ONE

230 19 2
                                    


~ Pertemuan adalah takdir, dan setiap pertemuan membawa kita ke takdir-takdir yang lain ~

Happy reading

♪•'~•°^


Treasure high school adalah sekolah negri unggulan yang sudah meraih berbagai macam prestasi, mulai dari akademik, maupun non akademik. Tak jarang banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di sini. Dan hari ini, Treasure high school dibuka untuk masuknya para peserta didik baru.

Dan hari ini, para anggota OSIS terlihat sedang melaksanakan tugasnya sesuai dengan arahan dan mereka tersebar di seluruh penjuru sekolah.

"Eh, Hoon, lo liat Junkyu gak?" tanya pemuda berjas merah bertuliskan OSIS, kepada pemuda yang sedang membenarkan dasi miliknya. Dia Jake Basten-Anggota tim karya ilmiah.

"Enggak. Emang dia belum ke sini?" ujar seorang pemuda yang baru selesai membetulkan dasinya. Dia Sunghoon Adijaya-Anggota tim vidiografi.

Cowok itu baru sampai keruang registrasi, karena ia ditugaskan oleh ketua dari tim vidiografi untuk memfoto kegiatan di lapangan sekolah. Katanya, sih, mau dibikinin video dokumentasi.

"Belom, tuh. Entah kemana dia sekarang," jawab Jake sembari menata kertas yang akan diberikan pada siswa baru.

"Nggak biasanya dia jam segini belum datang. Apa pekerjaan kalian masih banyak?" Sunghoon melihat kertas yang sudah ditata rapi oleh Jake di sudut meja.

"Udah selesai, tinggal nunggu para peserta didik baru buat registrasi pendaftaran ulang," ujar Jake beralih mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia.

Sunghoon mengangguk. "Syukur deh kalo gitu. Gimana kalo gue bantu lo sampe Junkyu datang, mumpung nganggur, nih, gue."

"Gitu dong. Nanti biar Junkyu yang traktir lo bakso mang Ujang," sahut Jake seraya memukul meja.

"Bagus tuh. Sekalian es teh manisnya," timpal Sunghoon dengan tertawa.

"Bisa diaturlah."

••

Sedangkan di salah satu rumah bertingkat di tengah kota, terdapat seorang pemuda berseragam lengkap terlihat menggedor pintu kamar yang tertutup.

"Dor... dor...dor..... Dek!! Bangun lo!!!" serunya di depan kamar itu, sembari membuka pintu.

"Adekk!!! Bangun lo!!! Abang telat nih," serunya pada pemuda yang asik bergelut dengan selimutnya. Dia Junkyu Putra Atmaja, yang sedang marah-marah di kamar sang adik.

"Heumm."

"Woy dek, bangun gak lo! Lo mau gue hukum kalo sampe telat, woy murid baru!" titah Junkyu, seraya memukul sang adik dengan bantal yang terjatuh.

Cowok itu kesal lantaran semalam sang adik merengek minta berangkat bersama ke sekolah, saat ia setuju malah adiknya yang tidak mau bangun pagi, padahal ia sudah sempat bilang kalau ia ada tugas dan diwajibkan berangkat lebih pagi.

"Iya bang, adek bangun," gumamnya seraya mengucek mata.

"Mandi, gih. Gue berangkat dulu, nanti lo dianterin pak Mamat, gue udah bilang sama pak Mamat buat anterin lo sekolah, gue berangkat dulu. Jangan lupa sarapan lo," suruh Junkyu pada sang adik yang masih mencoba bangkit dari tidurnya.

Saat terdengar bunyi pintu tertutup, cowok itu baru sadar bahwa dia harus pergi ke sekolah. Lantas ia pun langsung bangun dari tidurnya dan pergi mandi.

"Segarnya. Masih jam 6.15 ternyata, oke gue sarapan dulu, deh." Dia adalah Doyoung Putra Atmaja-si bungsu dari keluarga Atmaja.

Doyoung sudah sampai di meja makannya, ia mengambil roti yang berada di atas meja kemudian memakannya.

Treasure High School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang