6. BBQ

1K 91 11
                                    


Suasana di kediaman Danice dan Gibran pagi ini sedang sunyi, tidak seperti biasanya. Hal ini dikarenakan Bara dan Arsen masih terlelap dalam mimpi mereka, sedangkan Cia gadis itu sedang bermain pasir dengan anak tetangga. Tidak seperti gadis pada umumnya, Cia lebih suka bermain dengan anak kecil. Katanya kalau bermain dengan anak kecil itu tidak ada fake fake nya, entahlah apa yang ia maksud. Walaupun kalau bermain dengan anak kecil, Cia selalu beradu mulut tentang hal-hal yang tidak penting.

"Cici pasirnya jangan di toel toel!"

"Ih kak Cia blisik! Kakak juga toel toel pasil cici!"

"Ish Cia gak toel toel pasir Cici kok!"

"Tadi Cici liat kakak toel toel pasil Cici!

Cia mengerucutkan bibirnya sebal, anak kecil disampingnya ini menyebalkan juga pikirnya. Padahal ia tak merasa me "noel" pasir anak itu! Cia pun beranjak dari duduknya lalu membawa tupperware milik bunda nya yang sudah terisi penuh oleh pasir.

"Cici nakal ah Cia mau pulang aja!"

Gadis dengan rambut diikat dua itu berjalan meninggalkan anak kecil yang ia panggil Cici tadi. Untung saja anak itu tidak menangis, kalau menangis karena Cia tinggalkan sudah pasti Cia juga ikut menangis. Pantas saja sering main pasir berdua, sama sama bocil!

Cia mengetuk pintu rumahnya, lalu berjalan memasuki rumah "BUNDAAA CIA PULAANGGG" teriaknya dengan lantang

"CIA JANGAN TERIAK!"

"BUNDAAA DIMANAA"

"DI DAPUR!" teriak Danice

Cia mengerutkan dahinya bingung, katanya jangan teriak tapi bundanya malah teriak juga. Cia berjalan gontai menuju dapur, lihatlah wajah gadis itu sudah dipenuhi pasir belum lagi rambutnya yang berantakan serta masih mengenakan piyama pororo.

"Bunda, ini tupperware bunda" Cia menyodorkan tupperware yang berisi pasir tadi ke bundanya

Danice yang baru selesai menyuci piring itupun menoleh kearah anaknya, lalu menerima tupperware itu "Loh kok berat? Isinya apa?"

"Pasir buat bunda!" Cia menggaruk pipi gembulnya yang terasa gatal karena ada pasir.

Danice terkekeh pelan, anak gadisnya ini benar-benar menggemaskan sekali. Entah lah menurun dari siapa, Danice pun tak tau. Soalnya ketika masih muda Danice tak sepolos itu, lumayan bobrok.

"Bi nanti kalau makanannya udah mateng tolong langsung siapin ya dimeja makan, tupperware ini biarin aja dulu disini ya" Danice meletakkan tupperware yang berisi pasir tadi di meja dapur

"Baik nya" jawab Bi Hana yang sedang sibuk dengan masakannya

"Bibi masak apa?" tanya Cia

"Ini non masak kerang saos tiram"

Cia hanya menganggukkan kepalanya mengerti "Bunda peluk"

Danice tersenyum lalu mendekat kearah Cia, mengusap pipi gembul putrinya yang dipenuhi oleh pasir "Mandi dulu, pasir semua ni pipi Cia"

"Males mandi! Mau peluk bunda" rengek Cia

"Gak ada peluk-pelukan kalau belum mandi! Sana mandi dulu, sekalian bangunin abang Arsen sama abang Bara" 

Cia mengerucutkan bibirnya "Tapi habis mandi peluk ya bunda!"

"Iya sayang, sana mandi dulu"

Cia mengecup pipi Danice dengan cepat lalu berlari menuju kamarnya, sedangkan Danice hanya menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya itu. Lalu ia pun berjalan menuju kamar  untuk membangunkan suami tercinta nya.

BARGANTARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang