O2 : days out

395 56 7
                                    

warning : 2,2k words.



***

Hari Sabtu itu hari yang paling ditunggu – tunggu sama Harsya. Soalnya setiap hari Sabtu, keluarga mereka netapin boys day out. Jadi papiji bakal ngajak Harsya ke berbagai tempat menarik dan Sabtu ini adalah gongnya karena papiji berniat buat ngajak Harsya ke tempat nongkrongnya dulu jaman SMA.

Sebagai anak laki – laki satu -satunya di keluarga kecil ini, Harsya beneran penasaran banget sama kehidupan papinya jaman SMA. Bagi dia, papi itu keren banget karena bisa punya pasangan yang cantik dan baik banget kayak mami. Cita – cita Harsya itu pengen kayak papinya, biar punya istri, anak, dan pekerjaan yang baik. Cuma papi gatau aja kalau anaknya se-ngefans itu sama dia. Kalau tau pasti makin besar kepala.

Selain Harsya sama papi yang sibuk dari pagi buat siap – siap pergi berdua, ada juga Sienna sama mami Isel yang dari pagi udah siap pakai outfit buat olahraga. Yup, mereka juga mau bikin girls day out. Bedanya kalau papi sama Harsya itu jalan – jalan mengexplore hal baru atau nostalgia jaman mudanya papi, kalau Sienna sama mami itu fokus memperindah diri sendiri.

Destinasi girls day out ala Sienna sama mami enggak jauh dari salon, spa, pilates, yoga, facial, dan sejenisnya. Mereka enggak ke gym kalau enggak ada papi atau Harsya, ini ultimatum dari papi sih sebenernya. Papi tuh takut istri sama anak gadisnya digodain sama orang lain di gym. Gimana ya, mereka berdua ini bener – bener definisi cewe yang cantik dan indah banget, semua juga pasti ngelirik dan berniat memiliki. Makanya papi strict banget sama para perempuan di keluarganya.

Sarapan pagi itu berjalan dengan lancar tanpa ada teriakan dari Isel ataupun gerutuan dari si bungsu. Tanpa menunggu lama, mereka segera menuju garasi dan memilih kendaraan yang akan mereka kendarai hari ini.

"Sayang, kamu jadi pilates dimana?" Aji menghampiri sang istri yang sibuk mengatur kursinya, membiarkan pintu di sebelahnya terbuka lebar.

"Di tempat biasa aja kayaknya. Aku sih reservasinya disitu. Kenapa?"

"Cewek kan gurunya?"

Isel melirik singkat Aji sambil mengenakan kacamatanya, "Hm.. ya aku enggak tau sih, bebaslah nanti siapa aja gurunya. Cuma pilates ini."

"Sayang.... Gurukan cewenya?"

"Hah? Papi ngomong apa sih?" Sienna menatap papinya dengan heran.

"Kebalik pih, gagal keren kan tuh posesifnya." Harsya menepuk pundak papinya, "Kunci mobilnya sini, aku aja yang nyalain mobilnya. Papi kelamaan."

Isel tertawa singkat kemudian kecup singkat bibir suaminya, "Iya, cewe kok. Tempat pilatesku kan emang semua karyawannya cewe, enggak ada cowo sama sekali. Udah ah, aku pergi ya. Udah mau telat. Harsya jangan berantem sama papi ya hari ini. Papi juga jagain anaknya yang bener."


***

Harsya enggak pernah nyangka kalau tongkrongan papinya itu sebagus ini. Ekspektasi Harsya soal tongkrongan itu yang kayak warung kecil atau cuma tempat terpencil yang punya parkiran agak besar buat naruh beberapa motor. Tapi ini tongkrongan papi bentuknya rumah yang ada kolam renangnya udah gitu punya halaman depan yang luas banget ditambah garasi yang bisa nampung sampai delapan mobil.

"Ini beneran tempat papi nongkrong jaman SMA?"

Aji yang sedang sibuk memarkirkan mobilnya pun tertawa pelan mendengar pertanyaan polos dari anaknya, "Dulu cuma rumah kosong doang, terus ya akhirnya dikembangin jadi sebagus ini. Kenapa emangnya?"

keluarga pinusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang