O6 : Hari Guru

179 27 2
                                    

Organisasi sekolah sudah bukan hal yang diragukan lagi kualitasnya. Walaupun sering disebut sebagai babu abadi sekolah, orang – orang yang berada di dalam organisasi itu tidak jarang memiliki kualitas yang luar biasa dalam menjalankannya.

"Oke berarti semua divisi udah siap ya untuk acara besok?"

"Udah kak, tinggal perkap aja lagi sibuk ngurus panggung sama dekor masih sibuk nempelin hiasan kelas," ucap Sienna sambil membaca catatannya kembali.

"Terus urusan dana gimana? Masih ada problem dari sponsor gak?" Jenan kini beralih pada Ais yang masih sibuk mengetik di handphonenya.

"Aman," Ais memperlihatkan layar handphone nya kepada Jenan, "Ini sponsor terakhir udah transfer kok, terus beberapa produk minuman juga udah dikirim kesini."

Jenan menganggukkan kepala, "Oke, berarti aman." Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke salah satu anak OSIS yang mengangkat tangannya, "Kenapa Rev?"

"Narasumber baru aja confirm kalau dia minta jamnya dia dimundurin karena dia ada photoshoot dulu paginya. Cuma di siang itu udah full persembahan buat guru sama ada beberapa kegiatan yang melibatkan guru. Gue mau nuker waktunya, cuma pak Irham gak bales chat gue dari siang."

"Yaudah dituker aja Rev gapapa. Nanti biar guru – guru dikabarin lewat Sienna aja. Berarti acara harus ngerombak rundown ya?"

"Hooh, ngerombak dikit doang sih, cuma anak gue udah gue sebar buat bantuin divisi yang lain sekalian mastiin udah sesuai konsep acaranya."

"Aku yang bantu aja sini," Sienna mengajukan diri, "Mumpung urusan sekertaris udah selesai dan biar sekalian aku ngehubungin guru – gurunya."

"Gapapa emangnya na?"

"Gapapa kok. Lagian kan kak Jenan masih harus ngecek semua divisi, Ais sama kak Pasya juga masih sibuk kan."

"Yaudah kalau gitu, sini Na bantuin gue ngurus rundown."

Sienna segera berpindah duduk, yang tadinya di sebelah kanan Jenan menjadi di samping Revo. Maka sore itu rapat terakhir acara Hari Guru dituntaskan. Semua anggota yang ada di dalam ruang OSIS segera berpencar menuju divisinya masing – masing dan menyelesaikan tugas divisi mereka yang belum selesai. Beberapa juga bergabung dengan divisi lain untuk membantu dan menyumbangkan tenaga mereka.

Sejauh ini, persiapan berjalan dengan lancar. Walaupun hari sudah mulai gelap dan sekolah semakin sepi, namun semangat dari panitia masih menggelora. Persiapan acara yang sudah 80% itu sejauh ini memuaskan dan sesuai dengan ekspektasi peserta.

***

Tuk tuk

"Tes satu... dua... tiga... nyala kan ini micnya?"

"Oke buat semua panitia, bisa kumpul di depan panggung dulu ya. Gue mau mulai briefingnya sepuluh menit lagi."

Suara Jenan yang terdengar menjadi alarm untuk seluruh panitia. Ternyata sudah semalam ini dan mereka masih berada di sekolah untuk mengurus acara besok.

Sienna memperhatikan teman – teman satu kepanitiaannya. Kebanyakan dari mereka mulai menunjukkan wajah yang lelah dan mengantuk. Tidak sedikit dari mereka yang menguap lebar. Namun, semangat mereka tidak luntur.

Sienna kemudian bergabung dengan panitia yang lain untuk duduk di depan panggung. Memperhatikan Jenan yang ada di atas panggung dengan memegang mic di tangan kanannya dan peluh yang mengalir dari dahinya.

"Malam semuanyaa.." sapa Jenan pada anggotanya yang sudah berkumpul di depan panggung.

"Malam kaak/Jenan.."

keluarga pinusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang