan orang yang cara berpakaiannya tidak rapi, tapi lihatlah putranya sendiri bahkan melakukan apa yang ia tidak suka. Penampilan Barga memang seperti preman sekolah tapi dia begitu bukan karena keluarga nya tidak harmonis, malah keluarganya adalah keluarga idaman untuk banyak orang. Tapi memang Barga ini benar-benar menjiplak papinya sewaktu masih muda.
"Dekil gini anak mami juga" Barga berjalan menuju kulkas, mengambil satu kaleng minuman lalu meminumnya hingga tetes terakhir hanya dengan beberapa tegukan saja. Aus banh?
Nara hanya menatap Barga dengan kesal, putranya ini sama sekali tidak takut dengan tatapan matanya. Malah berjalan santai dan meminum minuman dinginnya tanpa memperdulikan apapun. Persis seperti papinya!
"Dasar! sana ke kamar, mandi terus langsung makan siang. Habis itu mami mau curcol curcol sama kamu" Nara kembali ketempat dimana ia memasak tadi, menyiapkan lauk yang sudah matang untuk putranya makan.
Mendengar ucapan maminya, Barga bergegas menuju kamarnya. Menuruti perintah maminya yang menyuruh ia mandi lalu bersiap untuk makan siang. Sudah biasa sekali kalau maminya mengomel setiap kali Barga baru pulang, dan permasalahannya tentu saja tentang penampilan Barga yang menurut pandangan maminya terlihat dekil. Ada kalanya juga Nara akan mengomeli Barga karna sering pulang telat, dan Barga selalu beralasan kalau ia sebenarnya nongkrong dulu selepas pulang sekolah.
Setelah menyelesaikan mandinya, Barga bersiap untuk turun dan makan. Tidak mau berlama-lama karena pasti maminya sudah menunggunya.
Barga menuruni anak tangga satu persatu, lalu berjalan menuju meja makan. Maminya sudah menunggu rupanya. Ia mendudukkan dirinya ke kursi dan mengambil piring."Mau lauk apa, biar mami ambilkan"
"Semua"
Nara tersenyum mendengar perkataan putranya ini, jarang sekali dia hanya memakan satu lauk yang Nara masak. Apapun yang maminya masak pasti akan Barga makan semuanya. Idaman sekali kan? tampan, pintar, menghargai dan menyanyangi keluarganya.
Nara mengambilkan lauk yang sudah ia masak dan menaruh di piring putranya dengan telaten."Papi kemana?" Barga mulai memakan makanannya
"Papi keluar kota, ada kerjaan mendadak katanya. Jadi kamu harus temenin mami! Pulang sekolah langsung pulang jangan kelayapan kayak lalet" ujar Nara, ia juga memakan makanannya.
Barga hanya menganggukkan kepalanya "Berapa lama?"
"Satu minggu" Nara menatap wajah Barga yang sedang menyantap makanannya, putranya ini tampan tapi belum pernah Nara mendapati Barga membawa perempuan kerumah nya. Maksudnya pacar..?
"Kamu kapan punya pacar?" tanya Nara
Barga menatap maminya dengan tatapan datar, baginya itu adalah pertanyaan tidak penting untuk sekarang. Bahkan berniat mendekati perempuan saja tidak ada, ribet.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARGANTARA (On Going)
Teen Fiction"Barga harusnya jualan telur ceplok aja, soalnya telur ceplok bikinan barga enak!" "Danica Delicia Delwyn" gadis polos, cerewet dan ceroboh yang suka sekali dengan telur ceplok adalah satu satunya perempuan yang berani berkata demikian kepada "Barga...