13.

11 3 2
                                    

Hari ini adalah hari dimana Nara melaksanakan pertunjukkan teaternya. Aku sudah bersiap dengan pakaian casual dengan look formalku. Ku dengar, aku, Janu, Rio, dan Meeta di. letakkan dalam satu bangku VVIP dimana disitulah angle terbaik untuk menonton pertunjukkan di panggung.

Kami berangkat dari kediaman masing masing dan memutuskan bertemu di gedung teater tempat acara tersebut. Seperti yang bisa diprediksi, aku adalah orang yang datang pertama dan duduk tepat di tengah bangku bangku gedung ini. Hanya butuh 15 menit para temanku sudah datang, kecuali Meeta.

"Meeta gak dateng?" tanyaku pada teman temanku.

"Tadi ketemu di depan, tapi katanya mau ke backstage dulu nyamperin Nara. Bentar lagi juga bakal nongol" ucap Rio.

Dan benar saja, Meeta muncul sesaat sebelum acara dimulai. Aku duduk manis di bangku ku menonton setiap adegan yang mereka tampilkan. Aku sangat mengagumi keseluruhan pementasan ini, mulai dari pemainnya, alur ceritanya, hingga properti yang mereka gunakan.

Aku terlalu menghayati penampilan ini sampai tidak terasa dua jam berlalu dengan sangat cepat. Adegan yang tersisa adalah adegan terakhir yang sangat kubenci.

"Gue keluar dulu ya, gerah" alasanku sambil berjalan cepat keluar gedung.

"Gerah ndasmu, AC segini kenceng dikata gerah" ujar Janu saat aku melintas di depannya.

Aku keluar gedung sampai pertunjukkan tersebut selesai, sekalian aku mengambil bucket bunga berwarna merah muda serta putih di mobilku untuk Nara.

Tepat beberapa menit setelah aku mengambil bunga di mobil, para penonton sudah keluar dari gedung pertanda acara sudah selesai. Aku masuk kembali ke dalam dan mendapati Nara dengan kostum yang masih melekat sedang bercengkrama dengan teman temanku. Aku ikut mendatanginya dan memberikan bucket bunga tersebut.

"You did a great job, Nar" ucapku dengan senyum tipis.

"Ekhem, ada yang mulai bucin, nih" lagi lagi suara Janu melayang di atas udara.

"Yang cinlok diem diem gak di ajak" sindirku balik saat melihat diam diam Janu bergandengan tangan dengan Meeta yang lalu cepat cepat mereka lepaskan setelah terciduk.

"Ya gusti gue lagi yang jomblo sendiri" celetuk Rio. Kami semua tertawa dengan perkataan putus asa Rio.

"Nara!" teriakan seorang perempuan memecahkan konsentrasi kami, ternyata itu salah satu teman teater Nara. "Foto bareng dulu yuk sama tim" ucap perempuan itu.

Nara mengiyakan ucapan temannya itu dan menyadari kakaknya sedang jatuh cinta pada pandangan pertama. Benar, Rio melongo memperhatikan teman Nara tersebut yang menurutnya sangat sangat memenuhi standarnya.

"Namanya Soya, kating gue di Psikologi, jomblo sejak lahir kok" ucap Nara sambil menepuk pundak Rio.

"Jadi? Triple date?" ucapku iseng.

🕊️

Kak Dimas

| Nar

buset, kak, tengah malem ngechat |
kenapa? |

| Besok free?

Free banget, kenapa? |

| Di kos?

. . . |
lo gak lagi mau mesumin gue kan? |

| Tidak.
| Besok saya jemput jam 12
| Lebih dari itu, denda 50 ribu permenit

LO NGAJAK JALAN ATAU NGERAMPOK, SIH???|

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HELIOPHILIA | Doyoung x Sejeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang