O1 : pagi hari

450 63 0
                                    

Seperti suasana di pagi hari pada rumah lainnya, suasana pagi di rumah keluarga Papiji ini juga sama ributnya. Sang ibu sudah terlihat sibuk di dapur, sibuk memasak sambil membaca laporan bisnisnya di ipad yang ia letakkan di meja dapur. Sang anak pertama juga sibuk menata rambutnya di kamar, ia sudah bangun sejak jam 3 pagi.

Perbedaan jelas terlihat pada dua laki – laki penghuni rumah itu. Papiji alias si kepala rumah tangga terlihat masih tertidur di dalam kamarnya, atau lebih tepatnya ia ketiduran setelah mandi karena handuk masih melilit dipinggangnya.

Lalu si anak bontot, nampaknya berusaha memancing kemarahan sang ibu lantaran ia masih tidur begitu pulas dengan kepala yang menggantung di pinggir ranjang dan kaki yang terangkat di kepala ranjang.

"Ada yang bisa aku bantu gak mam?" Sienna menghampiri Isel yang sedang mengambil nasi dari dalam rice cooker.

"Tolong bangunin adikmu, kak. Dia pasti lupa kalau hari ini kita harus dateng ke akad nikahnya om Juan."

"Loh papi enggak usah dibangunin?"

Isel menaruh beberapa mangkok kecil yang terisi penuh oleh nasi ke atas meja makan. "Papi udah mami bangunin kok tadi, paling dia sibuk milih dasi di kamar."

"Oke deh, aku bangunin adek dulu."

"Hm."

Sienna segera melangkahkan kaki menuju lantai dua, tempat kamar tidur miliknya dan Harsya berada. Tanpa perlu mengetuk, Sienna langsung membuka pintu kamar Harsya. Dari pintu saja Sienna bisa melihat adiknya masih tertidur pulas.

Harsya itu susah tidur, tapi sekalinya tidur dia bakalan susah bangun. Dia cuma akan bangun dengan cepat kalau sudah mendengar suara papinya berhitung atau suara teriakan mami.

"Dek bangun," Harsya bergeming.

"Harsyaaaa..." Sienna menepuk bahu Harsya.

"Hm."

"BANGUUUUNNNN." Sienna berteriak di samping telinga Harsya sambil mengguncangkan tubuhnya. Namun, Harsya tetap bergeming.

Sienna menghela napasnya, membangunkan Harsya memang tidak pernah mudah. Ia kemudian melirik ke arah nakas, ada handphone milik Harsya yang layarnya menyala. Sepertinya baru ada notifikasi yang masuk.

[20 missed calls]

[52 unread message]

Ayuna : aku engga mengira kamu sekebo ini

Ayuna : kamu loh semalem yang maksa minta dibangunin

Ayuna : KAMU BENERAN BELUM BANGUN?

Ayuna : harsyaaaaaa ☹☹

Ayuna : ini keburu aku dipinang sama yang lain deh, kamu gak bangun bangun

Sienna menjatuhkan rahangnya dengan dramatis. Ia menatap Harsya dengan raut tidak percaya. Ia merasa dikhiatnati, padahal mereka sudah berjanji akan mulai berpacaran ketika keduanya sudah menginjak umur 17 tahun.

Sienna ingin sekali memarahi adiknya itu, namun ada yang lebih penting sekarang. Harsya harus bangun sebelum maminya yang turun tangan. Bisa gempar kalau sampai mami ngamuk di hari special ini. Ia menundukkan tubuhnya, berbisik di samping telinga Harsya.

"Sya, Ayuna jadian sama Darren."

"HAH?!" Harsya terduduk sambil menoleh horror kearah sang kakak, "BOONG???!"

Sienna mengangkat salah satu alisnya, "Boong apanya?"

"Apa?" Harsya mengerjapkan matanya, menatap bingung ke arah Sienna yang juga memasang ekspresi bingung.

keluarga pinusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang