O5.

18 7 6
                                    

"Cie gamon" -Janu-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cie gamon" -Janu-

"Cie gak laku" -Adimas-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cie gak laku" -Adimas-

🕊️

Hari ini hari ke tujuh aku melakukan rapat kecil dengan kak Adimas. Benar benar kecil karena beliau selalu menungguku di depan gedung fakultas untung mendengar hasil kerjaku, setiap hari. Seperti hari ini, ia sudah berdiri dengan tas ransel yang menggantung di pundaknya.

"Nara!" sudah ku bilang, aku bahkan tidak bisa bernafas lega selama seminggu ini.

"Bentar, kak" ucapku yang sudah menjadi loyo.

"Hari ini gue gak bisa lama lama, ya, kak? Ada janji di luar" ucapku santai karena sudah akrab dengannya.

"Ya, yang penting setor dulu rundownmu" aku menghela nafas kasar dan menyerahkan kertas hasil print kepadanya.

"Oke, pulang sana, saya serahin ini ke Bumi Bersuara" ucapnya singkat tak seperti biasanya.

"Oke kak"

"Tunggu... GAK PERLU ROMBAK LAGI, KAK?!?!"

"Tidak, pulang sana, tidur siang" singkat kak Adimas lalu pergi meninggalkanku.

Aku berteriak histeris dalam batinku. Akhirnya aku mendapat istirahat sejenak sebelum sibuk mempersiapkan acara nantinya. Aku berjalan riang menuju motorku sampai dering ponselku mengusik.

"Halo? Iya kak Chan? Bawel ah, iyaa iyaa ini mau berangkat dari kampus"

Aku segera menyalakan motorku dan berangkat menuju rumah sakit. Hari ini adalah jadwal kontrolku di psikiater. Ya, aku adalah salah satu pasien kejiwaan, aku menderita bipolar sejak aku duduk di bangku SMP.

Aku langsung duduk di kursi tunggu begitu sampai di rumah sakit. Aku melihat sekitar seakan mencari sesuatu sambik menunggu namaku dipanggil untuk masuk ke dalam ruangan. Bukan tanpa alasan, hal ini seakan menjadi kebiasaanku, mencari seseorang dalam kerumunan antrian poli jiwa.

Sekitar satu tahun yang lalu, aku bertemu dengan gadis yang mirip sekali denganku, ia sepertinya baru pertama kali pergi kemari. Aku ingat betul wajahnya yang cerah, tetap tersenyum walau matanya tidak bisa berbohong bahwa ia sedang sakit. Aku selalu berharap bertemu gadis itu lagi, tatapan matanya seakan rapuh dan ingin ku genggam, ku jaga, walau baru mengenalnya.

HELIOPHILIA | Doyoung x Sejeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang