chapter 14

497 33 3
                                    

"Tapi berjanjilah, setelah aku menceritakannya kamu harus menjauhinya." Setelah serangkaian kata yang keluar dari mulut Sasuke, Sakura tidak berani mengutarakan satu kata apapun lagi padanya selain mengangguk tanda menyetujui permintaan Sasuke.

Sebenarnya Sakura merasa sedikit takut melihat perubahan raut wajah Sasuke yang berubah drastis. Entah apa yang sebenarnya terjadi antara dua pria yang Sakura kenal baik ini.

"Kamu tau Karin?" Bahkan lantunan suara yang Sasuke katakan amat terdengar datar. Sakura hanya mampu menganggukan kepalanya untuk kesekian kalinya.

Nampak tangan Sasuke lebih mengeratkan genggaman setirnya dari sebelumnya bahkan kuku jarinya terlihat putih saking kencangnya genggam itu. "Si brengsek itu merebutnya dari ku" Kali ini Sakura sepenuhnya terdiam ia kaku matanya sedikit terbuka lebar tatkala mendengar penuturan Sasuke perihal pria yang selama ini ia kenal sebagai pria yang baik.

Satu kedipan mata Sasuke mampu merubah raut wajahnya dari yang datar dan tatapan tajam menjadi lebih tenang dengan tatapan yang lebih melemah. "Sakura, kamu sudah janji untuk tidak berhubungan dengannya jadi lakukan itu."

"Iyaa." Suara Sakura terdengar lebih mengecil mungkin masih terkejut dengan fakta yang baru ia ketahui.

"Dan jangan meninggalkan ku." Satu kalimat yang bahkan tidak pernah Sakura pikirkan akan keluar dari mulut Sasuke kini berhasil membuatnya tidak bisa berkata-kata. Satu kalimat yang membuat perut Sakura merasakan segerombolan kupu-kupu tengah terbang dan memenuhi perutnya. Satu kalimat yang berhasil memenuhi isi kepalanya sekarang.

Sakura tak mampu menjawab satu kalimat yang Sasuke lontarkan, ia nampak sibuk dengan isi pikirannya sekarang. Semburat merah di wajah Sakura tidak lepas dari penglihatan Sasuke, ia sadar apa yang dirasakan gadisnya ini.

________

Sakura sudah merasa asing saking ia terlalu sering meninggalkan kantornya ini. Kini Sakura bisa melanjutkan apa yang seharusnya ia lakukan sebagai seorang pemilik perusahaan. Ia bekerja, membaca dan menanda tangani setiap berkas yang tertumpuk di atas mejanya seperti hari-hari biasanya.

Pintu ruangannya terlihat dibuka tanpa adanya ketukan pintu terlebih dulu yang sudah Sakura hafal pelakunya adalah sahabat karibnya Ino.

"Kenapa?" Sakura tidak mengalihkan pandangannya dari satu berkas terakhir yang sedang ia baca dengan serius dan berakhir menutupnya setelah menanda tangani berkas tersebut.

"Keluar cari makan siang gimana?" Tanya Ino setelahnya.

"Oke, kamu yang bawa mobil" Sakura berdiri sambil merapikan pakaiannya dan melenggang pergi diikuti Ino yang memulai topik pembicaraan yang tidak akan selesai sampai ia kembali lagi ke kantor keluarga Haruno tersebut.

Ino itu sangat pandai berbicara dan mencairkan suasana, ia juga sangat pandai mencari topik pembicaraan itu sebabnya Sakura menjadi seperti Ino ketika sedang bersama Sasuke. Segala hal mampu Ino bicarakan pada sahabatnya begitu pula dengan Sakura yang tidak melewatkan untuk menceritakan satu kisah hidupnya pada sahabat pirangnya ini.

"Ino, menurut mu jika laki-laki mengatakan ia tidak ingin ditinggal, itu maksudnya apa?" Tanya Sakura mengingat kejadian kemarin bersama Sasuke.

"Wow, si Uchiha mengatakan itu?" Tanpa Sakura menyebutkan namanya Ino sudah lebih dulu tau si pelakunya.

Sakura hanya bergumam mengiyakan pertanyaan Ino.

"Sepertinya dia tulus pada mu." Perbincangan mereka kali ini terdengar serius. 

Topik pembicaraan mereka berlanjut di tempat makan masih dengan Sasuke yang menjadi topik utama yang mereka bicarakan. Tentang menduga makna yang Sasuke sematkan pada satu kalimat yang masih Sakura ingat jelas bagaimana nada suara Sasuke kala ia mengatakan sebaris kalimat itu, tentang Sasori yang menjadi si brengsek dalam kisah hidup Sasuke dan Karin yang turut menyumbang kisah bahagia Sasuke.

Cinta Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang