RUBY || 30

456 27 2
                                    


Welcome to Mobile Legends

Five seconds till the enemy reaches the battlefield, Smash them!

All troops deployed

Terdengar suara game dari handphone kelima inti Growen, kecuali Nollan yang sedang asik chattan bersama para pacar nya.

"Ruby kemana sih udah 3 hari ngga masuk" sela Feli.

"Bentar lagi udah mau ujian besti"

First Blood!

"Si Runy ditanya pake ngga tau segala, enjoy bet hidup dia ngegatelin Sagara mulu" cibir Feli.

"Ini kalau Ruby tau pasti si Runy udah didepak dari kelas ini" lanjutnya.

"Feli, bisa diem ngga sih? Ica lagi fokus nih" rengek Ica.

"Mending lo buka cafe beneran aja deh daripada main gituan, fokus fokus lo tu cuma nge klik duit nya doang ogeb" kesal Feli.

"Apa kita ke apart nya aja?" Mauren memberi usulan.

"Tiap hari Sagara ke rumah sama apart nya tuh orang ngga ada Mauren"

"Mungkin aja karna Sagara maka nya dia ngga mau bukain pintu nya" ucap Mauren.

Monster Kill!

"Nah bisa jadi Ruby ngga mau ketemu sama Sagara jadi dia ngga ngerespon apa - apa" sambar Ica sambil meminum susu kotak nya.

"Tumbuh tuh ke atas bukan ke samping" sela Caesar.

Legendary!

"Ashadu..." pancing Yusuf.

"Ash,- ogeb! Jangan sampai gue mualaf ya!" kesal Caesar.

You have been slain

"Asu dikit lagi Savage"

"Tapi mau sama Ica? Ya harus lah" ucap Yusuf.

"Ya tapi ngga gitu juga! Jodoh ngga akan kemana" ujar nya.

"Tumben bijak" ucap Nollan yang mendengarkan.

"Kemaren gue ketemu cecan, cantik bet woii mulussss" Caesar pun mulai menggibah.

"Jadi Ica ngga cantik ya?" tanya Ica sendiri.

"Eh ngga gitu C--a YAH KAMPRET MENINGGOY LAGI GUE" teriak Caesar dengan kesal.

"Kalau kata gue nih ya, Sagara pelet nya kurang kencang" ucap Feli lalu mereka semua melihat ke arah Sagara yang sedang bermain mobile legend.

Yang ditatap pun menatap mereka balik, lalu mereka pun refleks pura - pura tidak melihat kearah Sagara.

"Tatapan nya ngeri banget, Ica takut" ucap Ica berbisik.

"Coba ada pawang nya disini pasti tuh mata kenak colok" ujar Feli.

"Dimana kita harus nyari Ruby?" tanya Maureen.

"Markas Crown? Atau markas kita ngga sih"

"Kalau pun Ruby di markas kita pasti orang markas ngasih tau ke kita, ini ngga ada sama sekali orang markas ngabarin ke kita"

"Apa di markas Crown? Tapi ngga mungkin sih soalnya lagi direnovasi" tanya Maureen dan menjawab dengan sendiri nya.

Di lain tempat, tepat nya di rumah sakit.

"Anak ayah belum sadar Fan?" tanya sang pemilik rumah sakit atau yang disebut orangtua nya Arfan dokter dari Ruby.

"Belum yah, kondisi nya benar - benar kritis" jawab Arfan.

"Untungnya kemarin bunda iseng main ke apart nya Ruby, kalau ngga mungkin sekarang kita udah berdiri di depan tanah" ucap ayah nya yang bernama Axzan.

Arfan pun mengangguk sambil mengelus pelan tangan Ruby yang bebas dari infus.

"Bunda sebentar lagi datang, habis itu kamu langsung periksa pasien yang lain. Hari ini ada operasi juga kan?" tanya Axzan.

"Iya yah, nanti setelah bunda nyampe sini Arfan keluar"

"Yaudah ayah duluan ya, mau rapat" ucap nya lalu mencium kening Ruby dan mengelus pelan kepala Arfan.

**

"Bundaaaaaa!" teriak Alan dari teras rumah nya.

"Ono opo toh?" tanya satpam mendengar anak majikan nya berteriak.

"Bunda manaa om satpam"

"Nyonya di dalam atuh den"

"BUNDAAAAAA ALAN MANGGIL NIH" teriaknya lagi.

"Jangan teriak - teriak ini bukan hutan. Bunda dengar kalau kamu manggil"

Alan pun menekuk wajah nya makin dalam dengan bibir yang melengkung pertanda ingin menangis.

"Kamu kenapa sih?" tanya Maudy.

"Adek mau manggaaa huaaaa" ucap nya dengan tangis.

"Yaampun kan tinggal ambil di pohon, bisa minta tolong juga sama om satpam nya" ucap Maudy menghapus tangis putra bungsu nya.

"Tt--apii hiks hiks jadi kangen kak Aulia ngambil mangga nya huhu"

"Trus kamu mau nya apa?"

"Mau nya kak Aulia yang manjat hiks"

"Jangan - jangan! Kamu tega apa masa perempuan disuruh manjat, harusnya kamu tuh yang manjat"

"Pokoknya mau kak Aulia!"

"Sama kak Runy aja den. Beliau kan mirip tu sama kak Aulia nya" usul om satpam kesayangan Alan.

"Gamauuu mau nya kak Auliaaa" rengek nya. "Gajadi deh, mau nya Runy aja!" ucapnya kemudian dengan senyum licik nya.

"Kakak Alan" peringat Maudy.

"Iya! Bunda panggil kak Runy nyaa, Alan udah ngga sabar banget" ucapnya.

Maudy pun menggelengkan kepala heran. Bisa - bisa nya satpam nya menyarankan Runy yang emang mirip sama Ruby. Lalu ia pun masuk kedalam berniat untuk menelfon Runy.

Setelah beberapa menit muncul lah Runy yang menggunakan sarung tangan, kaos kaki panjang dan sepatu, serta topi.

"Kamu kenapa berpakaian seperti itu?" tanya Alan dengan memandang aneh orang di depan nya ini.

"Tapi kamu mau aku manjat pohon mangga?" tanya nya bingung.

'Yaiyasih tapi ngga gitu juga pakaian nya, apaan pakai sarung tangan sama kaos kaki segala' cibir nya dalam hati.

"Loh Runy udah datang, kirain tadi ngga secepat ini datang nya" ucapnya yang mendekat membawa minuman, makanan ringan serta piring dan pisau.

"Iya tadi buru - buru kesini soalnya kangen sama Alan hehe" ujarnya dengan mata jelalatan mencari keberadaan seseorang. "Sagara nya mana tan?" tanya nya.

"Belum pulang, paling lagi main" jawab Maudy. "Ini di minum dulu" tawar nya.

"Ayok kak Runy manjat tuh disana" tunjuk Alan kearah pohon mangga yang sudah diletakkan tangga oleh om satpam nya.

"Tapi jangan sampai jatuh ya? Soalnya ngga ada yang nangkap. Kalau masih hidup sih gapapa, tapi kalau ntar meninggal kakak malah jadi hantu pohon mangga dirumah Alan ini!" ucapnya dengan polos.

"Alan" tegur Maudy menatap putranya penuh peringatan.

"Maaf bun, mulut Alan suka khilaf" ujarnya kemudian menutup mulut nya dengan tangan.

"Hati - hati Run naik nya" ucap Maudy.

"Yang kiri kak, bukannnn geser - geser" tunjuk Alan sambil merekam Runy manjat.

Maudy pun menggelengkan kepala melihat kelakuan Alan.

**
Lanjut ga nihh?

RUBY (Dunia Sagara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang